Kamis, 21 Oktober 2010

Merawat Gigi Susu

Gigi susu pada anak sama pentingnya dengan gigi permanen pada orang dewasa. Gigi susu membantu anak untuk mengunyah makanan, berbicara, dan berbagai fungsi lainnya. Jika rusak, fungsi gigi susu tidak akan optimal. Dengan melakukan perawatan gigi susu pada anak maka terjadinya kerusakan gigi secara dini dapat dikurangi.



Umumnya pertumbuhan gigi susu muncul sewaktu bayi berusia 6 sampai 24 bulan. Jumlah gigi susu ini sebanyak 20 buah, yaitu 8 buah gigi seri, 4 gigi taring, dan 8 buah gigi geraham. Jumlah gigi antara rahang atas dengan rahang bawah adalah sama. Umumnya, gigi seri bagian bawah yang pertama kali muncul pada anak.

Saat mengalami pertumbuhan gigi, biasanya anak merasa tidak nyaman dan agak rewel. Berikan mainan bayi yang aman untuk digigit. Atau gunakan handuk bersih yang dingin untuk digigit.

Gigi susu berukuran lebih kecil dan memiliki jarak yang lebih renggang dibandingkan gigi orang dewasa (gigi tetap), sehingga gigi permanen dapat menempati rahang dengan ‘pas’. Selain mengunyah makanan, gigi susu juga berfungsi untuk membantu anak berbicara dan mempersiapkan tempat bagi gigi permanen.


STRUKTUR GIGI
Berikut merupakan lapisan gigi dari luar ke dalam.

  • Enamel; merupakan lapisan terkeras, berwarna putih, berada di bagian luar gigi yang membentuk mahkota gigi.
  • Dentin; yaitu lapisan gigi yang berada dibawah enamel. Dentin berwarna lebih kekuningan dan lebih lunak, sehingga lebih rentan rusak karena berlubang.
  • Pulpa; merupakan jaringan lunak yang berada pada pusat gigi. Terbentuk dari pembuluh darah dan jaringan syaraf.

PENTINGNYA PERAWATAN GIGI SUSU
Perawatan gigi susu penting agar bayi maupun anak dapat mengolah makanan dengan baik. Selain itu, gigi susu juga dapat mempengaruhi pertumbuhan rahang, memberikan bentuk dan rupa wajah. Peranan gigi susu juga penting dalam membantu anak berbicara, dan yang paling penting sebagai ‘penunjuk jalan’ bagi gigi tetap.

Gigi susu yang tidak terawat dan menyebabkan pembusukan maupunpun lubang sehingga dapat menyebabkan rasa sakit pada anak, infeksi, bahkan malnutrisi. Selain itu, gigi susu yang rusak juga bisa menyebabkan anak memiliki berat badan rendah dan kehilangan gigi sebelum waktunya sehingga berpengaruh pada perkembangan rahang tempat gigi permanen.

Selain itu, permasalahan mulut pada bayi dan anak-anak seperti perdarahan gusi dan gigi berlubang (cavities), yang dapat mneyebabkan peningkatan terjadinya permasalahan ini pada gigi permanen.


Rawat gigi susu, yuk
Merawat gigi anak atau bayi lebih baik dimulai sejak dini. Bahkan sebelum gigi bayi mulai tumbuh. Anda dapat membersihkan gusi bayi (sebelum gigi susu mulai tumbuh) menggunakan kain. Dengan lembut, bersihkan rahang atas dan bawah bayi. Pastikan gigi baru memperoleh perawatan terbaik

  • fingeMulai dengan membersihkan mulut anak, bahkan meskipun gigi belum tumbuh. bersihkan gusi sehabis makan dengan menggunakan handuk lembut yang hangat, atau dengan menggunakan kain kassa yang dililitkan pada jari tangan. Sikat gigi karet khusus bayi dapat juga dipergunakan untuk menghilangkan sisa-sisa makanan.
  • Ketika gigi mulai tumbuh, lakukan perawatan. Banyak orang uta yang berfikir bahwa gigi susu kurang penting untuk dirawat karena akan digantikan oleh gigi tetap. Namun, gigi pertama ini berfungsi untuk membentuk rahang dan menyediakan tempat untuk gigi tetap. Jika tidak dirawat, gigi susu akan berlubang, dapat menyebabkan infeksi gusi dan mempengaruhi letak gigi permanen.
  • Perhatikan adanya gigi berlubang (cavities) pada si kecil
  • Tanda awal bahwa gigi anak berlubang yaitu adanya perubahan warna pada gigi dan adanya lubang kecil. Membiarkan bayi tidur dengan botol susu (maupun jus) merupakan penyebab gigi berlubang. Jangan membiarkan buah hati anda dengan botol untuk waktu yang lama, terutama ketika botol telah kosong dan ia hanya menggunakan botol untuk kenyamanannya saja.
  • Berikan minum setelah makan. Umumnya makanan bayi mudah dibersihkan, cukup dengan memberikannya air minum. Namun, penting untuk mengenalkan sikat gigi (gunakan yang paling lembut) sedini mungkin sehingga bayi dapat terbiasa.
  • Gunakan pasta gigi yang tidak mengandung fluoride sebesar biji jagung sampai anak berusia sekitar 2 tahun. Tunggu sampai anak berusia sekitar 3 tahun hingga ia tidak menelan pasta gigi, sebelum anda memberikannya pasta gigi yang mengandung flouride.

    toothbrush with toothpaste on top

  • Atur fluoride yang masuk pada anak. Meskipun anak tidak menggunakan pasta gigi yang mengandung flour, anak membutuhkan cukup flouride untuk mencegah gigi berlubang dengan memberikan minum dari air tanah (yang sudah diolah).
  • Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi.
Bila gigi anak sudah mulai tumbuh, dapat dilakukan beberapa tips berikut:
  • Jadikan suasana menyikat gigi adalah suasana yang menyebabgkan. Anda dapat menggunakan sikat gigi dengan bentuk dan warna yang bermacam-macam. Selain itu, pilihlah sikat gigi yang kecil sesuai dengan bentuk mulut anak dan bulu sikat yang lembut.

