Sabtu, 31 Desember 2011

Posisi Tidur Saat Hamil

Pada kehamilan trimester awal ibu hamil dapat tidur dan beristirahat dengan berbagai posisi apapun yang penting dapat memberikan rasa nyaman untuk ibu.
Ibu hamil sebaiknya tidak perlu kuatir bayi dalam kandungan anda merasa tak nyaman atau berbahaya, karena tubuh ibu di ciptakan begitu unik sehingga dapat memberikan perlindungan, juga janin dalam kandungan anda tidak pernah merasa tak nyaman karena janin dalam kandungan mengapung dalam cairan ketuban dan mempunyai ruang sendiri untuk bergerak bebas.

TIDUR DENGAN POSISI TENGKURAP
aman saja buat ibu hamil tapi biasanya pasa kehamilan trimester pertama, adanya pembesaran payudara dan juga payudara lebih sensitive akan menimbulkan ketidaknyamanan untuk tidur tengkurap, dan pada saat dimana perut anda sudah mulai membesar (awal 14 minggu) tidur dengan posisi tengkurap menjadi sangat tidak nyaman karena anda harus menyokong paha dengan bantal untuk dapat tidur tengkurap karena perut yang mulai membesar. Dari suatu survey ibu hamil yang tidur dengan posisi tengkurap sebelum 16 minggu 1% tapi setelah lebih 16 minggu menjadi 0 %.

TIDUR DENGAN POSISI TELENTANG, dianjurkan setelah kehamilan 16 minggu ibu hamil untuk tidak tidur telentang, karena dengan tidur posisi telentang anda meletakan seluruh berat rahim ke bagian belakang, usus, dan vena cava inferior. Tidur posisi telentang juga dapat meningkatkan resiko sakit pinggang, wasir, dan gangguan pencernaan, dan menganggu pernafasan dan sirkulasi. Posisi tidur telentang pada trimester ke dua dan tiga juga dapat mempengaruhi tekanan darah. Untuk beberapa wanita, menyebabkan penurunan tekanan darah yang membuat mereka merasa pusing, untuk yang lain, malah meningkatkan tekanan darah. Pada kasus kehamilan dengan tekanan darah tinggi tidur dengan posisi telentang sangat TIDAK dianjurkan.

Sebenarnya posisi tidur yang bagaimanakah yang terbaik?
Belum ada penelitian lebih lanjut tentang posisi tidur yang aman untuk wanita hamil, tapi sangat dianjurkan setelah kehamilan 16 minggu, sebaiknya ibu hamil tidur dengan POSISI MIRING KE SISI KIRI, karena posisi ini memberi keuntungan untuk bayi anda untuk mendapatkan aliran darah dan nutrisi yang maksimal ke plasenta karena adanya vena besar (vena cava inferior) di bagian belakang sebelah kanan spina yang mengembalikan darah dari tubuh bagian bawah ke jantung. Juga dapat membantu ginjal untuk membuang sisa produk dan cairan dari tubuh ibu sehingga mengurangi pembengkakan pada kaki, pegelangan kaki dan tangan.

Tidur POSISI MIRING KE KANAN, juga baik, anda dapat menganti posisi miring kekanan-kiri untuk membuat anda tidur lebih nyaman.
Jika anda terbangun malam dan menemukan anda tidur telentang, jangan kuatir,—anda tidak melakukan sesuatu yang mencelakai bayi anda. Kembalikan saja ke posisi miring. Lagipula pada kehamilan lanjut, dimana perut sudah membesar, disertai kondisi lain seperti kram, sering kencing, kontraksi palsu, bayi anda yang menendang perut, rasa asam lambung yang meningkat yang akan menyebabkan ibu akan terbangun beberapa kali di malam hari sehingga ibu sudah pasti akan berubah posisi tidur beberapa kali karenanya dan otomatis tidak seterusnya tidur dengan posisi telentang.
Tips: Untuk tidur dengan posisi miring yang lebih nyaman taruhlah bantal diantara dengkul anda dan satu dipunggung anda. Atau anda dapat membeli bantal khusus ibu hamil.
Sumber Dr.Suririnah (infoibu)

