Minggu, 13 Februari 2011

10 Cara Menjadi Ayah Yang Lebih Baik

Apakah anda sudah merasa menjadi seorang ayah yang baik? Atau malah sebaliknya, sering merasa kurang memainkan peran anda sebagai seorang ayah? Ada baiknya kita simak bersama artikel berikut yang diterjemahkan secara bebas dari ChildCareAware agar kita dapat introspeksi ataupun melakukan improvement dalam membangun hubungan yang baik dengan anak. Di bawah adalah 10 tips cara untuk dapat menjadi ayah yang lebih baik lagi ...

1. Hormati ibu dari anak-anak : Salah satu cara terbaik yang dapat dilakukan oleh seorang ayah untuk anak-anaknya yaitu menghargai ibu mereka. Ayah dan ibu yang saling menghargai satu sama lain, dan memperlihatkan hal tersebut kepada anak-anaknya, akan secara otomatis membentuk lingkungan yang aman dan nyaman bagi mereka. Saat anak-anak melihat orang tuanya saling menghargai satu sama lain, mereka akan merasa lebih diterima dan juga dihargai.

2. Luangkan waktu untuk bersama dengan anak-anak : Bagaimana seorang ayah meluangkan waktu menunjukkan seberapa penting mereka baginya. Jika anda kelihatan selalu sibuk untuk bersama mereka,... mereka akan merasa diabaikan apapun juga alasan yang anda sampaikan. Mencintai dan meluangkan waktu bersama mereka kadang kala berarti mengorbankan hal lain, tetapi hal tersebut akan sangat berarti. Anak-anak tumbuh dengan sangat cepat dan kesempatan yang terlewatkan akan hilang selamanya.

3. Dengarkan apa yang ingin mereka sampaikan : Seringkali ditemukan seorang ayah berbicara pada anaknya hanya ketika mereka melakukan suatu kesalahan. Oleh karena itu banyak anak-anak yang ngeri ketika ibunya berkata, "Ayahmu ingin berbicara..." Mulailah berbicara dan ngobrol dengan anakmu sejak mereka masih sangat kecil agar subjek/topik yang sulitpun akan dapat dibicarakan saat mereka tumbuh dewasa. Luangkan waktu dan dengarkan ide-ide juga permasalahan mereka.

4. Disiplinkan Dengan Rasa Cinta dan Kasih Sayang : Seluruh anak membutuhkan arahan, nasehat dan disiplin, bukan hukuman. Hukuman tetap diperlukan dalam mendisiplinkan mereka, tetapi tetapkanlah batasan yang tepat. Ingatkan kepada mereka akibat dari perbuatannya dan berikan hadiah atau pujian jika mereka berkelakuan dengan baik dan benar. Seorang ayah yang mendisiplinkan anaknya secara tenang namun tegas memperlihatkan perhatian dan rasa kasih sayang bagi anak-anak.

5. Jadilah Panutan (Role Model) : Disadari atau tidak, setiap ayah menjadi panutan bagi anaknya. Seorang anak perempuan yang sering menghabiskan waktu bersama ayah yang menyayanginya akan tumbuh dan mengetahui bahwa dirinya berhak untuk diperlakukan dengan hormat dan baik oleh lelaki, dan figur serta nilai apa yang dicari pada suaminya nanti. Ayah dapat mengajarkan anak laki-lakinya mengenai hal-hal yang penting dalam kehidupan dengan cara mempraktekkan dan memperlihatkannya kepada mereka, seperti kejujuran, kemanusiaan juga tanggung jawab. Seluruh dunia adalah sebuah panggung... dan ayah memainkan salah satu peran yang vital.

6. Jadilah Seorang Guru : Banyak para ayah yang berpikiran bahwa mengajar adalah sesuatu yang dilakukan oleh orang lain. Tetapi, para ayah yang mengajarkan kepada anaknya mengenai benar dan salah akan mendorong mereka untuk melakukan yang terbaik dan akan melihat anaknya membuat pilihan yang baik. Gunakanlah contoh dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu anak-anak mempelajari hal-hal dan nilai-nilai dasar dalam kehidupan.

7. Makan Bersama Keluarga : Makan bersama sekeluarga (sarapan, makan siang atau makan malam) dapat menjadi bagian yang penting dalam kehidupan berkeluarga yang sehat. Pada saat ini adalah kesempatan bagi anak untuk membicarakan tentang apa yang mereka lakukan dan apa yang ingin dilakukan. Ini juga adalah kesempatan yang baik bagi ayah untuk mendengarkan dan memberikan saran atau nasihat. Yang paling penting, makan bersama ini adalah waktu bagi keluarga untuk berkumpul bersama setiap harinya.

8. Bacakan Cerita Untuk Mereka : Pada dunia dimana TV biasanya mendominasi kehidupan anak-anak, adalah hal yang penting bagi ayah agar berupaya untuk membacakan cerita kepada anaknya. Cara terbaik bagi anak untuk belajar adalah dengan melakukan dan membaca, serta dengan melihat dan mendengar. Mulailah membacakan cerita kepada anak pada saat mereka masih kecil. Pada saat mereka mulai besar, anjurkan mereka untuk membaca sendiri. Menumbuhkan rasa suka membaca pada anak adalah salah satu cara terbaik untuk mengarahkan mereka untuk memiliki kehidupan dan perkembangan karir yang baik.

9. Perlihatkan Rasa Kasih Sayang : Anak-anak membutuhkan rasa aman dan nyaman yang mereka peroleh dan rasakan saat mereka merasa diinginkan, diterima dan disayangi oleh keluarganya. Orang tua, terutama ayah, sebaiknya merasa nyaman dan berkeinginan untuk memeluk mereka. Memperlihatkan rasa kasih sayang setiap hari adalah cara terbaik untuk menunjukkan kepada mereka bahwa anda menyayanginya.