    cutie toothbrush

  • Ingatkan anak untuk menyikat giginya setidaknya sehari dua kali. Temani dan ajarkan anak jika perlu.
  • Bantu anak untuk menggosok giginya sebelum tidur. Posisi yang paling mudah dalam membantu anak menyikat gigi adalah dengan berdiri di belakang atau di samping anak. Tangan orang tua melingkari leher anak. Pegang sikat gigi dengan posisi yang paling nyaman. Selesai menyikat gigi, jangan lupa untuk memberikan apresiasi pada anak dengan cara memujinya.

    brushing ur kid's teeth

  • Batasi makanan dan minuman ringan, terutama yang manis seperti permen dan minuman bersoda.
  • Periksa kesehatan gigi secara berkala ke dokter gigi.
Perawatan gigi susu yang hanya membutuhkan waktu yang pendek, akan berpengaruh terhadap perkembangan gigi tetap di kemudian hari. Kebiasaan menjaga kebersihan mulut dan gigi, yang dimulai secara dini di rumah, dapat meningkatkan peluang sehat mulut pada kehidupan anak sampai dewasa. Perawatan gigi susu diperlukan bagi anak sejak dini agar gigi nampak rapi dan indah. Selain itu, untuk mencegah timbulnya permasalahan pada gigi permanen, seperti gigi yang berjejal, maupun gigi berlubang serta membiasakan anak untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut sejak dini. Anak-anak dapat tersenyum indah sampai ia dewasa kelak.

Hal-Hal Penting Untuk Bayi Baru Lahir

Merawat bayi memang tidak gampang. Di sini ada beberapa hal yang bisa dicermati orangtua berkaitan dengan upaya merawat bayi, agar proses tumbuh kembangnya berjalan optimal.

1. Taruh bayi di dada saat lahir
Menurut Dr. Hardiono Pusponegoro, Sp.A(K), bayi yang baru lahir sebaiknya segera ditaruh di dada ibu. “Jangan dimandikan dulu,” ujar dokter dari Klinik Anakku ini. Dalam video yang pernah dipresentasikan oleh konsultan laktasi, Dr. Utami Roesli, Sp.A(K), ICBLC, bayi akan mencari puting ibu sesaat setelah lahir dan diletakkan di dada. Pada waktu itu pula, bayi akan menyedot ASI meski ASI belum keluar. Isapan bayi ini justru akan merangsang produksi ASI. Bayi yang tidak menyedot ASI dalam 30 menit pertama setelah lahir, kapasitas menyusunya akan turun.

2. Tidak membuang ASI pertama yang keluar
Warna kuning yang keluar dari ASI pertama kali tidak boleh dibuang. ASI yang disebut kolostrum ini mengandung protein dan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang akan melindungi bayi, sehingga lebih kuat menghadapi penyakit.

3. Tidak ada ASI basi
“Tak seperti susu formula, ASI tidak pernah basi,” ujar Dr. Caroline Mulawi, Sp.A(K). Ibu yang karena sesuatu hal tidak bisa menyusui bayinya dalam beberapa waktu, tak perlu ragu untuk menyusui bayinya lagi. Kualitas ASI yang diberikan pada saat itu sama baiknya seperti yang keluar pertama kali.

4. Bayi yang diberi ASI lebih mudah lapar
Sifat ASI yang mudah dicerna membuat bayi lebih cepat lapar. Bayi yang mendapat ASI akan minum lebih sering sekitar 1-3 jam sekali. Bila berat badan bayi yang diberi ASI terus bertambah, menjadi pertanda bayi sudah cukup mendapat makanan. Jangan memberikan makanan padat sebelum waktunya, agar tak menimbulkan sumbatan pada usus yang bisa berakibat fatal. Sistem pencernaan bayi belum sempurna hingga ia berusia 4 bulan.

5. Tidak merebus ASI yang disimpan
Ibu yang bekerja dapat memeras ASI dan menyimpannya dalam botol steril. Setiap botol ASI itu hendaknya ditulis tanggal dan jam pemerasan. ASI yang disimpan dalam freezer bisa bertahan antara 2 minggu hingga 4 bulan. Pada suhu kamar ASI bertahan selama 4-8 jam, sedangkan dalam lemari pendingin bertahan sekitar 24-48 jam.

Pemberian ASI dilakukan dengan metode first in first out. ASI yang masuk lemari pendingin atau freezer terlebih dulu, itulah yang harus keluar lebih dulu. Saat hendak diberikan, ASI jangan dipanaskan dengan pemanas atau microwave karena zat yang terkandung dalam ASI bisa rusak. Untuk ASI yang berada dalam lemari pendingin, sebaiknya rendam botol dalam wadah berisi air hangat sampai ASI tidak terasa dingin lagi. Baru diberikan pada bayi. Sementara untuk ASI yang disimpan dalam freezer, hendaknya dipindahkan terlebih dulu ke lemari pendingin hingga mencair. Setelah itu baru dihangatkan dalam wadah berisi air hangat.

6. Bayi menangis
Menangis adalah cara bayi berkomunikasi dengan orang-orang di sekelilingnya. Bayi menangis tak melulu karena lapar. Bisa jadi karena popoknya basah akibat pipis atau buang air besar. Bisa juga karena posisi saat menyusu yang tidak benar, sehingga tidak memperoleh ASI dalam jumlah yang tepat.

Tangisan bayi, menurut Dr. Caroline dari RS Omni Medical Center, juga bisa menjadi pertanda ia sakit. Pada 2-3 bulan pertama misalnya, bayi sering menderita kolik atau sakit perut yang tidak diketahui penyebabnya. “Biasanya gejala itu berkurang setelah usia tiga bulan,” ujarnya. Bisa pula tangisan itu karena demam. Kalau itu yang terjadi, segera bawa bayi ke dokter.

Menangis pun dapat menjadi cara bayi menarik perhatian orang lain, terutama ibu dan ayahnya. Mungkin ia ingin mendapat dekapan dan kasih sayang dari orangtua. Hendaknya orangtua tidak membiarkan bayi menangis terlalu lama karena bayi akan menjadi lelah dan kemampuan menyusunya berkurang. Si ibu juga bisa frustrasi dan kesal, sehingga dapat berakibat buruk bagi perkembangan psikologis bayi.