Jumat, 30 Desember 2011

Mengajar Bayi Membaca

Metode Glenn Doman
Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia dari semua makhluk hidup di dunia ini, cuma manusia yang dapat membaca. Membaca merupakan fungsi yang paling penting dalam hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Anak-anak dapat membaca sebuah kata ketika usia mereka satu tahun, sebuah kalimat ketika berusia dua tahun, dan sebuah buku ketika berusia tiga tahun dan mereka menyukainya.
Tahun 1961 satu tim ahli dunia yang terdiri atas, dokter, spesialis membaca, ahli bedah otak dan psikolog mengadakan penelitian “Bagaimana otak anak-anak berkembang?”. Hal ini kemudian berkembang menjadi satu informasi yang mengejutkan mengenai bagaimana anak-anak belajar, apa yang dipelajari anak-anak, dan apa yang bisa dipelajari anak-anak.
Hasil penelitian juga mendapatkan, ternyata anak yang cedera otak-pun dapat membaca dengan baik pada usia tiga tahun atau lebih muda lagi. Jelaslah bahwa ada sesuatu yang salah pada apa yang sedang terjadi, pada anak-anak sehat, jika di usia ini belum bisa membaca.

Penelitian tentang Otak Anak

Bagi otak tidak ada bedanya apakah dia ‘melihat’ atau ‘mendengar’ sesuatu. Otak dapat mengerti keduanya dengan baik. Yang dibutuhkan adalah suara itu cukup kuat dan cukup jelas untuk didengar telinga, dan perkataan itu cukup besar dan cukup jelas untuk dilihat mata sehingga otak dapat menafsirkan. Kalau telinga menerima rangsang suara, baik sepatah kata atau pesan lisan, maka pesan pendengaran ini diuraikan menjadi serentetan impuls-impuls elektrokimia dan diteruskan ke otak yang bisa melihat untuk disusun dan diartikan menjadi kata-kata yang dapat dipahami.
Begitu pula kalau mata melihat sebuah kata atau pesan tertulis. Pesan visual ini diuraikan menjadi serentetan impuls elektrokimia dan diteruskan ke otak yang tidak dapat melihat, untuk disusun kembali dan dipahami. Baik jalur penglihatan maupun jalur pendengaran sama-sama menuju ke otak dimana kedua pesan ditafsirkan otak dengan proses yang sama.

Dua faktor yang sangat penting dalam mengajar anak:

1. Sikap dan pendekatan orang tua
Syarat terpenting adalah, bahwa diantara orang tua dan anak harus ada
pendekatan yang menyenangkan, karena belajar membaca merupakan
permainan yang bagus sekali.
Belajar adalah:
- Hadiah, bukan hukuman
- Permainan yang paling menggairahkan, bukan bekerja
- Bersenang-senang, bukan bersusah payah
- Suatu kehormatan, bukan kehinaan
2. Membatasi waktu untuk melakukan permainan ini sehingga betul-betul singkat.
Hentikan permainan ini sebelum anak itu sendiri ingin menghentikannya.

Bahan yang sesuai:

a. bahan-bahan dibuat dari kertas putih yang agak kaku (karton poster)
b. kata-kata yang dipakai ditulis dengan spidol besar
c. tulisannya harus rapi dan jelas, model hurufnya sederhana dan konsisten
Tahap-tahap mengajar:
TAHAP PERTAMA : (perbedaan penglihatan)
Mengajarkan anak anda membaca dimulai menggunakan hanya lima belas kata saja. Jika anak anda sudah mempelajari 15 kata ini, dia sudah siap untuk melangkah ke perbendaharaan kata-kata lain.
1. Ukuran karton : tinggi 15 cm, panjang 60 cm
2. Ukuran huruf, tinggi 12,5 cm dan lebar 10 cm, serta setiap huruf berjarak
kira-kira 1,25 cm
3. Huruf berwarna merah
4. Gunakan huruf kecil (bukan huruf kapital)
5. Buatlah hanya 15 kata, misal : IBU (UMMI/MAMA/BUNDA), BAPAK
(ABI/PAPA/AYAH)
6. Ke-15 kata-kata pertama harus terdiri dari kata-kata yang paling dikenal dan
paling dekat dengan lingkungannya yaitu nama-nama anggota keluarga,
binatang peliharaan, makanan kesukaan, atau sesuatu yang dianggap penting
untuk diketahui oleh sang anak.
Hari Pertama
Gunakan tempat bagian rumah yang paling sedikit terdapat benda-benda yang dapat mengalihkan perhatian, baik pendengarannya maupun penglihatannya. Misalnya, jangan ada radio yang dibunyikan.
1. Tunjukkan kartu bertuliskan IBU/AYAH atau yang lainnya
2. Jangan sampai ia dapat menjangkaunya
3. Katakan dengan jelas ‘ini bacaannya IBU/AYAH’
4. Jangan jelaskan apa-apa
5. Biarkan dia melihatnya tidak lebih dari 1 detik
6. Tunjukkan 4 kartu lainnya dengan cara yang sama
7. Jangan meminta anak mengulang apa yang anda ucapkan
8. Setelah kata ke-5, peluk, cium dengan hangat dan tunjukkan kasih sayang
dengan cara yang menyolok
9. Ulangi 3 kali dengan jarak paling sedikit 1,5 jam
Hari Kedua
1. Ulangi pelajaran dasar hari pertama 3 kali
2. Tambahkan lima kata baru yang harus diperlihatkan 3 kali sepanjang hari
kedua. Jadi ada 6 pelajaran
3. Jangan lupa menunjukkan rasa bangga anda
4. Jangan lakukan test, belum waktunya !
Hari Ketiga
1. Lakukan seperti hari ke-2
2. Tambahkan lima kata baru seperti hari kedua sehingga menjadi 9 pelajaran
Hari keempat, kelima, keenam ulangi seperti hari ketiga tanpa menambah kata-kata baru.
Hari Ketujuh
Beri kesempatan pada anak untuk memperlihatkan kemajuannya:
1. Pilih kata kesukaannya
2. Tunjukkan kepadanya dan ucapkan denga jelas ‘ini apa?’
3. Hitung dalam hati sampai sepuluh, Jika anak anda mengucapkan, pastikan
anda gembira dan tunjukkan kegembiraan anda Jika anak anda tidak
memberikan jawaban atau salah, katakan dengan gembira apa bunyi kata itu
dan teruskan pelajarannya.
Ancaman
Kebosanan adalah satu-satunya ancaman. Jangan sampai anak menjadi bosan. “Mengajarnya terlalu lambat akan lebih cepat membuatnya bosan daripada mengajarnya terlalu cepat”
Pada tahap pertama ini, dua hal luar biasa telah anda lakukan:
1. Dia sudah melatih indera penglihatan, dan yang lebih penting: dia telah melatih
otaknya cukup baik untuk dapat membedakan bentuk tulisan yang satu dengan
yang lainnya.
2. Dia sudah menguasai salah satu bentuk abstraksi yang paling luar biasa dalam
hidupnya: dia dapat membaca kata-kata. Hanya ada satu lagi abstraksi besar
harus dikuasainya, yaitu huruf-huruf dalam abjad.
TAHAP KEDUA : (kata-kata diri)
Kita mulai mengajarkan anak membaca dengan menggunakan kata-kata ‘diri’ karena anak memang mula-mula mempelajari badannya sendiri.
1. Ukuran karton 12,5 tinggi dan 60 cm panjang
2. Ukuran huruf 10 cm tinggi dan 7,5 cm lebar dengan jarak 1 cm
3. Huruf dan warna seperti tahap pertama
4. Buat 20 kata-kata tentang dirinya, misalnya: tangan kaki gigi jari kuku lutut
mata perut lidah pipi kuping dagu dada leher paha siku hidung jempol rambut
bibir
5. Dari 3 kelompok kata masing-masing 5 kata di tahap awal, ambil
masing-masing 1 kata lama dan tambahkan dengan 1 kata baru di tahap kedua
6. Dari 20 kata baru pada tahap kedua, ambil 10 kata dan jadikan 2 kelompok kata
masing-masing 5 kata
7. Jadi sekarang anda memiliki:
- 3 kelompok kata dari tahap pertama yang sudah ditambah kata-kata baru
- 2 kelompok kata baru dari tahap kedua
- total 5 kelompok kata = 25 kata
8. Lakukan seperti tahap pertama
9. Setelah 5 hari ganti 1 kata dari masing-masing kelompok dengan kata baru,
sehingga anak mempelajari 5 kata baru.
10. Setelah itu setiap hari ganti 1 kata lama dari masing-masing kelompok data
dengan 1 kata baru. Dengan demikian setiap hari anak belajar 5 kata baru
masing-masing satu dalam setiap kelompok kata, dan 5 kata lama diambil
setiap harinya.
TIPS:
1. Usahakan jangan ada 2 kata yang dimulai dengan yang sama secara berurutan,
misalnya ‘lidah’ dengan ‘lutut’
2. Anak-anak usia 6 bulan sudah bisa diajarkan. Lakukan dengan cara yang persis