10. Sadari Bahwa Tugas Seorang Ayah Tidak Pernah Berakhir : Meskipun mereka sudah tumbuh dewasa dan siap untuk meninggalkan rumah, mereka akan tetap kembali kepada ayahnya untuk mencari kearifan/kebijaksanaan dan saran. Apakah itu berkaitan dengan kuliahnya, kantor / kerja yang baru ataupun pernikahan, seorang ayah akan terus memainkan peran yang penting dalam kehidupan mereka pada saat mereka tumbuh dan mungkin terus sampai saat mereka akan menikah dan membangun keluarganya sendiri.

Jumat, 11 Februari 2011

Susahnya Memilih Sekolah Untuk Anak

Waktu sangat cepat berlalu. Tanpa terasa tahun ini anak pertama saya, Daffa, sudah memasuki usia taman kanak-kanak (TK). Maka sudah saatnya untuk memulai ritual survey sekolah yang "sesungguh"-nya... Saya sebut "sesungguh"-nya karena sebenarnya sejak Daffa berusia 1 tahun saya sudah mulai melakukan survey sekolah, ikut trial sana-sini baik sekolah lama ataupun sekolah baru buka yang menerima anak dari umur 1 thn lebih, dan juga mencatat sekolah-sekolah yang menjadi incaran saya. Bukan karena terobsesi menyekolahkan anak, tapi hanya karena kurang kerjaan ;P

Namun, ketika tiba waktunya memilih dan mendaftarkan Daffa ke TK, baru terasa betapa sulit menetapkan pilihan... Sebelum menjadi orangtua, tidak pernah terbayangkan oleh saya memilih sekolah itu begitu susahnya (atau jaman sudah berubah...). Ketika orangtua saya dulu memilih sekolah untuk saya, alasan utama mereka hanya tempat yang dekat dengan rumah agar mudah untuk diantar jemput. Sesederhana itu.

Namun, bagi saya tidak segampang itu. Sangat susah mencari sekolah yang sesuai dengan visi dan misi saya sebagai orang tua... Materi pelajaran bagus, lingkungan bagus, pergaulan bagus, berbasis agama, tidak terlalu banyak murid dalam satu kelas atau yang terasa pas di hati dan lebih penting lagi pas di kantong.

Berbekal survey yang telah saya lakukan sejak dulu dan info tambahan yang saya peroleh dari berbagai sumber serta melakukan shortlisting, maka tibalah waktunya untuk memutuskan sekolah yang pas buat Daffa. Beberapa pilihan yang ada yaitu:

Pertama
Sekolah dengan lingkungan yang sangat bagus, bersih, asri, besaaar... tetapi harganya bikin kantong jebool dan cukup jauh dari rumah :(

Kedua
Sekolah yang sudah mempunyai nama dan reputasi. Mendengar testimoni teman-teman, metode pengajarannya oke. Tapi, ketika didatangi ternyata lingkungan sekolahnya tidak begitu pas di hati meskipun jaraknya cukup dekat dengan rumah.

Ketiga
Sekolahnya agak jauh dari rumah, metode pelajaran sesuai di hati, tapi pada saat mengunjungi sekolah tersebut Daffanya malah ga suka sama sekali dengan lingkungan sekolahnya.

Keempat
Sekolah yang dekat dengan rumah dengan lingkungan yang menyenangkan dan berbasis agama. Tetapi uang sekolahnya agak sedikit memaksa... Biaya pendaftaran dan bulanannya cukup mahal. Demi pendidikan anak, masih bisa kami usahakan dengan mengurangi beberapa pos pengeluaran bulanan yang dinilai tidak terlalu penting.

Setelah menetapkan yang keempat sebagai pilihan, maka Daffa pun ikut test ujian dan diterima masuk di sekolah tersebut. Namun menjelang deadline pembayaran pendaftaran... Datanglah pilihan kelima yang menjadi pilihan akhir saya.

Kelima
Lokasinya agak sedikit jauh dari rumah namun dikelola dengan baik, metode pengajaran sih konvensional ga muluk-muluk namun lingkungan sekolah luas, bersih, asri dan yang penting pas di kantong... masih masuk akal untuk sebuah sekolah TK.

Saya ingin share beberapa hal yang menurut saya perlu diperhitungkan saat memilih sekolah TK untuk anak. Kita dapat menggunakan teknik pembobotan untuk masing-masing poin di bawah dan kemudian melakukan cost-benefit analysis dalam menetapkan pilihan akhir, karena sangat kecil sekali kemungkinan seluruh poin tersebut dapat terpenuhi semuanya.
  1. Misi dan visi orang tua. Apakah anda telah memiliki preferensi dan target untuk menyekolahkan anak anda di sekolah yang berbasis agama, international school, sekolah termahal, home schooling, atau sekolah khusus / tertentu lainnya? Hal ini merupakan poin utama karena dapat mengalahkan poin-poin lainnya dibawah secara mutlak.
  2. Lokasi sekolah dari rumah jangan terlalu jauh, kasihan anak kita jika terlalu lama berada di perjalanan menuju sekolahnya. Apalagi kalau dia harus bangun dan berangkat sekolah jam 5 pagi atau lebih pagi lagi.
  3. Lingkungan dan pergaulan di sekolahnya. Hal ini menjadi salah satu aspek penting karena saya tidak ingin anak saya mulai berbicara menggunakan kata-kata tidak baik dan sejenisnya yang dia peroleh dari teman sekolah.
  4. Metode pengajarannya. Hal ini perlu diperhitungkan meskipun sebenarnya tidak terlalu saya pusingkan saat memilih sekolah TK Daffa. Menurut saya, di TK anak-anak cukup bermain sambil belajar dan membiasakan diri bersosialisasi dengan anak-anak lainnya.
  5. Kondisi keuangan keluarga. Tentunya kita menginginkan yang terbaik untuk anak kita tercinta. Tetapi jangan terlalu memaksakan terutama untuk sekolah TK yang menurut saya belum kritikal dimana mereka lebih banyak bermain sambil belajar dan bersosialisasi.
  6. Status sosial mayoritas murid di sekolah tersebut. Ini perlu menjadi perhatian bagi kita kerena apabila perbedaannya cukup jauh, kita harus dapat menanamkan rasa pengertian pada anak agar tidak terlalu menuntut dan tidak merasa minder apabila kita tidak ingin / tidak dapat memberikan apa yang dimiliki anak-anak lainnya. Hal ini dapat berakibat buruk bagi anak secara psikologis... Kan repot juga kalau nanti anak kita berkata "Ayah, Ibu, anak-anak lainnya pada liburan ke luar negeri kok kita cuma ke pulau seribu?... atau "Ayah, Ibu, beliin blackberry dong, teman-teman sekolah semuanya pake blackberry... saya diledekin terus sebagai anak orang miskin."-- (ini sebenarnya issue yang cukup besar, mungkin nanti bisa dijabarkan pada artikel selanjutnya)