Saat bayi menangis, ibu atau ayah bisa menggendong dan menimangnya sambil bersenandung, menaruhnya di kereta bayi, lalu ajaklah jalan-jalan di luar kamar, atau putarkan musik lembut. Kalau ibu sedang lelah, minta pengasuh atau orang lain membantu menggendong bayi. Sebab, semakin kesal dan frustrasi sang ibu, bayi akan semakin gelisah dan menangis lebih keras.

7. Timang bayi
Hingga saat ini masih terdengar persepsi keliru, sehingga muncul saran untuk tidak sering-sering menggendong bayi. Khawatir nanti “bau tangan” dan bayi menjadi manja. Hal ini tidak benar. Justru banyak penelitian mengungkapkan, bayi yang segera mendapat perhatian sesaat setelah menangis, entah dengan ditimang maupun didekati, kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara emosional. Ia pun nantinya menjadi orang mandiri serta lebih percaya diri.
Sebaliknya, bayi-bayi yang tidak mendapat perhatian dan dibiarkan menangis terlalu lama, saat dewasa akan menjadi pribadi yang kurang mandiri, peragu, atau tidak mempunyai kepercayaan diri yang kuat.

8. Kompres air hangat
Memberikan minum lebih sering sangat membantu menurunkan demam ditambah obat penurun demam. Kompres untuk bayi lebih baik jika dengan air hangat. Dijelaskan Dr. Caroline, beberapa penelitian menunjukkan, kompres hangat lebih bermanfaat dalam menurunkan demam dibandingkan kompres air dingin. Jangan mengompres dengan alkohol karena khawatir keracunan. Bila demam masih berlanjut dan bertambah tinggi segera bawa bayi ke dokter.

9. Bayi sering buang air besar
Bayi yang memperoleh ASI awalnya fesesnya cenderung agak cair dan seperti berbiji-biji. Frekuensinya pun bisa 4-6 kali sehari. Namun, pada usia 1-2 bulan, frekuensinya bisa berkurang hingga 4-6 hari sekali. Tidak perlu khawatir akan kondisi tersebut selama bayi tetap tenang, tidak rewel, perut tidak kembung, tidak muntah terus-menerus, dan feses tidak keras. Kondisi ini dikarenakan ASI lebih banyak diserap usus dan perlu waktu lebih lama untuk dikeluarkan sebagai feses.
Feses bayi usia 2-3 bulan akan mulai berampas. Baru pada usia di atas 4 bulan, feses mulai berbentuk. Yang penting, tambah Dr. Caroline, feses bayi tidak berubah bentuk menjadi cair tanpa ampas atau disertai darah. Bila ini yang terjadi, bayi harus segera dibawa ke dokter. Begitu pula bila bayi tidak BAB lebih dari 6 hari.

10. Perhatikan hal-hal kecil
Di usia dua bulan, bayi bisa merespon dengan baik saat diajak bicara oleh ibu atau ayahnya. Di usia tiga bulan, saat kedua tangan bayi diangkat secara perlahan hingga badan ikut terangkat, lehernya harus ikut terangkat. “Bila leher bayi tidak ikut terangkat sudah harus dicurigai adanya ketidaknormalan,” ujar Dr. Hardiono. Pada usia tiga bulan bayi sudah tidak mengepal tangan. Bila di usia 4 bulan tangan bayi masih mengepal, 90 persen mengindikasikan adanya masalah.
Gejala klasik autis juga bisa dilihat dari hal-hal kecil. Contohnya, bayi tidak merespon saat diajak bicara, suka memukul-mukul kepala, ukuran kepala cenderung lebih besar, batita membalik mobil-mobilan lalu memutar ban hingga berkali-kali, dan asyik dengan dunianya sendiri. Autis terjadi karena kurangnya serotonin yang merupakan neurotransmitter pada otak. Bila diketahui dan diterapi sejak dini, di bawah usia 2 tahun, hasilnya akan baik. Akan lebih sulit bila baru diketahui pada usia 5 tahun, karena sel saraf sudah tidak tumbuh lagi.

11. Berat badan harus naik
Bayi harus dipantau berat badan, tinggi badan, serta lingkar kepala. Hasil pantauan tersebut bisa dibandingkan dengan saudara sekandung pada usia yang sama atau anak lain yang sebaya. Bayi yang tetap kurus tidak perlu dikhawatirkan selama berat badannya terus naik. Mungkin saja posturnya memang kecil. Akan menjadi masalah bila berat badan bayi tidak naik dan memotong dua garis persentil dalam Kartu Menuju Sehat (KMS). Itu bisa menjadi indikasi adanya masalah atau penyakit yang diderita bayi, misalnya kondisi kurang gizi.

12. Tak selalu harus ke dokter
Orangtua, dikatakan Dr. Hardiono, sering membawa bayi ke dokter saat mengalami penyakit ringan. Bayi batuk, pilek, atau diare ringan, tidak harus dibawa ke dokter. “Karena 60-80 persen sakit yang terjadi pada bayi maupun anak-anak bisa sembuh. Juga tak harus selalu diobati dengan antibiotik bila hanya sakit batuk-pilek biasa,” katanya.

13. Imunisasi sesuai jadwal
Imunisasi diperlukan untuk memberikan kekebalan bagi bayi. Dengan imunisasi, 2,7 persen kematian per tahunnya bisa dicegah. Beberapa penyakit penting dapat dicegah lewat imunisasi seperti difteri, pertusis, tetanus, polio, meningitis, pneumonia, Hib, serta hepatitis. Sejauh ini, dikatakan Dr. Hardiono, pneumonia menjadi penyebab kematian anak terbanyak di dunia, diikuti AIDS, diare, TBC, malaria, dan campak.
Vaksin dasar yang diberikan kepada bayi adalah DPT, polio, hepatitis, Hib, campak, dan BCG. Rentang waktu vaksinasi adalah dua bul A
H d PL(an karena lebih meningkatkan kekebalan. Efek dari vaksin dasar seperti demam tinggi, kejang, bengkak maupun syok, masih menjadi sumber kekhawatiran orangtua.

a vaksin kombinasi 5 in 1 yaitu difteri, pertusis, tetanus, polio, dan Hib. Vaksin kombinasi mengurangi suntikan pada bayi. Dengan vaksin kombinasi bayi jarang demam, kalaupun demam tidak terlalu tinggi, jarang bengkak, dan kejang pun berkurang. Tak perlu khawatir, vaksin baru saat ini sudah tidak mengandung merkuri.

sumber : http://www.gayahidupsehatonline.com/
Share

Rabu, 13 Oktober 2010

Tips Rumah Sehat

Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara lain:

1. Sirkulasi udara yang baik.

2. Penerangan yang cukup.

3. Air bersih terpenuhi.

4. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran.

5. Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor.

Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:

1. Bahan Bangunan

a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut :

· Debu Total tidak lebih dari 150 µg m3

· Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam

· Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg

b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen.

2. Komponen dan penataan ruang rumah

Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut:

a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan

b. Dinding

· Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara

· Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan

c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan

d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus­ dilengkapi dengan penangkal petir

e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain anak.

f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.

3. Pencahayaan

Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.

4. Kualitas Udara

Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :

a. Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C

b. Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%

c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam

d. Pertukaran udara

e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam

f. Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3

5. Ventilasi

Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.

6. Binatang penular penyakit

Tidak ada tikus bersarang di rumah.

7. Air

a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang

b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.

9. Limbah

a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah.

b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.

10. Kepadatan hunian ruang tidur

Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.

Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan tentang perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi “Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan teratur”

Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat menempati rumah yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi sebagai :

1. Mencegah terjadinya penyakit

2. Mencegah terjadinya kecelakaan

3. Aman dan nyaman bagi penghuninya

4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial

Sumber:

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829 Menkes SK/VII/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan

Ditjen P2MPLM, Petunjuk Tentang Perumahan dan Lingkungan Serta Penggunaan Kartu Rumah, 1995

Sabtu, 09 Oktober 2010

Tips Kesehatan Bayi

Berikut ini beberapa tips untuk menjaga kesehatan bayi dan balita Anda:

Jemur bayi di pagi hari

Bayi perlu dijemur di pagi hari untuk menghangatkan tubuhnya, tetapi tidak perlu memaksakan kegiatan ini setiap hari. Jadi, anggapan bahwa bayi harus dijemur setiap hari tidak sepenuhnya betul. Sekalipun anda menjemur bayi anda, tidak perlu lama-lama, cukup 10-15 menit saja sebelum jam delapan pagi. Hal ini penting bagi bayi yang lahir berwarna kuning. Karena sinar matahari pagi dapat menguraikan bilirubin menjadi senyawa yang larut dalam air dan dikeluarkan sebagai urine.Susu botol saat bayi tidur

Sebenarnya susu botol untuk bayi hanya untuk meringankan tugas anda. Karena memberikan susu botol pada bayi yang bangun di malam hari dapat membuat anda lebih praktis dan bayi pun cepat tidur lagi. Tapi sesungguhnya susu botol dapat mengganggu perkembangan bayi. Endapan susu dapat berkumpul di bagian gusi anak. Selain itu, si kecil jadi mudah terikena infeksi telinga, karena susu yang diminum bisa masuk kesaluran eustachius. Saluran ini adalah penghubung antara tenggorokan bagian belakang dan telinga bagian belakang. Jadi, bila harus memberikan susu botol, angkat sedikit kepala bayi. Setelah itu tidurkan tanpa botol susu. Memang sedikit repot, tapi ini demi kesehatan bayi anda.

Mandi air dingin membuat bayi kuat

Ada mitos yang mengatakan memandikan bayi dengan air dingin dapat membuat bayi lebih kuat daya tahan tubuhnya. Mitos ini tentu saja tidak benar. Itu sebabnya setelah lahir orang tua membedong bayinya. Sesungguhnya air dingin dapat membuat pembakaran dan metabolisme tubuh bayi meningkat. Sehingga makanan di dalam tubuh bisa habis untuk mengatur suhu tubuh. Bayi bisa kehabisan tenaga dan akhirnya menjadi mudah sakit. Bayi harus dimandikan dengan air hangat. Jangan berlama-lama memandikan bayi dan usahakan anak langsung dalam keadaan hangat setelahnya.

Bayi berliur

Sangat wajar bila bayi berliur. Sebab hingga usia bayi 4 tahun, akan aktif memproduksi air liur. Tapi bila air liur berlebihan, kemungkinan terjadi peradangan atau infeksi di rongga mulut. Air liur juga menjadi tanda-tanda bila bayi akan tumbuh gigi. Air liur pada bayi bukan terjadi akibat keinginan ibu waktu mengandung tidak terpenuhi.

Bayi mengompol

Sampai usia diatas dua tahun, wajar saja jika bayi masih mengompol. Karena kontrol air seninya belum berfungsi sempurna. Meskipun demikian, mengajarkan bayi buang air lebih dini akan lebih baik, sehingga di usia dua tahunan ia sudah bisa mengontrol kandung kemihnya. Bila sampai usia di atas dua tahun masih mengompol, waspadai kemungkinan masalah biologis atau psikologisnya.

Gumoh (muntah sedikit) sesudah makan

Gumoh adalah mengeluarkan cairan makanan atau minuman sesudah ia makan atau minum susu. Ini terjadi pada bayi jika ia kekenyangan atau banyak udara yang terikut masuk saat ia makan atau minum susu. Gumoh juga bisa terjadi bila bayi dipakaikan gurita dengan kencang. Bisa juga terjadi bila anda salah memposisikan anak saat makan, misalnya makan dengan posisi tidur terlentang. Bila tidak mengalami hal-hal tersebut, bayi tidak akan gumoh. Usakanlah untuk membuat bayi bersendawa ketika habis makan atau minum.

Menggendong bayi

Menggendong bayi merupakan kebiasaan para keluarga, terutama bila bayi tersebut anak atau cucu pertama. Memang ada kebahagiaan tersendiri sewaktu kita menggendong bayi. Menggendong bayi pun dapat membuat bayi lebih tenang, namun tidak membuat bayi melatih emosinya. Bayi yang terbiasa di gendong akan lebih senang digendong sampai ia agak besar, ia akan malas untuk berjalan. Hal ini akan membuat anda susah nantinya, terutama karena tubuh bayi yang semakin besar dan berat. Bila otot lehernya mulai kuat, ia sudah bisa mengontrol kepala dengan baik. Anda boleh mengajaknya bermain dengan mengangkat bayi tingi-tinggi, mengayunkannya, dan beberapa variasi menggendong bayi lainnya. Cara ini dapat membantu melatih anak mengontrol emosinya.