sama kalau anda mengajarnya berbicara
3. Ingat, membaca bukan berbicara
4. Usaha mengajar bayi membaca dapat membaca dapat mempercepat berbicara
dan memperluas perbendaharaan kata.
TAHAP KETIGA : (kata-kata ‘rumah’)
Sampai tahap ini, baik orang tua maupun anak harus melakukan permainan membaca ini dengan kesenangan dan minat besar. Ingatlah bahwa anda sedang menanamkan cinta belajar dalam diri anak anda, dan kecintaan ini akan berkembang terus sepanjang hidupnya. Lakukan permainan ini dengan gembira dan penuh semangat.
1. Ukuran karton 7,5 cm tinggi dan 30 cm panjang
2. Ukuran huruf 5 cm tinggi dan 3,5 cm lebar dengan jarak lebih dekat
3. Huruf dan warna seperti tahap tahap kedua
4. Terdiri dari nama-nama benda di sekeliling anak serta lebih dari 2 suku kata,
misalnya: kursi, meja, dinding, lampu, pintu, tangga,jendela, dll
5. Gunakan cara pada tahap kedua dengan setiap hari menambah 5 kata baru dari
tahap ke tiga
6. Setelah kata benda, masukkan kata milik, misalnya: piring, gelas,
topi, baju, jeruk, celana,sepatu, dll.
7. Setelah itu masukkan kata perbuatan, misalnya: duduk,berdiri, tertawa,
melompat, membaca, dll
8. Pada tahap kata perbuatan , agar lebih menarik, sambil menunjukkan kata
tersebut, anda praktekkan sambil katakana ‘Ibu melompat’, ‘kakak melompat’,
dsb
TAHAP KEEMPAT :
1. Ukuran kartu 4 cm tinggi dan 20 cm panjang
2. Ukuran huruf 5 cm
3. Huruf kecil, warna hitam
4. Tunjukkan kata demi kata seperti tahap sebelumnya lalu gabungkan misalnya
‘ini’ dan kata ‘bola’ menjadi ‘ini bola’.
5. Lakukan beberapa kata beberapa kali setiap hari.
TAHAP KELIMA : (susunan kata dalam kalimat)
1. Pilihkan buku sederhana dengan syarat :
Perbendaharaan kata tidak lebih dari 150 kata Jumlah kata dalam 1 halaman
tidak lebih dari 15-20 kata
Tinggi huruf tidak kurang dari 5 mm
Sedapat mungkin teks dan gambar terpisah.
Carilah
diet phentermine pill prescription yang mendekati persyaratan tersebut
2. Salinlah kata-kata yang ada setiap halaman tersebut ke dalam satu kartu
kira-kira ukuran 1 kertas A4. Huruf hitam, ukuran tinggi huruf 2,5 cm. Jumlah
kartu ‘susunan kata-kata’ sama dengan jumlah halaman buku. Ukuran kartu
harus sama walaupun jumlah kata tidak sama. Sekarang anda sudah
mempunyai kartu-kartu dengan kata-kata yang ada dalam setiap halaman buku
yang akan dibaca anak. Lubangi sisi kartu-kartu untuk dijilid menjadi sebuah
buku yang isinya sama namun ukurannya lebih besar.
3. Bacakan kartu demi kartu pelan-pelan, sehingga anak belajar kalimat demi
kalimat.
4. Bacakan dengan ekspresi sesuai dengan kalimat bacaan.
5. Lakukan secara rutin, minimal 5 kartu sebanyak 3 kali selama 5 hari.
6. Ketika membaca kartu pada hari lainnya, kartu yang lama sebaiknya diulang.
Setelah selesai kartu-kartu dibaca, simpanlah beurutan di dalam sebuah map
atau dibinding deperti buku.
7. Pada saat selesai 1 buku, berilah ijazah yg ditandatangani ibu, yg menyatakan
bahwa pada hari ini, tanggal ini, pada usia anak sekian, telah selesai dibaca
buku ini.
TAHAP KEENAM : (susunan kata dalam kalimat)
Pada tahap ini, anak sudah siap membaca buku yg sebenarnya, karena dia sudah 2 kali melakukan hal itu. Perbedaan ukuran huruf dari 5 cm (Tahap 4), 2,5 cm (Tahap 5) dan 5 mm (Tahap 6 ini) adalah sangat berarti khususnya bagi anak yang masih sangat muda, karena itu juga berarti anda membantu mendewasakan dan memperbaiki indera penglihatannya.
Kunci Keberhasilan
1. Jangan membosankan anak
2. Jangan memaksa anak
3. Jangan tegang
4. Jangan mengajarkan abjad terlebih dahulu
5. Bergembiralah
6. Ciptakan cara baru
7. Jawablah semua pertanyaan anak
8. Berilah buku bacaan yang bermutu
Penutup
Pada dasarnya anak memiliki kemampuan yang luar biasa, khususnya pada usia yg semakin kecil. Hanya diperlukan perhatian, kemauan,ketekunan serta yang utama kasih sayang orangtua untuk membuatnya mampu mengeluarkan potensinya yg luar biasa tsb.
Keinginan orangtua pada umumnya adalah :
1. Menginginkan anak mereka bahagia di dalam hidupnya dengan
menjadikan anak mereka tangguh dan siap bersaing.
2. Untuk itu dibutuhkan anak yg cerdas baik rasional maupun
emosional serta rasa ingin tahu yang besar.
3. Anak dapat diketahui rasa ingin tahunya yang besar dari banyaknya
pertanyaan yg diajukannya.
4. Untuk memuaskan rasa ingin tahunya, anak harus dibimbing supaya
suka membaca.
5. Agar anak suka membaca, dibutuhkan kemampuan membaca dan sarana
untuk membaca yang tidak lepas dari buku.
Jadi, dengan buku yg merupakan “JENDELA ILMU”, anak akan mampu membuka cakrawala kehidupan masa depannya dengan keceriaan.
“Selamat berkarya untuk anak-anak tercinta !”
Sumber: Buku “Mengajar Bayi Membaca” – Glenn Doman