Itulah pendapat saya. Apabila anda memiliki pendapat lainnya, silahkan di-share pada comment di bawah. Selamat mencari sekolah! Apapun keputusan kita dalam memilih sekolah, semoga anak-anak kita menjadi generasi penerus bangsa yang lebih baik dan tidak hanya berguna bagi nusa bangsa tapi juga untuk agama... Amin.

Note: Pssst... Tulisan ini saya bikin tanpa ada maksud untuk mempromosikan sekolah tertentu. Jadi, jangan tanya nama sekolah yang akhirnya saya pilih ya... Terima kasih atas pengertiannya.

Tips cara Menghadapi Anak yang Pemarah (Ngambek)

Sebagai orang tua, bagi saya sangatlah tidak mudah untuk memahami si kecil. Mereka sering berkelakuan sangat lucuuu sekali... tapi tak jarang juga berkelakuan "lucu" lainnya yang dapat melatih kesabaran saya. Belum lagi jika mereka sedang marah, saya sering tidak tahu bagaimana harus bersikap, apakah harus ikutan marah (seringnya sih iya :p) atau bernegosiasi (yang seringnya tidak didengar) atau didiamkan saja. Ternyata hal ini bukan saja dialami oleh saya, ... pada saat jalan-jalan di mall, beberapa kali saya melihat seorang anak sedang menangis mengamuk pada ibunya. Kalau sudah ditempat umum begitu lebih repot lagi, kan malu :p

Mudah-Mudahan artikel hasil karangan kak Seto di bawah dapat membuat kita, terutama saya, dapat menghadapi si kecil yang sedang marah dengan lebih bijak tanpa harus ikutan marah juga... Dan dapat menjadi orang tua yang lebih baik.


Pengarang: Dr.Seto Mulyadi
Sumber: http://id.shvoong.com

Orangtua seringkali menghadapi kemarahan anak yang cenderung agresif sehingga sulit memahami kemarahan mereka dan hal tersebut malah membuat orangtua binggung dan tidak tahu bagaimana harus menghadapi dan meredam kemarahan si anak.

Banyak cara anak dalam mengekspresikan kemarahannya ada yang langsung mengutarakan keinginannya pada orangtua sambil marah-marah dan menangis, bahkan ada yang sampai melempar dan membanting barang-barang, atau adapula anak yang ngambek bersikap diam dan cenderung menarik diri karena memendam rasa marahnya.

Sebenarnya ada beberapa sebab mengapa anak marah atau bahkan menjadi pemarah, biasanya karena Janji Pada Anak yang Tidak Kita Tepati, Mencari Perhatian, Dipaksa Disiplin, Cemburu Pada Saudara, Orangtua yangTerlalu Mendikte, Tidak Mampu Menyesuaikan Diri Dengan Perubahan atau bahkan bisa jadi mereka meniru orangtua mereka sendiri. Jadi sebisa mungkin kita selalu berusaha bersikap baik dan sopan didepan anak, jangan sekali-kali marah-marah atau malah berkelahi di depan mereka.

Itu sebabnya sebenarnya orangtua adalah contoh utama dalam perkembangan watak dan sikap anak, disamping itu kekompakan dan konsistensi dalam menghadapi mereka adalah kunci keberhasilan dalam mendidik anak.

Berikut akan disampaikan Cara Tips & Trik Menghadapi Kemarahan Anak berdasarkan sebab2 kemarahan mereka :

A. Jika anak marah karena JANJI PADA ANAK YANG TIDAK DITEPATI, berikut CARA TIPS & TRIK BERJANJI SECARA BIJAK:

  1. Ketika membuat janji sebaiknya gunakan konsep waktu yang jelas. Bila perlu tunjukkan kalender kepada anak dan beritahu kapan kita bisa menepati janji. Jangan gunakan kata “nanti” karena dapat diartikan si anak hari ini atau besok.
  2. Sebaiknya jangan mengobral janji pada anak yang belum tentu dapat kita tepati. Pikirkan dulu baik-baik ketika akan membuat janji pada anak.
  3. Jangan menjanjikan sesuatu agar si anak berhenti menangis atau berhenti bertingkah nakal, karena anak akan cenderung mengulanginya lagi untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya.
  4. Buat reminder atau catatan janji kita pada anak, perlakukan mereka seperti klien kita di kantor bahkan jadikan mereka klien utama anda.