Mengempeng

Banyak orang yang beranggapan anak mengempeng itu wajar. Masih bisa dikatakan wajar jika dilakukan oleh anak di bawah dua tahun. Di atas usia dua tahun anak yang kecanduan mengempeng, baik itu menggunakan empeng (dot) atau dengan ibu jarinya, bisa mengalami gangguan psikologis. Usahakan untuk mengalihkan kegiatan anak untuk melatihnya berhenti mengempeng.

Anak berkeringat

Anggapan bahwa anak yang selalu dan banyak berkeringat itu sehat tidaklah benar. Sebenarnya keringat yang keluar berlebihan itu bukan pertanda sehat. Namun ada gangguan tertentu, misalnya stres, fungsi kelenjar gondok yang berlebihan, rendahnya kadar gula, dan berat badan yang berlebih. Sebaiknya anda waspada jika keringat anak berlebihan.

Vitamin untuk anak

Bila pola makan anak bagus, sebenarnya tambahan vitamin tidak terlalu diperlukan. Jika ingin tetap memberikan vitamin tambahan kepada anak, berikanlah sesuai kebutuhan, karena vitamin sangat bermanfaat jika anak memang sangat membutuhkannya. Misalnya vitamin untuk meningkatkan nafsu makan, vitamin penambah zat besi, dan sebagainya.

(Sumber: sulastowo.com)

Bahasa Bayi

Cuti seminggu, membuat ku mempunyai waktu dipagi hari untuk berleha2 sambil melihat acara2 di televisi. Hmm, rasanya sudah lamaaa banget aku ndak pernah nonton TV dipagi hari. Satu demi satu acara ku nikmati, mulai dari Discovery Channel sampai MTV. Pas jam 10.00 channel ku pindah kan ke MetroTV yang sedang menayangkan Oprah Winfrey Show. Kali ini yang dibahas adalah tentang bahasa bayi. Ternyata .. bayi yang baru lahir hingga berusia antara 3-4 bulan memiliki bahasa bayi yang sama diseluruh dunia. Tidak peduli ras, sex dan kebangsaannya. Apakah Indonesia, Amerika, Jepang .. para bayi itu memiliki bahasa yang sama.

Bahasa bayi, secara tak sengaja ditemukan oleh Priscilla Dunstan yang sejak kecil sudah memiliki bakat unik, yaitu dapat mengingat segala macam suara atau yang dikenal dengan istilah sound photograph. Ketika Priscilla memiliki bayi, dia baru menyadari bahwa ternyata bayi juga berusaha untuk berkomunikasi dengan ibunya. Akhirnya dapat diidentifikasi bahasa bayi setelah seribu bayi diteliti.

Ada lima kata yang dikenal oleh bahasa bayi untuk berkomunikasi dengan orang dewasa yaitu :

NEH (Hungry)
Kata ini agak2 mirip dengan Heh dan Eh .. jadi mesti hati2 mendengarkannya. Jika kita tidak meresponnya dengan baik, maka bayi akan menangis lebih keras.

OWH (Sleepy)
Mungkin kata ini lebih mudah dimengerti karena diucapkan oleh sang bayi dengan bentuk mulut bundar atau O .. jadi kita lebih paham kalau bayinya sedang ngantuk.

HEH (Discomfort)
Bayi mengucapkan kata ini pasti dengan mimik yang berbeda dengan Neh .. jika kita memahami kata ini, maka buru2 buat sang bayi menjadi nyaman. Kalo ga .. bakal nangis kenceng2.

EIR (Lower gas)
Suaranya mirip orang menggumam atau grrrhhh .. gitu deh. Yang pasti kalau sang bayi sudah mengucapkan kata ini, buru2 deh posisinya diperbaiki.

EH (Burp)
Biasanya diucapkan kalau selesai mimik atau malah sedang kosong jadi masuk angin hehehe .. oya, untuk memahami bahasa bayi ini .. bisa lihat di DVD Bahasa Bayi karangan Priscilla Dunstan. Ga tau ya apa juga dijual di Indonesia.

Jumat, 08 Oktober 2010

SABAR & TENANG MERAWAT BAYI

BAYI Anda rewel? Tentu Anda akan kewalahan menghadapinya jika tidak dibekali dengan pengetahuan bagaimana menyikapinya serta apa yang sebenarnya tengah dirasakan dan diinginkan oleh buah hati Anda. Tak pelak, muncul rasa panik yang berlebihan karena si kecil tak juga reda dari tangisannya. Bahkan semakin keras tangisannya hingga memekakkan telinga.

"Anak usia 0 hingga 12 bulan mekanisme terhadap stres atau tekanan dari luar belum berkembang dengan baik seperti pada orang dewasa. Keterbatasan bahasanya juga membuat mereka gampang rewel, " jelas psikolog dari Klinik Puri Mutiara Bekasi, Natasha Nugraha Psi.

Menurutnya ada banyak faktor yang menyebabkan si kecil jadi rewel seperti, lapar, haus, sakit, lelah, frustrasi atau marah karena tidak bisa mendapatkan sesuatu yang dia inginkan, perubahan rutinitas, tekanan di rumah misalnya pindah rumah, dan pertengkaran orangtua bahkan masalah keuangan dalam rumah tangga.

"Bayi rewel juga dipengaruhi karakter anak. Ada anak yang cenderung rewel atau mudah frustrasi. Misalnya dia mudah bosan pada aktivitas atau lingkungan yang itu-itu saja atau sulit menerima perubahan. Tak jarang, anak-anak yang memiliki temperemen sulit seperti ini perlu waktu untuk menyesuaikan diri," jelasnya.

Sebaliknya, ada anak yang mudah beradaptasi dan menerima perubahan. Makanya, kita musti cari tahu apa yang diinginkan si kecil agar tidak rewel. Jika si kecil lebih butuh rasa nyaman, gendonglah sambil diayun-ayun.