Kamis, 29 Desember 2011

Memelihara Binatang dan Kesehatan Anak


by lin Eugene Myers, Jr

Benarkah memelihara hewan dapat membuat si kecil belajar tanggung jawab? Bagaimana dengan penyakit yang ditularkan oleh hewan, apakah tidak berbahaya bagi si kecil? Lalu bagaimana jika si kecil suka hewan?

Sebagai orangtua, terkadang kita heran melihat tingkah anak-anak jika sedang bermain dengan binatang kesayangannya. Bahkan ada anak yang menangis tersedu-sedu ketika binatang kesayangannya mati. Ada hubungan yang unik antara anak dan binatang.
Mengapa Suka Hewan?
 
Barangkali Anda memiliki anak yang suka memelihara hewan tertentu. Padahal Anda sendiri tidak suka. Entah itu kucing, anjing, kelinci, hamster, ayam yang memang sudah biasa dipelihara. Atau bahkan binatang-binatang yang tak lazim seperti ular, iguana, monyet, tikus, bahkan… anak macan.

Selain lucu, bulunya yang halus, bentuk wajahnya yang iut, sebenarnya secara psikologis ada beberapa hal yang membuat anak-anak suka memelihara hewan. Olin Eugene Myers, Jr., seorang psikolog dari Western Washington University, Amerika Serikat mengatakan, ada beberapa faktor yang menentukan interaksi antara anak dengan hewan.