B. Jika anak marah karena MENCARI PERHATIAN, berikut CARA TIPS & TRIK MENGHADAPI MEREKA:

  1. Memeluknya dan mengungkapkan kata sayang pada anak adalah ungkapan paling mudah yang dapat diartikan anak sebagai wujud kasih sayang orangtua.
  2. Tetap bersikap tenang, jangan panik dan buru2 memenuhi keinginan mereka ketika sedang marah, jika tidak kemungkinan besar anak akan mengulangi perilaku marah mereka.
  3. Menggoda dengan humor dan menggelitik anak, sambil menanyakan mengapa mereka marah. Terkadang cara ini cukup berhasil.
  4. Hindari kata “tidak” dan “jangan” pada anak. Gunakan suara tenang jangan berteriak dan bernada marah.
  5. Sampaikan pada anak ada cara lain yang lebih baik untuk memperoleh perhatian, saat menyampaikan ini usahakan anda dekati mereka posisikan diri anda sejajar dengan anak dan lakukan kontak mata. Berikan pujian positif apabila anak menuruti anda dan berperilaku baik.
  6. Sampaikan pada anak untuk bersikap sabar, apapun yang mereka inginkan perlu waktu dan usaha. Dan beri pujian bila ia mampu untuk lebih bersabar.
  7. Berikan timeout dengan membiarkan anak untuk menenangkan diri disuatu ruangan yang tenang. Jangan pernah mengatakan “masuk kamar sekarang, dan jangan keluar sampai kamu perbaiki tingkah lakumu !”, cukup katakan pada mereka “tenangkan dirimu dulu jika merasa lebih baik baru kita bicara”.


C. Jika anak marah karena DIPAKSA DISIPLIN, berikut CARA TIPS & TRIK MENUJU DISIPLIN YANG EFEKTIF:

  1. Untuk mengubah perilaku buruk anak, orangtua juga harus mengetahui motivasi dibalik tingkah lakunya. Misalnya karena bosan, cari perhatian, balas dendam atau ingin unjuk kekuatan.
  2. Tentukan batasan yang jelas pada anak apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dengan detil.
  3. Terapkan batasan atau aturan tersebut pada setiap anak dalam keluarga termasuk orangtua.
  4. Konsekuensi disiplin yang sama seperti kasus sebelumnya. Tanpa konsekuen dalam disiplin akan membingungkan anak.
  5. Jangan memberi disiplin dimuka umum akan membuat anak malu dan marah, bicarakanlah berdua saja dengan anak.
  6. Dibutuhkan ketegasan orangtua dalam menerapkan disiplin, namun jangan melakukannya dengan berteriak dan membentak anak. Sampaikan semuanya dengan tenang tapi jelas.
  7. Jangan pernah menghukum anak secara fisik seperti memukul.
  8. Berikan sanksi segera setelah anak melakukan kesalahan jangan pernah menundanya, hal ini akan membuat anak mengira orangtua tidak sungguh2 menerapkan disiplin.
  9. Orangtua perlu melakukan pengawasan sejauh mana anak bersungguh2 menjalankannya.

10 Alternatif Selain Memukul Si Kecil

Memukul anak bukanlah sesuatu yang secara sadar ingin dilakukan oleh para orang tua. Seringkali hal tersebut terjadi saat mereka kehilangan kesabaran atau merasa *desperate*. Seorang ayah mungkin memberi anaknya pukulan ringan karena telah memintanya untuk mematikan televisi sebanyak tiga kali namun tidak diacuhkan. Contoh lainnya pada saat seorang anak yang berusia empat tahun berlari menyebrang jalan, ibunya mungkin memberi pukulan dan mengingatkan untuk tidak berlari menyeberang jalan lagi. Setiap orang tua pasti merasa kesal dan terganggu apabila anaknya tidak mendengarkan mereka. Rasa takut juga memiliki efek yang sama: "Apa jadinya kalo dia tidak begitu beruntung saat berlari menyeberang jalan berikutnya?!?!". Sebagian besar orang tua pasti pernah merasa ingin memukul anaknya.
Menurut American Academy of Pediatrics, pemukulan terhadap anak terjadi setidaknya sekali dalam seminggu oleh orang tua dari keluarga kelas menengah. Kenapa banyak orang tua yang memukul anaknya? Kita mungkin berasumsi bahwa dengan pukulan, anak lebih cepat mengerti dan sadar akan kesalahannya. Tetapi sebenarnya, pukulan itu hanya berhasil jika dan hanya jika anda melihatnya dalam jangka pendek. Lucy, anak berusia 3 tahun, mengambil bonekanya dan lari secepat-cepatnya ketakutan setelah ibunya memberi pukulan di pantat. Namun guru Lucy di sekolah perlu memperhatikan Lucy dengan seksama karena dia memiliki kecenderungan untuk mem-"bully" anak-anak lainnya yang lebih muda. Apakah ada keterkaitan antara kedua hal tersebut?

Pada tahun 2002 dilakukan riset mengenai bagaimana pemukulan berefek kepada anak. Psychologist Elizabeth Thompson Gershoff dari Columbia University's National Center for Children in Poverty melakukan analisa terhadap data yang telah dikumpulkan selama 62 tahun dan menemukan bahwa semakin sering anak dipukul, semakin besar risiko anak tersebut mengalami masa kecil yang agresif (childhood aggression) dan perilaku anti-sosial lainnya seperti berbohong, berlaku curang dan "bullying". Anak-anak yang dibesarkan dengan pukulan biasanya tidak mempelajari cara membedakan yang mana yang benar dan yang salah dan biasanya berperilaku tidak benar dibelakang orangtuanya. Salah satu dari ibu yang pro memukul anak mengatakan "Anak saya berperilaku baik jika saya memukulnya -- tapi saya tidak tahu apakah dia begitu karena takut atau karena dia belajar untuk membedakan yang benar dan yang salah." Yang pasti, pukulan mengubah anak.