"Lain halnya jika penyebabnya frustrasi, tidak bisa menjamah barang-barang yang dia inginkan, lantaran Anda tidak memperbolehkan. Mungkin dengan dipeluk, kita lihat reaksinya. Kalau tidak mempan dipeluk, kita biarkan saja, asal kita harus memastikan semuanya aman, jangan ada benda-benda yang bisa melukainya," imbuhnya.

Jika anak sudah lewat satu tahun dan sudah mengerti apa yang dikatakan orang dewasa, lanjutnya, sebaiknya aktif mengajaknya berkomunikasi agar mengajarkan si kecil bagaimana cara mengungkapkan keinginannya dengan tepat. Perlu juga ditambahkan bagaimana cara dia mengatasi dan mengekspresikan kemarahannya. Bila pemahaman bahasanya masih kurang, bisa diberitahu dengan cara yang mudah dipahami olehnya.

Natasha mengakui, bayi yang masih berusia 1 tahun ke bawah, memang lebih terbatas cara mengatasi kerewelannya. Apalagi orangtua belum bisa memahami apa keinginan si kecil. "Untuk menenangkan si kecil, sebelum menggendong sebaiknya kita perlu memikirkan cara yang lebih tepat seperti menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut, sambil bernyanyi atau diajak ngobrol. Meski belum mengerti apa yang orangtua obrolkan, sebenarnya si kecil sudah merasa nyaman jika mendengar suara ibunya. Ingat, perasaan bayi masih peka sekali. Suasana hati ibu juga musti dijaga dan tenang, agar si kecil tidak gampang rewel," sambungnya.

Cara lainnya, dengan sesekali mengajaknya jalan-jalan ke tempat yang ramai untuk mengenalkan kepada dunia luar. Jangan mengurung si kecil dalam rumah terus menerus karena bisa menyebabkan si kecil takut berinteraksi dengan orang lain.
Dengan demikian, bayi Anda juga akan belajar berinteraksi dan beradaptasi dengan orang lain sedari dini.

Satu lagi, imbuh Natasha, cobalah berkomunikasi sesering mungkin dengan si kecil, atau perdengarkan musik-musik yang bisa menenangkan hatinya. Bisa juga dengan mendongengkan cerita kepada sang buah hati agar dia terhibur dan juga memicu kecerdasan otak serta emosionalnya.

(Mom& Kiddie//tty)

Kamis, 07 Oktober 2010

Baik - Buruk Keju untuk Bayi

Banyak yang bertanya seputar boleh-tidaknya memberikan keju kepada bayi. Nah berikut ini kami akan ulas sedikit mengenai pro dan kontra keju untuk bayi dan solusinya untuk Anda…

Apa Kelebihan Keju?

Karena keju merupakan susu yang dipadatkan, maka kandungan gizinya sebenarnya mirip dengan susu. Ia mengandung protein, vitamin, mineral, serta lemak.

Kelebihan keju dibandingkan dengan susu terletak pada jumlah kalori yang dikandungnya. Setiap 100 gram keju bisa mengandung 326 kalori, atau sekitar 5 kali lipat yang dimiliki oleh susu.

Nah, untuk anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, kalori dan protein yang terkandung dalam keju sangat baik untuk kecerdasan dan tumbuh kembangnya. Keju pun dinilai oleh para ahli gizi sangat baik untuk pertumbuhan gigi dan tulang anak.

Apa Kekurangan Keju?

Kekurangan keju terletak pada tingginya kadar garam dan lemak yang terkandung di dalamnya.

Jika anak terlalu banyak mengkonsumsi garam, dikhawatirkan ia akan menderita hipertensi di usia dewasanya. Garam yang terlalu banyak pun akan sangat sulit untuk diproses oleh ginjal si anak, sehingga nantinya bisa menimbulkan gangguan metabolisme.

Kandungan lemak yang tinggi pun bisa menyebabkan obesitas pada anak.

Lalu, Bolehkah Memberikan Keju kepada Bayi Anda?

Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:

  1. Anda boleh memberikan keju setelah bayi Anda berusia 6 bulan
  2. Pilihkan keju yang lunak dan sudah diproses (cheddar)
  3. Untuk anak berusia > 1 tahun, batasi pemberian keju, maksimal 3 lembar setiap hari
  4. Keju parmesan dan mozarella juga bisa dikonsumsi oleh anak
  5. jangan menjadikan keju sebagai pengganti susu, karena keju merupakan makanan padat yang sedikit kandungan airnya

Baik - Buruk Posisi Bayi Tengkurap

Posisi bayi tengkurap banyak mengundang kontroversi. Adakah keuntungannya? Atau lebih banyak bahayanya?

Menyangkut posisi tidur bayi, American Academy of Pediatrics (AAP) menyimpulkan bahwa posisi terlentang tetap merupakan yang paling aman. Dengan posisi terlentang, terbukti bahwa sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS) dapat berkurang secara drastis. Walaupun memang dengan posisi terlentang, kekurangannya adalah adanya perubahan bentuk kepala si bayi.

Namun begitu, posisi bayi tengkurap tetap memiliki banyak keuntungan.

Keuntungan Posisi Bayi Tengkurap

  1. Memberikan kesempatan berisitirahat untuk bagian belakang kepala bayi
  2. Membantu menguatkan otot-otot leher bayi Anda, sebagai persiapan untuk merangkak
  3. Membantu mempercepat kemampuan bayi untuk mengangkat pantat, berguling, duduk, hingga akhirnya berdiri
  4. Membantu memperbaiki perkembangan motorik bayi Anda
  5. Membantu perkembangan otot-otot kaki

Variasi Tengkurap pada Bayi

  1. Letakkan bayi Anda dengan posisi tengkurap, di atas perut Anda yang sedang berbaring
  2. Tengkurapkan bayi Anda pada alas yang padat dan aman, seperti di atas selimut di lantai
  3. Gendong bayi Anda pada lengan Anda dengan posisi tengkurap
  4. Tengkurapkan bayi Anda di atas bola besar dengan terus dipegang bagian punggung dan pantatnya. Anda bisa memaju-mundurkan bola tersebut perlahan-lahan

Selama bayi Anda dalam posisi ini, teruslah mengajaknya berbicara dan bermain, agar ia tidak merasa kesal. Awasi juga anak-anak yang lain, jangan sampai mencelakai si kecil.