A. Reaksi Positif
Reaksi anak terhadap binatang tergantung respon awal mengenai binatang tersebut. Ini tentu saja akan didapat anak dari lingkungannya. Ketika seorang anak ‘berkenalan’ dengan binatang itu dengan cara positif, misalnya seekor anak kucing yang lucu dan lincah tiba-tiba mendekati anak Anda. Kemudian mereka akrab bercanda, si kucing juga nurut dibelai-belai, maka respon positif telah tertanam pada diri anak Anda. Maka jika anak Anda kemudian berniat memelihara kucing, Anda jangan heran.
Namun ketika kucing tesrebut tiba-tiba galak lalu mencakar anak Anda hingga berdarah, dan anak Anda menangis kesakitan sampai ia ketakutan jika dekat dengan kucing, maka telah terjadi respon negatif. Anak Anda tak akan lagi mau mendekati kucing, apalagi memeliharanya.
Ketika Anda mengajak anak-anak ke kebun binatang, tanpa disadari sebenarnya Anda telah menanamkan ‘kesan’ kepada anak-anak. Padahal mungkin tujuan Anda hanya ingin memperkenalkan binatang pada mereka. Respon positif anak-anak terhadap binatang itulah yang mendorong hatinya untuk mencintai binatang.

B. Tubuh Hewan Unik
Tubuh binatang yang lebih kecil dari tubuh anak, bentuk badannya yang unik, bulu yang halus atau tingkahnya yang lucu membuat anak-anak Anda ‘jatuh cinta’. Secara keseluruhan mereka bisa membelainya, menggendongnya dan menciuminya. Akhirnya anak akan menemukan kesenangan lain. Berbeda jika mereka membelai boneka sekali pun itu boneka binatang.
Semakin mereka merasakan kesenangan dengan membelai tubuh biantang kesayangannya, semakin mereka merasakan ada sesuatu ‘ikatan’ dengan binatang kesayangannya itu. Mereka merasakan keunikan dari binatang itu.

C. Saling Berinteraksi
Ketika seorang anak telah punya kesan positif dan merasa telah mendapatkan ‘sesuatu’ dari hewan peliharaannya itu, anak akan menganggap binatang peliharaannya sebagai ‘teman’. Mereka saling berinteraksi satu sama lain. Anak punya rasa kepedulian dan tanggung jawab menjaga binatang kesayangannya itu dan si binatang seolah-olah merasa punya ‘hutang budi’ pada tuannya.

D. Ekspresi Balik
Ketika anak Anda membelai, mencium dan memeluk binatang kesayangannya itu, tentu saja si binatang ikut merasakan betapa ia disayang. Si binatang juga akan memberikan respon balik dengan gerak-geriknya. Ketika ia dibelai-belai, binatang itu akan diam manja. Ketika ia diajak bercanda, ia akan senang meloncat-loncat. Itulah ekspresi balik binatang melalui feeling-nya.

Benarkah Bermanfaat?
Secara psikologis, anak yang memelihara binatang jadi lebih peduli, lebih bertanggung jawab, juga lebih sayang. Tampaknya memelihara binatang ada sisi positifnya. Berdasarkan hasil penelitian, berteman dengan hewan mengajarkan anak tanggung jawab, mendorong tumbuhnya kepedulian, rasa solidaritas, pertemanan, keamanan, kenyamanan dan sarana menyalurkan kasih sayang.

Beberapa anak bahkan menggunakan binatang peliharaannya sebagai teman saat mereka bosan, kesepian, atau ketika sedang sedih. ahkan beberapa negara telah menggunakan binatang sebagai sarana terapi bagi anak-anak yagn sulit menjalani hubungan orang lain. Tapi, kata Myers, sebaiknya tidak memilih hewan-hewan yang tidak lazim seperti ular, iguana atau anak macan, kecuali orangtua memang sudah cheap diet pills online memeliharanya lebih dulu. Jadi, biarkanlah anak-anak Anda memelihara binatang kesukaannya.

Jika Anak Anda Memelihara Binatang
 
1. Pastikan bahwa binatang yang akan dipelihara bukan binatang buas dan bebas dari penyakit. Bawalah binatang tersebut ke dokter hewan untuk memastikannya. Secara berkala bawalah binatang tersebut ke dokter hewan untuk memastikan bahwa binatang itu sehat.

2. Ajari anak Anda untuk selalu menjaga kebersihan binatang peliharaannya. termasuk di mana binatang itu mengeluarkan kotoran, makan dan sebagainya.

3. Mintalah anak untuk memberi sendiri makan dan minum binatang kesayangannya. Tegaskah bahwa itulah konsekuensi jika ingin memelihara binatang.

4. Tekankan pada mereka bahwa binatang hanya ‘jembatan’ bagi mereka untuk dapat lebih baik bersosialisasi dengan orang lain

Sumber : DokterSehat

Rabu, 28 Desember 2011

APA ITU BABY BLUE SYNDROME?