Jadi, apakah alternatifnya? Strategi berikut didasari pada keyakinan bahwa setiap anak berhak untuk diperlakukan dengan respect, meskipun pada saat ia bertingkah.

10 cara alternatif untuk menangani dilema dalam mendisiplinkan anak

1. Tegas namun tetap Sabar
Anak-anak cenderung lebih mendengarkan apa yang anda katakan jika menggunakan intonasi biasa / netral / standar.

2. Diamlah sejenak
Tidak ada salahnya anda mengatakan, "Bunda terlalu marah untuk menangani ini sekarang, kita bicarakan hal ini nanti."

3. Didik anak anda
Pada saat anda merasa ingin menghukum anak anda karena satu dan lain hal, cobalah untuk memberikan pengertian kepadanya. "Ibu tidak suka kalau kamu meletakkan sepatu roda di ruang depan. Lain kali, tolong letakkan di dalam gudang. Bagaimana supaya kamu bisa mengingat itu?"

4. Bersikap Positif
Daripada mengatakan "Berapa kali ayah harus menyuruh kamu untuk menyikat gigi?!", katakan "Ayo sikat gigi, nanti kalau sudah selesai, ayah antarkan ke tempat tidur."

5. Berikan penjelasan, bukan ancaman
Dengan memberikan anak anda penjelasan singkat kenapa dia harus melakukan apa yang anda suruh, anda memberikannya alasan untuk menjaga kelakuannya.

6. Jangan marah
Daripada memusatkan perhatian anda pada kesalahan / kelakuan buruk anak anda, cobalah untuk memandang setiap konflik sebagai kesempatan untuk mengarahkan dan mendidik anak anda.

7. Berikan insentif
Arahkan anak anda untuk bersikap kooperatif dengan cara seperti "Sudah waktunya kita pulang, ayo naiklah perosotan sekali lagi kemudian kita pulang. Mama ingin sampai di rumah sebelum gelap agar kita sempat membuat kue."

8. Fleksible
Jika si kecil meminta "Bolehkah saya menyelesaikan film ini sebelum kita pergi?" dan anda sebenarnya masih memiliki banyak waktu dan tidak terburu-buru, berikanlah dia kesempatan untuk menyelesaikan film-nya. Ini adalah cara yang baik bagi si kecil untuk mempelajari mengenai artinya negosiasi.

9. Hentikan sikap otoriter
Bersikap keras dan menunjukkan kekuasaan anda pada si kecil hanya akan membuat anda merasa frustasi dan hal ini sangat tidak produktif. Ajaklah anak anda untuk bersikap kooperatif dengan cara seperti, "Ibu ingin kamu memakai baju yang bersih, tapi kamu selalu memakai baju yang sama setiap hari. Apa yang membuat kamu pengen memakai baju itu terus dan bagaimana kita dapat menyelesaikan permasalahan ini?" Kemungkinan anak anda untuk bersikap kooperatif jauh lebih besar jika solusi berasal dari dirinya sendiri.

10. Be Smart
Para orang tua biasanya menangani permasalahan dengan suatu cara tertentu meskipun cara tersebut tidak membantu. Jika yang anda lakukan tidak berhasil, carilah cara yang lebih efektif dalam menanganinya. Tip: Jauh lebih gampang untuk mengubah cara anda dalam menangani / menghadapinya dibanding mencoba mengubah anak anda. Tanyalah pada diri anda, "Apakah cara lain yang bisa saya lakukan agar dapat memperoleh reaksi yang lebih baik dari anak saya?"


Diterjemahkan secara bebas dari : http://www.ivillage.com

Makan Wortel Kulit Menjadi Kuning

Ternyata kebanyakan makan wortel itu bisa membuat kulit bayi atau balita menjadi berwarna kuning. Kalau dipikir-pikir, lucu juga kebanyakan makan wortel bisa jadi kuning... jangan-jangan kebanyakan makan brokoli bisa jadi hijau. Atau jangan-jangan hulk sebenarnya jadi hijau karena sebelum marah makan bayam dulu yang banyak jadi hijau ... hahaha.

Kesimpulannya, semua yang berlebihan itu tidak baik. Contohnya ya wortel ini. Penjelasannya secara acak diambil dan diterjemahkan dari website World Carrot Museum adalah sebagai berikut ...


"Jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan, wortel dapat menyebabkan kulit berubah menjadi kuning; fenomena ini, yang disebut "Carotenemia" dan disebabkan oleh carotene yang terkandung pada wortel, biasanya terjadi pada anak-anak dan tidak berbahaya. Perubahan warna kulit ini sama sekali tidak membahayakan, hanya saja dapat menyebabkan teman dan orang di sekitar kaget atau bingung melihatnya.

Ada dua kemungkinan kenapa warna kulit berubah menjadi oranye, yaitu tubuh anda tidak dapat memproses seluruh carotene yang terkandung pada jus wortel yang anda minum, atau hati anda tidak berfungsi dengan baik. Hal baik mengenai kelebihan dosis beta-carotene adalah tubuh tidak mengkonversi kelebihan tersebut menjadi vitamin A. Jika hal sebaliknya yang terjadi, maka kerusakan pada hati dapat terjadi. Oleh sebab itu maka carotene yang berlebih tersebut akan terakumulasi selama beberapa minggu pada kulit, terutama di telapak tangan dan kaki, mengakibatkannya menjadi berwarna agak kekuning-kuningan / oranye.

