Minggu, 17 Juni 2012

Melatih Balita Memakai Sendok dan Gelas

Waspada jika balita belum mampu memegang sendok atau gelas sendiri di usia 3 tahun. Ini mengindikasikan koordinasi antara mata, tangan dengan jari belum optimal.

Memasuki usia 1 tahun, balita sudah tumbuh menjadi seorang anak, bukan bayi lagi. Berikan hak untuk bergabung dengan anggota keluarga lain di meja makan- dengan mendudukannya di kursi tinggi. Biarkan dia mulai berlatih menggunakan sendok sendiri saat makan. Jangan selalu sering dibantu, seperti gelas dipegangi saat minum, atau makan selalu disuapi. Karena koordinasi jari tangannya semakin baik sehingga mulai bisa memegang sendok dan gelasnya sendiri. Gelas pun dipegang pakai satu tangan, tanpa dibantu.

Terus berlatih!
  • Beri dia gelas plastik atau melamin. Sangat baik jika ia punya 2 jenis gelas, satu bergagang, satunya tidak, untuk melatih motorik halus.
  • Biarkan di makan sendiri, dalam porsi kecil di piring kecil dengan sendok kecil. Biarkan ia belajar menggunakannya. Tak apa jika masih belepotan.
  • Kebiasaan makan baik yang ditanamkan di usia 1-5 tahn, menentukan kebiasaan dan pola makan anak di masa mendatang. Ibu perlu pintar dan cermat menyusun menu variatif, yang disajikan menarik. Sumber: ayahbunda.com

Sabtu, 16 Juni 2012

Tips Memilih Nama Anak

Nama yang sempurna adalah hadiah terindah untuk anak.  Karena memberikan nama sama halnya “meletakkan” doa atau harapan pada anak. Berikut ini langkah yang akan memudahkan Anda memilih nama anak:
  • Persiapkan nama anak kapan saja. Bahkan bila Anda atau pasangan Anda sudah punya impian nama sejak sebelum hamil atau celetukan nama saat masih pacaran, bisa Anda catat.
  • Boleh nyontek nama anak di kamus buku anak, kitab suci atau situs on-line.
  • Buat daftar nama anak di buku agenda atau note di ponsel dan tablet. Tujuannya agar Anda bisa melihat dengan mudah daftar nama anak pilihan. Beberapa hari sekali, eliminasi nama yang menurut Anda masuk dalam peringkat terbawah dari rasa suka Anda.
  • Diskusikan dengan pasangan. Meski sudah ada perjanjian sebelumnya, misalnya ayah berhak penuh untuk nama anak perempuan dan bunda berhak penuh untuk anak laki-laki. Bagaimanapun juga anak  adalah buah cinta Anda berdua, jadi Anda berdua memiliki hak yang sama untuk memberikannya nama.
  • Konsultasi dengan orang lain. Orangtua bisa menjadi pilihan pertama tempat berkonsultasi. Siapa tahu mereka punya informasi mengenai kekeliruan dari nama anak yang Anda pilih, misalnya nama yang diambil tidak sesuai dengan kultur Anda. Atau konsultasi dengan pemimpin agama, siapa tahu nama yang diambil dari kitab suci itu memiliki latar belakang yang kurang baik.
  • Tetapkan pilihan, jangan takut memberi nama anak. Yakinlah bahwa pilihan Anda adalah yang terbaik untuk anak. Nama anak adalah hak orangtua, meski orang lain boleh memberikan masukan. Sumber : ayahbunda.com

Jumat, 15 Juni 2012

Tips Mengasah Motorik Halus Balita


Keterampilan motorik halus tampak pada balita saat memegang sendok untuk mencoba menyuap sendiri, menjumput benda-benda kecil yang menarik minatnya, memegang sendok kayu untuk dipukulkan ke panci bagai drum dan sebagainya. Semua melibatkan koordinasi tangan dan mata. Untuk mengasahnya, lakukan:

*Stabilitas persendian. Kemampuan menjaga kekuatan otot di sekitar persendian.
Gunakan berbagai posisi saat bermain, misalnya telentang sambil memainkan benda di tangan atau sambil duduk.
  • Meinan yang ditekan atau ditarik.
  • Bermain menjemput biji-bijian.
  • Koordinasi bilateral. Kemampuan menggunakan dua tangan bersamaan secara simultan, dirangsang dengan permainan.
  • Boneka berbagai ukuran.
  • Kamera mainan.
  • Menyanyi sambil melakukan gerak tangan.
  • Mencabut balok yang tersusun.
*Sensasi. Selain lima indera, manusia punya kemampuan mengarah gerak yang perlu dirangsang dengan permainan;
  • Play dough, lilin/plastisin, adonan kue, bola-bola sabun.
  • Bergerak berputar, berguling dan mainan yang dapat dinaiki, misalnya sepeda roda tiga, kuda poni kayu yang dikayuh.
  • Mendorong sepeda, mobil-mobilan, meja, kursi.
*Ketangkasan. Menggunakan otot kecil tangan seperti meraih, melepaskan, memutar dan menjumput dapat dilatih dengan permainan:
  • Menyusun cangkir mainan atau gelang.
  • Buku-buku interaktif dengan tombol-tombol yang dapat ditekan dan menimbulkan bunyi-bunyian.
*Ketrampilan gerak-visual. Kegiatan yang mencakup koordinasi tangan, mata.
  • Memasukkan mainan-mainan kecil ke dalam kotak.
  • Mencoret-coret dengan kapur di papa tulis kecil.
  • Ketrampilan menolong diri. Kemampuan merawat diri.
  • Mengambil pakaian dari dalam laci.
  • Mengggunakan waktu mandi untuk belajar menggosok tubuh.
  • Menyentuh bagian-bagian tubuh dan menyebut namanya, misalnya mata, hidung, telinga.