Baby Blue Sindrom / Baby Blues Syndrome, atau sering juga disebut Postpartum Distress Syndrome adalah perasaan sedih dan gundah yang dialami antibiotics oleh sekitar 50-80% wanita setelah melahirkan bayinya.
Aneh memang… perasaan senang menanti-nanti kelahiran sang buah hati, ternyata pada sebagian ibu bisa berubah menjadi depresi, setelah proses kelahiran bayi.
Baby Blues Syndrome masih tergolong ringan dan biasanya berlangsung hingga 2 minggu. Jika Anda mengalaminya lebih dari 2 minggu, bisa jadi itu adalah Postpartum Depression dan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter Anda…

Beberapa Gejala Kasus Baby Blues Syndrome:
1. Menangis tanpa sebab yang jelas
2. Mudah kesal
3. Cemas
4. Lelah
5. Tidak sabaran
6. Enggan memperhatikan si bayi
7. Tidak percaya diri
8. Mudah tersinggung
9. Sulit beristirahat dengan tenang
Jika setelah melahirkan Anda mengalami berbagai kondisi dan perasaan di atas, maka besar kemungkinan Anda sedang dilanda Baby Blues Syndrome…
Apa Beda Baby Blues Syndrome dengan Postpartum Depression?
Perbedaan keduanya terletak pada frekuensi, intensitas, serta durasi berlangsungnya gejala-gejala di atas. Pada Postpartum Depression, Anda akan merasakan berbagai gejala tersebut lebih sering, lebih hebat, serta lebih lama.
Bagaimana cara membedakannya?
Sebenarnya caranya mudah. Salah satunya adalah dengan memperhatikan pola tidur si ibu. Jika ketika ada orang lain menjaga bayi, si ibu bisa tertidur, maka besar kemungkinan si ibu hanya menderita Baby Blues Syndrome (BBS). Namun jika si ibu sangat sulit tertidur walaupun bayinya dijaga oleh orang lain, maka mungkin tingkat depresinya sudah termasuk ke dalam Postpartum Depression (PPD).
Beberapa Gejala Postpartum Depression:
1. Cepat marah
2. Bingung
3. Mudah panik
4. Merasa putus asa
5. Perubahan pola makan dan tidur
6. Ada perasaan takut bisa menyakiti bayinya
7. Ada perasaan khawatir tidak bisa merawat bayinya dengan baik
8. Timbul perasaan bahwa ia tidak bisa menjadi ibu yang baik
PPD bisa berlangsung hingga 1 tahun setelah kelahiran bayi…
Pada kasus PPD akut, si ibu bisa saja bunuh diri atau menyakiti bayinya sendiri…
Apa Penyebab PPD?
Walaupun hingga artikel ini ditulis tidak ada yang tahu pasti penyebab timbulnya PPD, namun berbagai faktor berikut sepertinya sangat berpengaruh:
1. Perubahan hormon si ibu
2. Tekanan menjadi ibu baru
3. Kurangnya bantuan ketika melahirkan
4. Ada sejarah keluarga terkait dengan depresi
5. Merasa terisolasi
6. Kelelahan

Berikut beberapa tips yang berkaitan dengan baby blue syndrome sebelum proses melahirkan :
1. Meminta bantuan dan dukungan keluarga besar sebelum melahirkan.
2. Siapkan mental sang ibu dengan sharing, memperbanyak pengetahuan medis dan memperbanyak ibadah
3.Sang ibu harus banyak membaca tentang pengetahuan perawatan bayi.
Pengobatan Baby Blue Syndrome
Setelah proses melahirkan dan didapati sang ibu mengealami gejala baby blue syndrome, maka beberapa tips berikut dapat dilakukan untuk mengatasi masalah baby blue syndrome pada ibu muda.
1. Meminta bantuan keluarga besar untuk mengurus sang bayi.
2. Banyak tidur untuk sang ibu.
3. Sang ibu harus sharing kesulitan dan masalah pada suami atau keluarga.
4. Memanfaatkan waktu untuk relaksasi.
5. Jangan lupa makan dan perhatikan pola gizi yang masuk.

sumber referensi: bundagaul.com, tipsbayi.com & berbagai sumber lain