Satu yang perlu anda ingat, meskipun kelebihan carotene biasanya dapat mengakibatkan perubahan warna kulit pada anak-anak, hal tersebut tidak lazim terjadi pada orang dewasa karena organ hati orang dewasa seharusnya sudah berfungsi dengan baik untuk mengubah beta-carotene menjadi vitamin A dan menghancurkan lebihnya dari tubuh. As a rule, jus bayam tidak akan mengubah anda menjadi hijau, gula merah tidak akan mengubah anda menjadi merah, dan wortel tidak akan mengubah anda menjadi oranye. Orang dewasa biasanya menjadi kuning / oranye pada saat sakit kuning sebagai akibat organ hati congested / kepenuhan, atau mengeluarkan toksin. Kulit adalah salah satu dari empat organ yang melakukan penghancuran/pembuangan dari tubuh. Toksin-toksin tersebut akan dikeluarkan melalui kulit."


Hal penting yang perlu diingat yaitu khusus untuk bayi yang baru lahir, biasanya organ hati belum berfungsi sempurna sehingga kulit dan mata bayi dapat menjadi berwarna kuning karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah bayi. Hal ini perlu anda perhatikan dengan seksama sampai dengan bayi berusia sekitar 2 - 3 minggu. Peningkatan bilirubin yang terlalu tinggi pada masa tersebut dapat berbahaya bagi bayi.

Oke ... ternyata hulk jadi hijau bukan karena makan bayam terus ... hehehe. Mungkin popeye yang nantinya bakal menjadi hijau... hehehe.

10 Mitos Seputar Bayi dan Balita

1.Jemur Bayi di Pagi HariAnggapan bahwa bayi harus dijemur setiap pagi tak sepenuhnya betul. Bayi memang perlu dijemur di pagi hari untuk menghangatkan tubuhnya, tetapi tak perlu setiap hari. Juga, tak perlu lama-lama, cukup 10 - 15 menit saja di bawah jam delapan pagi. Terutama bila bayi anda lahir berwarna kuning. Sinar matahari pagi hari dapat menguraikan bilirubin menjadi senyawa yang larut dalam air dan akan dikeluarkan sebagai urin.

2.Susu Botol Saat Tidur
Itu hanya untuk meringankan anda saja. Memberikan susu botol pada bayi yang bangun malam hari membuat anda lebih praktis dan bayi pun segera tidur lagi. Tapi, susu botol dapat mengganggu perkembangan bayi. Karena, endapan susu dapat berkumpul di bagian gusi. Selain itu, si kecil mudah terkena infeksi telinga karena susu yang diminum dapat masuk ke saluran eustachius, penghubung antara tenggorokan bagian belakang dan telinga bagian belakang. Jadi, bila harus memberikan susu botol, angkat bayi, pangku agar kepala lebih tinggi dari badannya. Setelah itu tidurkan tanpa botol.

3.Air Dingin Membuat Bayi Kuat
Anggapan memandikan bayi dengan air dingin dapat membuat bayi kuat sangat tidak benar. Bayi justru rentan terhadap suhu dingin. Itu sebabnya setelah lahir orangtua membedong bayinya. Air dingin dapat membuat pembakaran dan metabolisme tubuh bayi meningkat, sehingga makanan dalam tubuh bisa habis untuk mengatur suhu tubuh. Bayi bisa kehabisan tenaga dan akhirnya mudah sakit. Bayi harus dimandikan dengan air hangat. Angkat sebelum bayi kedinginan dan usahakan anak dalam keadaan hangat.

4.Wajar Bayi Berliur
Memang wajar, sebab bayi hingga usia 4 tahun aktif memproduksi air liur. Namun, bila liur bayi berlebihan, kemungkinan terjadi peradangan atau infeksi di rongga mulut. Air liur juga menjadi tanda tumbuh gigi. Jadi, bukan karena akibat ngidam tak terpenuhi.

5.Bayi Boleh Ngompol
Sampai usia dua tahunan, wajar saja bila masih ngompol. Karena, kontrol air seninya belum berfungsi sempurna. Meski demikian, mengajarkan bayi buang air lebih dini lebih baik, sehingga di usia dua tahunan ia sudah bisa mengontrol kandung kemihnya. Bila sampai di atas 2 tahunan masih ngompol, waspadai kemungkinan masalah psikologis atau biologis.

6.Harus Gumoh Sesudah Makan
Gumoh atau mengeluarkan cairan makanan atau minuman sesudah ia makan atau menyusu, dilakukan bayi bila ia kekenyangan atau bila banyak udara terikut masuk saat ia makan atau menyusu. Gumoh juga bisa terjadi bila gurita bayi terlalu kencang mengikat tubuhnya atau, salah memposisikan anak saat makan, misalnya makan dengan posisi telentang. Bila ia tak mengalami itu, bayi pun tak selalu gumoh.

7.Bayi Harus Digendong
Menggendong bayi merupakan kebiasaan keluarga Indonesia. Memang membuat bayi tenang, namun tak membuat bayi melatih emosinya.
Bila otot-otot lehernya mulai kuat, ia bisa mengontrol kepala dengan baik, anda boleh mengajaknya bermain dengan mengangkat bayi tinggi-tinggi, mengayun-ayunkan, dsb. Cara tersebut dapat melatih anak mengontrol emosinya.

8.Anak ngempeng, Wajar
Banyak yang menganggapnya demikian. Itu wajar dilakukan anak di bawah usia dua tahun. Di atas usia tersebut, anak yang kecanduan ngempeng, termasuk ngempeng dengan ibu jarinya, bisa tanda si kecil mengalami gangguan psikologis. Misalnya, anak merasa tidak aman, ketakutan, kurang perhatian, tidak percaya diri dan sebagainya. Bila anak demikian, alihkan pada kegiatan lain.

9.Sehat Anak yang Selalu Berkeringat
Keringat yang keluar berlebihan bukan pertanda sehat. Tapi tanda gangguan tertentu, misalnya stres, fungsi kelenjar gondok yang berlebihan, rendahanya kadar gula, berat badan berlebih. Jadi sebaiknya waspada jika keringat anak berlebihan.