Jika ia tertidur dengan posisi tengkurap, jangan biarkan ia sendirian dan tidak terawasi. Balikkanlah badannya agar ia tidur dengan posisi terlentang.

Berapa Lama Waktu yang Aman untuk Tengkurap?

Anjurannya adalah sekitar 30 menit setiap hari. Anda bisa melakukannya langsung, atau bisa dibagi-bagi menjadi beberapa kesempatan.

Dan jangan memaksakan kegiatan ini jika bayi Anda sedang merasa kesal. Cari waktu dimana ia sedang senang, agar ia menyukai pos

Baik - Buruk Posisi Bayi Tengkurap

Posisi bayi tengkurap banyak mengundang kontroversi. Adakah keuntungannya? Atau lebih banyak bahayanya?

Menyangkut posisi tidur bayi, American Academy of Pediatrics (AAP) menyimpulkan bahwa posisi terlentang tetap merupakan yang paling aman. Dengan posisi terlentang, terbukti bahwa sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS) dapat berkurang secara drastis. Walaupun memang dengan posisi terlentang, kekurangannya adalah adanya perubahan bentuk kepala si bayi.

Namun begitu, posisi bayi tengkurap tetap memiliki banyak keuntungan.

Keuntungan Posisi Bayi Tengkurap

  1. Memberikan kesempatan berisitirahat untuk bagian belakang kepala bayi
  2. Membantu menguatkan otot-otot leher bayi Anda, sebagai persiapan untuk merangkak
  3. Membantu mempercepat kemampuan bayi untuk mengangkat pantat, berguling, duduk, hingga akhirnya berdiri
  4. Membantu memperbaiki perkembangan motorik bayi Anda
  5. Membantu perkembangan otot-otot kaki

Variasi Tengkurap pada Bayi

  1. Letakkan bayi Anda dengan posisi tengkurap, di atas perut Anda yang sedang berbaring
  2. Tengkurapkan bayi Anda pada alas yang padat dan aman, seperti di atas selimut di lantai
  3. Gendong bayi Anda pada lengan Anda dengan posisi tengkurap
  4. Tengkurapkan bayi Anda di atas bola besar dengan terus dipegang bagian punggung dan pantatnya. Anda bisa memaju-mundurkan bola tersebut perlahan-lahan

Selama bayi Anda dalam posisi ini, teruslah mengajaknya berbicara dan bermain, agar ia tidak merasa kesal. Awasi juga anak-anak yang lain, jangan sampai mencelakai si kecil.

Jika ia tertidur dengan posisi tengkurap, jangan biarkan ia sendirian dan tidak terawasi. Balikkanlah badannya agar ia tidur dengan posisi terlentang.

Berapa Lama Waktu yang Aman untuk Tengkurap?

Anjurannya adalah sekitar 30 menit setiap hari. Anda bisa melakukannya langsung, atau bisa dibagi-bagi menjadi beberapa kesempatan.

Dan jangan memaksakan kegiatan ini jika bayi Anda sedang merasa kesal. Cari waktu dimana ia sedang senang, agar ia menyukai pos

Selasa, 05 Oktober 2010

kalau bayi susah tidur

Kesalahan pola tidur sejak bayi, akan berdampak buruk terhadap perkembangan otak anak. Tipe kepribadian anak berhubungan dengan masalah tidur.

Masalah susah tidur, memang lebih sering dikeluhkan oleh orang dewasa, kerap dianggap serius karena dapat mengganggu aktifitas produktifnya. Padahal masalah sulit tidur juga dialami anak-anak, bahkan bayi sekalipun, dan berdampak buruk pada pertumbuhan mereka.

Jika orang dewasa perlu tidur sekitar 6 - 8 jam per hari, maka pada bayi dibutuhkan 16 - 20 jam tidur. Sedangkan diperlukan sekitar 10 jam tidur pada anak-anak balita. Bila kurang dari itu, patut diwaspadai bahwa bayi atau anak tersebut mengalami masalah sulit tidur.

Sebuah lembaga penelitian kesehatan di AS melaporkan, sekitar 84 persen anak usia 1 hingga 4 tahun menderita gangguan tidur. Sementara di Indonesia, berdasarkan survei yang digelar, sekitar 51,3 persen dari 80 anak usia balita prasekolah terbukti mengalami gangguan tidur.

Menurut dr Martani Widjajanti SpA dari RSAB Harapan Kita, ada tiga jenis gangguan tidur. Pertama adalah disomnia, yakni berhubungan dengan masalah jumlah tidur, saat mulai tidur, dan mempertahankan lama tidur.” Ketiga, adalah gangguan tidur sekunder, yakni berhubungan dengan gangguan psikiatri (kejiwaan), depresi, stress, pasca trauma, abuse, rendah diri, ketakutan, gangguan neurologis atau masalah medis lainnya,”ungkap Martani.

Martani menambahkan, paling tidak 25 persen anak usia 1 - 8 tahun mengalami gangguan sulit tidur. Sedangkan pada anak-anak usia 8 - 9 tahun sekitar 10-20 persen mengalami sulit tidur.” Penelitian mengenai insomnia anak ini belum terlalu banyak dilakukan, namun angka kejadian insomnia pada anak usia sekolah dengan segala permasalahannya agaknya cukup banyak dijumpai,”katanya.

Ada indikasi kuat, bahwa interaksi sosial dan karakteristik temperamen individu anak memegang peranan penting dalam kualitas tidur. “Penelitian menunjukkan bahwa tipe kepribadian yang emosional tampaknya berhubungan dengan masalah tidur, tambah Martani.

Dr Attila Dewanti SpA dari Brawijaya Women and Children Hospital mengatakan gejala yang ditunjukkan oleh anak-anak yang mengalami sulit tidur adalah sulit bangun pada pagi hari, sering tidur larut, emosional, impulsive, rewel, dan mudah frustasi. “Gejala tersebut biasanya dialami anak dengan ADHD atau gangguan komunikasi dan interaksi, misalnya autisme,”katanya. Menurut Attila, kebanyakan anak yang menunjukkan gejala tersebut berusia lebih dari 2 tahun, karena pada usia tersebut gejala ADHD sudah lebih tampak.”Sebaiknya bila sudah ada keluhan, segera ke dokter,”Attila menambahkan.