sumber : ayahbunda.com

Kamis, 14 Juni 2012

Pertimbangkan Hal Berikut Saat Memilih Nama Anak



Ketika Anda memilih nama anak, pertimbangkan dengan matang, jangan  sampai Anda menyesal.  Gunakan panduan ini sebagai bahan pertimbangkan.
  • Gaya nama yang dinginkan. Mau yang unik, tradisional atau yang keberat-baratan, yang penting berikan nama anak yang bermakna baik.
  • Memiliki makna atau arti yang positif. Lakukan ‘penelitian’ kecil-kecilan untuk mencari tahu asal muasal nama yang Anda incar. Jangan sampai memilih nama yang memiliki konotasi buruk karena dapat memengaruhi mental anak. Ia akan sedih dan malu punya nama dengan arti yang buruk atau aneh.
  • Mudah diucapkan dan dituliskan. Beberapa nama bisa berubah artinya ketika salah pelafalan. Misalnya nama Pete (Peter), bila ditulis bisa saja ada yang salah sebut menjadi Pete – nama bahan makanan yang berbau. Begitu juga cara penulisannya, hindari menggunakan nama yang sulit ditulis, seperti Zacskhyia atau Quesquieu. Penulisan nama yang salah dapat berakibat fatal, apalagi dalam penulisan data Akte Kelahiran.
  • Pikirkan nama panggilannya, baik dari pemenggalan atau singkatan nama. Misalnya nama Tania Afika Inaya, kalau disingkat menjadi ‘TAI’. Kalaupun nama yang dipilih merupakan hasil ciptaan Anda sendiri, nama harus cocok disandang sesuai  perkembangan anak. Misalnya nama Mini, padahal ketika usianya 5 tahun, tubuhnya tinggi besar. Pastikan nama anak tidak berpotensi untuk diejek. 
  • Nama keluarga. Penggunaan nama keluarga menjelaskan asal muasal sesorang. Akan lebih mudah bagi orang lain untuk mencari seseorang yang memiliki nama keluarga. Di beberapa negara, seperti Jeman, Belanda, Amerika dan Inggris, mencantumkan nama keluarga pada nama anak itu wajib. Saat melamar masuk perguruan tinggi di luar negeri, anak akan ditanya family name.
  • Berat atau ringan. Maksudnya, nama yang diberikan  memiliki  makna yang berat untuk disandang. Konon, anak jadi sering jatuh sakit. Dalam budaya Jawa, anak yang memiliki nama berat akan  diruwat atau upacara ganti nama.  Ada orang yang percaya, selain ‘membawa’ penyakit, nama yang berat juga diyakini membuat anak berkelakuan buruk, menyusahkan orang tua. 
  • Panjang – pendeknya nama.  Nama depan anak yang terlalu panjang akan membawa ketidakseimbangan dengan nama akhir yang pendek, begitu juga sebaliknya. Nama anak yang panjang  akan sulit  dituliskan secara detail pada kartu-kartu identitas seseorang, seperti Akte Kelahiran, KTP, SIM dan Paspor.
  • Pilih nama untuk jenis kelamin yang jelas. Beberapa orang menganggap nama yang sifatnya uniseks memiliki makna yang tegas. Hati-hati,  nama uniseks bisa menyulitkan orang lain. Lawan bicara anak akan kesulitan menyapanya saat berkomunikasi via email, karena ambigu dengan nama anak Anda. sumber : ayahbunda.com

Rabu, 13 Juni 2012

Melatih Bayi Makan Dengan Sendok


Transisi makan sendiri dengan sendok adalah perkembangan penting dari bayi menjadi seorang anak. Makan sendiri menggunakan sendok merupakan langkah pertama anak belajar kemandirian dan percaya diri.
  • Belikan peralatan makan yang tidak mudah pecah dari bahan plastik yang bebas bisphenol A (foodgrade).
  • Siapkan anak untuk kegiatan makan, mulai dengan mencuci tangan dan mengenakan approne.
  • Siapkan meja dan kursi kecil, minta anak duduk dengan tertib.  
  • Hidangkan makanan secara terpisah,  nasi dan lauknya lebih dahulu.
  • Pertama-tama minta anak makan nasi dan lauknya. Hindari terlalu banyak item di hadapannya karena dapat memecah perhatian anak. Akibatnya ia tak dapat memusatkan perhatiannya pada makanannya.
  • Awalnya makanan akan mengotori meja dan pakaiannya karena kemampuan makan anak belum terampil. Ia juga akan mengetuk-ngetukkan sendok ke piring. Biarkan saja Bunda.
  • Anak bisa habis kesabarannya karena tidak selalu berhasil menggunakan sendok  dan ia lantas melempar sendoknya. Anak kemudian akan makan tanpa alat makan tapi dengan  tangannya. Tak apa-apa Bunda. 
  • Wajar bila anak merasa lelah dan memainkan makanannya. Bila dia berhasil menghabiskan makanannya tanpa sendok, jangan paksa dia makan sendiri sayurnya. Bantu anak dengan menyuapinya.
Butuh waktu beberapa minggu hingga anak bisa menyendok makanan. Perlu waktu beberapa minggu lagi untuk bisa memasukkan makanan ke dalam mulut tanpa tercecer. Bersabar dan latihlah terus balita. Jangan mengalah karena Anda mengira akan kekurangan makan dan tempat jadi berantakan.