10.Anak Harus Diberi Vitamin
Bila pola makan anak bagus, sebenarnya tak perlu tambahan vitamin. Jika ingin tetap memberi anak vitamin, berikan sesuai kebutuhan, karena vitamin sangat bermanfaat bila anak membutuhkannya. Seperti, vitamin untuk meningkatkan nafsu makan, untuk menambah zat besi dan sebagainya.

Kamis, 03 Februari 2011

Beberapa posisi menyusui yang benar

Posisi menyusui
Setelah ibu muda mengetahui hal-hal penting yang berkaitan dengan perispan menyusui, ada baiknya kita tahu, bagaimana posisi menyusui yang benar. Tentunya, posisi menyusui sangat menentukan bagi kenyamanan bayi dan ibu sendiri. Apakah harus selalu menyusui dalam posisi berbaring? Tidak. Kita harus membiasakan bayi bisa menyusu dalam keadaan apapun. Baik kita tidur di rumah, berdiri, duduk, atau bahkan saat kita sedang berada di atas kendaraan.
1. The cradle. Posisi ini sangat baik untuk bayi yang baru lahir. Bagaimana caranya? Pastikan punggung Anda benar-benar mendukung untuk posisi ini. Jaga bayi di perut Anda, sampai kulitnya dan kulit Anda saling bersentuhan. Biarkan tubuhnya menghadap ke arah Anda, dan letakkan kepalanya pada siku Anda.
2. The cross cradle hold. Satu lengan mendukung tubuh bayi dan yang lain mendukung kepala, mirip dengan posisi dudukan tetapi Anda akan memiliki kontrol lebih besar atas kepala bayi. Posisi menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu dengan puting payudara kecil.
3. The football hold. Caranya, pegang bayi di samping Anda dengan kaki di belakang Anda dan bayi terselip di bawah lengan Anda, seolah-olah Anda sedang memegang bola kaki. Ini adalah posisi terbaik untuk ibu yang melahirkan dengan operasi caesar atau untuk ibu-ibu dengan payudara besar. Tapi, Anda butuh bantal untuk menopang bayi.
4. Saddle hold. Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk menyusui dalam posisi duduk. Ini juga bekerja dengan baik jika

9 Kepribadian Balita

Mengasuh si kecil tidak akan pernah ada bosannya karena bayi atau balita sering menunjukkan beragam sifatnya. Perasaannya gampang berubah-ubah mulai dari pemalu, serius, cerita atau ingin tahu. Apa saja kepribadian balita?
Meski masih kecil menurut konsultan anak Su Laurent dalam bukunya ‘Your Baby Month by Month’ yang diterbitkan Esensi seperti dikutip Jumat (24/9/2010), balita sudah memiliki kepribadian.
Ia menyarankan sebaiknya orangtua tidak memberikan julukan seperti anak cerewet atau mengjengkelkan karena perilaku anak bisa berubah-ubah. Julukan yang melekat bisa mempengaruhi cara anak melihat dirinya tumbuh.
Berikut 9 kepribadian balita yang bisa berubah-ubah dalam satu yang menunjukkan perubahan emosinya:
1. Pemalu
Balita sangat tergantung pada pengasuh utamanya sehingga sering timbul rasa khawatir terhadap orang asing. Jika kondisinya seperti ini sebaiknya jangan paksa anak berbicara dengan orang yang baru dikenalnya.
2. Penyayang
Balita sangat menyayangi orang yang mengasuhnya dan ia akan membalasnya dengan kasih sayang seperti memeluk atau mencium.
3. Pencari Perhatian
Balita selalu ingin diperhatikan. Ia suka jika diajak bermain, bercengkerama atau saling memeluk. Jika ia tidak mendapatkannya, ia akan berusaha sendiri untuk mendapatkannya.
4. Semangat Bermain
Balita sangat suka menjelajahi lingkungan sekitarnya dan ia akan melakukan apa saja agar bisa bermain dengan hal-hal baru yang didapatinya.
5. Penentang
Balita seperti ini kadang menjengkelkan karena sukanya berteriak keras dan menjerit-jerit atau seperti dalam suasana ‘perang’. Menghadapinya harus dengan tenang dengan cara mengalihkan perhatiannya dan jangan ikut-ikutan dalam suasana ‘perang’ itu.
6. Sibuk
Keingintahuannya yang tinggi membuat balita selalu sibuk mencari hal-hal baru yang ingin diketahuinya. Sebaiknya berikan benda yang aman untuk memenuhi rasa keingintahuannya yang tinggi.
7. Ribut
Berteriak, menyanyi, memukul atau melempar benda-benda menjadi cirinya. Orangtua sebenarnya bisa ikut bernyanyi bersama dengan cara memukul-mukul kaleng misalnya. Setelah capek balita biasanya akan berhenti.
8. Seperti bayi
Kadang-kadang ia menjadi sangat manja seperti bayi berumur beberapa bulan. Jika sudah tidak menggunakan botol susu, tiba-tiba dia akan minta minum dengan botol susu. Perilaku ini adalah normal asalkan tidak keterusan.
9. Reaksioner
Balita suka hal-hal yang rutin dan tidak berubah-ubah. Dia tiba-tiba jadi suka pakai kaos yang sama dari hari ke hari atau makan makanan yang itu-itu saja.
Sumber: www.detikhealth.com

Selasa, 01 Februari 2011

Arti tangisan bayi berumur 0-3 bulan

Pada umumnya, para ibu mengartikan tangis bayi sebagai tanda lapar. Ingatlah, menangis tak selalu berarti lapar. Arti tangis berbeda-beda, masing-masing merupakan tanda komunikasi yang jelas sebagai ungkapan pesan kepada Anda tentang apa yang ia butuhkan. Gerakan tubuh yang menyertai tangis dapat membantu Anda lebih memahaminya. Makin keras dan makin lama tangis, makin kuat kebutuhannya.