Mengapa anak perlu tidur?
Bagaimanapun jangan menganggap sepele ketika anak anak menderita sulit tidur, karena insomnia yang terjadi pada anak akan menyebabkan efek buruk. Dr Keumala Pringgardini SpA dari Sam Marie Healthcare mengungkapkan, masalah kurang tidur pada anak dapat menyebabkan penurunan tingkat kecerdasannya, kurang konsentrasi, daya ingat menjadi kurang konsentrasi, daya ingat menjadi lemah. Anak yang kurang tidur juga dapat mengalami gangguan fungsi kognitif, sehingga ia lebih agresif dan hiperaktif, menjadi pembangkang dan tidak kooperatif.” Anak-anak harus cukup tidur karena sebagian besar pertumbuhan otak dan fisik terjadi pada saat tidur,”jelasnya.

Ketika tidur itulah hormon-hormon pertumbuhan berproduksi dan bekerja.”Pada saat golden period, yakni 1 tahun pertama kelahiran, pertumbuhan otaknya tumbuh hingga 80 persen. Sedangkan saat berumur 4 tahun, pertumbuhan otaknya tumbuh mencapai maksimal,” ungkap Keumala. Oleh karena itu, anak-anak yang mengalami gangguan tidur, perkembangan otaknya tidak optimal sehingga intelektualitasnya cenderung rendah. Tidur juga mempunyai andil dalam meningkatkan daya tahan anak terhadap infeksi . Jika tidurnya terganggu, kadar sel darah putih dalam tubuh akan menurun.

Terkait dengan fase pertumbuhan anak, terdapat dua fase tidur. Pertama, Rapid Eye Movement (REM) atau lebih dikenal dengan tidur lelap. Biasanya bayi yang baru lahir mengalami fase ini. Kedua, adalah Non Rapid Eye Movement (Non REM) atau tidur tenang, fase ini biasanya dialami oleh anak usia balita ke atas.

Pada anak-anak khususnya usia dua bulan hingga 4 tahun, fase REM merupakan fase dimana sel-sel otak tumbuh sangat cepat.”Pada usia ini anak-anak sering mengigau, atau terbangun di tengah malam karena teringat kejadian yang ia alami pada siang hari. Otak anak akan mengalami rangsangan yang diperolehnya dari pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya,” kata Keumala. Sedangkan pada fase Non REM, anak-anak bisa tidur dengan lebih tenang, sementara terjadi perbaikan sel - sel di tubuhnya. Karena kedua fase ini sangat penting, maka anak -anak harus mengalami kedua fase ini.

Penyebab anak sulit tidur
Anda patut mewaspadai anak Anda jika ia sudah menunjukkan gejala - gejala ia sulit tidur. Penyebab dan pemicu anak menjadi sulit tidur sangat beragam. Salah satu penyebabnya adalah faktor lingkungan, suasana rumah bisa membuat anak sulit untuk tidur. ”Kondisi yang ramai di sekitar rumah, serta gangguan penyakit seperti asma dan alergi bisa menyebabkan ia sulit untuk tidur. Selain itu kebiasaan menonton televisi menjelang tidur malam hari , dan ketakutan juga bisa memicu anak sulit tidur,”jelas Martani.

Orangtua juga perlu memperhatikan pola tidur anak, agar tidak terjadi kesalahan pola tidur sejak bayi. Menurut Keumala, insomnia pada anak bisa disebabkan ole penerapan pola tidur yang salah sejak bayi. Oleh sebab itu orangtua harus memperhatikan pola tidur anak sejak bayi, agar sejak dini permasalahan sulit tidur ini dapat segera diatasi dan dikenali.

“Dari awal harus sudah ditentukan jam berapa ia harus tidur. Jangan membiasakan menidurkan bayi di gendongan atau ayunan, karena akan menyebabkan terjadinya pola tidur yang salah. Kalau mau tidur ya harus ditempat tidur,” Keumala menegaskan. Jika bayi bangun di tengah malam, sebaiknya jangan diajak berbicara, cukup ditenangkan dan dibujuk kembali agar tidur kembali.

Orangtua perlu memperhatikan lebih serius anak yang sulit tidur, mulai dari faktor psikis, fisik, dan lingkungan. “Selain memperhatikan faktor psikis, orang tua juga harus mulai membuat jadwal tidur yang baru baginya. Asupan makanan juga perlu diperhatikan ,”kata Attila. Penting diupayakan untuk menciptakan suasana yang nyaman dan enak di kamar tidur anak. Lingkungan yang tidak nyaman, misalnya panas atau bising, akan menyebabkan anak menjadi sulit tidur, bahkan enggan untuk tidur.

Tips pola tidur anak yang baik:

  • Biasakan pola tidur yang benar sejak bayi. Jangan biasakan menidurkan bayi didalam gendongan atau ayunan.
  • Lakukan interaksi yang hangat dengan anak sambil melakukan kegiatan tertentu menjelang tidur, misalnya membaca buku cerita, berbincang-bincang sejenak dengan anak, memeluk anak, menyanyikan lagu sebelum tidur, dan lain-lain.
  • Biasakan anak tidur dengan lampu dimatikan atau ada sedikit sinar dari ruang lain, atau dari luar rumah. Di pagi hari biasakan anak berada diruang yang terang atau berada diluar rumah. Sinar membantu memberi sinyal kepada otak menegnai siklus tidur dan bangun.
  • Jangan melakukan aktivitas yang “berat” sebelum tidur, seperti bermain games, menonton tv, bersenda gurau, dan lain-lain.
  • Hindari makan makanan yang mengandung kafein beberapa jam sebelum tidur seperti coklat, keju, soft drink, dan sebagainya.
  • Jangan memenuhi tempat tidur anak dengan banyak mainan karena ini justru merangsang anak untuk bermain ditempat tidur sehingga menjadi sulit tidur.
  • Ciptakan lingkungan kamar yang nyaman, bersahabat, sejuk dan hening (hindari tv di dalam kamar)
  • Para ahli menyarankan agar sejak kecil anak sudah terpisah tidurnya dari orang tua. Selain alasan keamanan, semakin lama orangtua tidur bersama anak, akan semakin sulit memisahkannya.