Saya lapar.
Tangis lapar biasanya berpola. Ia menangis, lalu stop untuk bernafas, menangis lagi, lalu stop untuk bernafas. Biasanya diselingi gerakan mengisap. Jika sangat lapar, tangisnya lebih keras dan terus-menerus.

Jika ia masih menangis saat disusui ASI, coba lihat hidungnya. Ada kemungkinan bibir atasnya menutupi hidung dan ia sulit bernafas, sehingga menangis.

Saya bosan
Tangis bosan biasanya pendek, diikuti keheningan, lalu tangis pendek lagi. Tangisnya akan berlanjut jika Anda tak segera mendekatinya dan mengajaknya bermain.

Saya lelah.
Tangis lelah berupa rengekan. Ia mungkin akan menggosok-gosok wajahnya dan memutar kepalanya dari satu sisi ke sisi lain. Sebuah usapan atau gerakan berirama cukup menenangkan ia dan bisa membuatnya tidur.

Saya kesepian.
Beberapa bayi butuh perhatian lebih dibanding bayi lainnya dan mulai merasa kesepian ketika ia ditinggalkan sendiri untuk waktu lama. Tangis kesepian berupa rengekan setiap menit dan kadang diikuti air mata. Emongan yang lama membuatnya senang.

Saya tak nyaman.
Biasanya suara tangis melengking dan jelas, nafas agak tersendat, tapi lalu nafasnya menjadi cepat diikuti tangis lain. Mungkin lengannya terjepit, pantatnya kotor, tertusuk peniti, atau mungkin ia kedinginan/kepanasan.

Saya kolik.
Bayi sering menangis karena kolik atau kejang/kram usus. Hingga kini belum diketahui penyebab kolik. Ada dugaan, sistem pencernaan bayi belum sempurna sehingga timbul gangguan pencernaan. Kolik dialami pada 3 bulan pertama kehidupan dan biasanya terjadi sore hari menjelang malam.

Tangis kolik sangat keras disertai jeritan dan episodik: suatu saat timbul, suatu saat hilang, tapi hanya satu atau dua menit, lalu menangis lagi. Biasanya diikuti gerakan tangan ke arah perut, badan mengencang, dan kadang disertai buang angin. Menggosok perutnya dengan minyak telon dapat membantu menenangkannya.

Saya sakit.
Rasa sakit diungkapkan dengan tangis melengking, keras, diselingi rintihan serta rengekan. Tangis bayi yang perutnya mulas, lebih melengking dan lebih ribut. Hubungi dokter anak Anda jika ia menunjukkan gejala-gejala sakit tertentu.

Arti tangisan bayi umur 4 – 12 bulan

Mulai usia 3-4 bulan, Anda akan melihat perubahan nyata pada si kecil. Tangisnya mulai berkurang karena ia sekarang mulai tahu apa yang ada di sekelilingnya. Ia mau mendengarkan dan tertarik terhadap segala sesuatu di sekelilingnya.

Saya lapar.
Rasa lapar masih nyata menyebabkan ia menangis. Ia mulai mengkonsumsi makanan padat. Ia pun lebih aktif dibanding sebelumnya dan karenanya cepat lelah. Bayi yang aktif, kebutuhan makannya lebih banyak. Makanan kecil dan minuman dapat memulihkan energinya.

Saya tumbuh gigi.
Biasanya bayi mulai tumbuh gigi usia 6 bulan ke atas. Biasanya tangisnya muncul di sore hari, kuat seperti tangis sakit karena ada rasa nyeri.

Saya cemas.
Mulai usia 7 atau 8 bulan, kebanyakan bayi menangis karena cemas, terutama saat ia “kehilangan” Anda. Baginya, Anda adalah dasar dari rasa amannya. Ia akan tenang “menjelajahi dunia” selama Anda berada dalam pandangannya. Jika Anda meninggalkannya atau ia tak melihat Anda, meski Anda ada di dekatnya, ia akan menangis.

Saya ingin diperhatikan.
Lewat usia 6 bulan, ia mulai mempelajari, menangis ialah suatu alat untuk memperoleh perhatian. Bayi usia 7 atau 8 bulan cukup menyadari, dengan menangis, Anda akan segera berlari mendekatinya. Lebih baik Anda tak buru-buru menggendongnya, tapi hiburlah atau ajak main.

Saya sakit.
Rasa sakit yang ia alami lebih karena benturan-benturan pada fisiknya saat ia bergerak aktif. Meski tidak luka, tetap memungkinkan ia menangis. Mungkin lebih karena rasa kaget. Mengalihkan perhatiannya dapat menolong ia melupakan sakitnya dengan cepat.

Saya sangat lelah.
Lelah berlebihan ditunjukkan oleh rengekan, lekas marah, dan akhirnya menangis. Menjelang akhir tahun pertamanya, ia mempunyai kehidupan yang penuh dengan pengalaman baru, yang membuatnya kehabisan energi sebelum ia kehilangan semangat. Ia butuh pertolongan Anda untuk membuatnya cukup rileks seperti tidur.

Saya marah.
Mulai usia 9 bulan, dalam dirinya mulai berkembang konsep, “Saya ingin.” dan kemarahan merupakan caranya untuk menunjukkan rasa frustrasinya ketika sesuatu tak diperoleh sesuai keinginannya. Seolah ia dibuat jengkel oleh batasan-batasan, beberapa di antaranya merupakan rintangan fisik seperti kursi tinggi dan kursi dorong, yang terasa menghalanginya saat ia ingin berkembang lebih leluasa.

http://www.balita-anda.com/