Minggu, 09 Oktober 2011

Perlukah Vitamin Tambahan Untuk Anak

Ada nggak Mommies di sini yang pernah memberi vitamin tambahan untuk anak?
Semua orang tua pasti ingin anaknya sehat. Tapi terkadang ada kondisi anak yang suka bikin orang tua khawatir. Contohnya kalau anak susah makan, beratnya ngga naik-naik, terlihat kurus, kurang aktif, habis sakit, dll. Rasanya iklan vitamin tambahan, suplemen dan teman-temannya menjanjikan solusi yang mantap yaa..
Tapi apa bener? Lebih penting lagi, apa aman?
Kita memerlukan macam-macam nutrisi yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh. Vitamin (dan mineral) yang merupakan mikronutrien hanya sebagian kecil dari nutrisi tersebut. Lainnya adalah makronutrien yang berupa karbohidrat, protein, serat, dan lemak. Sumber karbohidrat seperti yang kita tahu adalah padi-padian termasuk gandum, dan umbi-umbian. Protein, ada yang nabati (produk turunan kacang-kacangan) dan ada yang hewani (daging hewan, telur dan produk turunan susu). Lemak bisa didapat dari daging dan produk turunan susu seperti yogurt, keju, krim susu, dan es krim. Serat, sumbernya antara lain dari sereal, oatmeal, roti gandum, agar-agar dan jeli, sayur, dan buah.
Selain mikro dan makro nutrien ini, ada komponen penting lain yang berhubungan dengan proses pencernaan, yaitu enzym yang terbentuk antara lain ketika kita mengeluarkan ludah saat mengunyah dan saat usus memproses makanan. Enzym diproduksi sendiri dalam tubuh, tapi hanya jika ada stimulasi dari makanan padat yang perlu dicerna.
Enzym membantu proses pencernaan, dan bekerja lebih seperti oli terhadap mesin. Enzym yang cukup menjaga kesehatan organ-organ pencernaan. Membiarkan anak minum susu lebih banyak saat dia susah makan pastinya akan membuat anak kekurangan enzym. Dalam jangka panjang, organ pencernaannya akan ‘lupa bekerja sebagaimana mestinya’ dan berakibat gangguan pencernaan berat di masa dewasanya.
Lebih baik anak makan dalam porsi sedikit tapi sering daripada proses makan ditukar susu karena begitu anak kenyang susu, dia akan semakin menolak makan dan kekurangan nutrisi yang penting.
Lalu, kapan sebenarnya anak (dan kita) perlu vitamin tambahan?
Kalau pola makan berimbang, tidak perlu sama sekali. Semua sudah cukup dari makanan sehari-hari.
Kalau tidak berimbang, terutama karena anak sedang dalam fase pilih-pilih makanan, ini challenge untuk kita supaya kreatif menyelipkan makanan tersebut diantara makanan yang dia suka.
Kenapa vitamin tidak dianjurkan?
Vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen umumnya tidak berasal dari bahan yang alami. Tapi lebih berupa bahan artifisial yang dibuat oleh pabrik, yang secara kimia dibentuk supaya memiliki kandungan yang sama dengan vitamin-vitamin tersebut. Memang ada vitamin yang di ekstrak dari sayuran atau buah, tapi tentunya tidak beserta nutrisi lainnya yang seharusnya didapat saat kita makan buah atau sayur tersebut. Misalnya vitamin A atau beta karoten, bisa diekstrak dari tomat. Tapi kalau langsung makan tomatnya, kita sekaligus juga dapet vitamin B1 dan C. Bahkan tomat dapat membantu membersihkan hati dan darah kita, mencegah gusi berdarah, rabun senja/kotok ayam, usus buntu, kanker prostat dan kanker payudara. Bonus lain, jus tomat segar sangat membantu pembentukan glycogen dalam liver. Menurut penelitian ditemukan bahwa jus tomat menyeimbangkan fungsi liver dengan cepat dan dengan demikian berarti menjaga stamina tubuh dan menyehatkan badan. Garam mineral yang kaya dalam tomat meningkatkan nafsu makan dan merangsang aliran air liur sehingga memungkinkan makanan dicerna dengan baik. Konsumsi tomat yang teratur membantu mengobati penyakit anoreksia (kehilangan nafsu makan).
Coba, mesti minum berapa macem suplemen berisi nutrisi artifisial untuk mendapatkan nutrisi yang sama dengan makan sebuah atau malah cukup satu dua potong tomat segar? Demikian pula sayur dan buah lain. Referensi yang simpel tentang ini bisa dibaca di sini.
Karena diproduksi pabrik, otomatis suplemen vitamin akan lebih sulit dicerna ketimbang buah atau sayur yang sekaligus mengandung serat. Vitamin A, D, E, dan K yang tidak larut dalam air berpotensi menumpuk dalam tubuh dan dapat menimbulkan racun. Sementara vitamin B dan C walaupun larut dalam air, tapi kalau terlalu banyak akan membuat ginjal bekerja ekstra, dan pada akhirnya menimbulkan batu ginjal.
Kelebihan vitamin A bisa menimbulkan efek kelainan janin (karena itu ibu hamil dilarang menggunakan produk yang mengandung retinol dan suplemen vitamin A), gangguan pada hati, perubahan warna pada kulit, rambut rontok, dan kekeringan yang parah pada kulit/pengelupasan kulit, dan dicurigai mengganggu penyerapan vitamin D.
Kelebihan vitamin D bisa menimbulkan penumpukan kalsium karena vitamin ini mengikat kalsium. Hypercalcemia ini bisa berakibat pusing, muntah, nafsu makan turun (nah lho, kebanyakan vitamin bisa bikin nafsu makan turun ternyata ya?), sembelit, lemas, gangguan pada detak jantung dan batu ginjal.
Perlu diketahui bahwa overdosis vitamin ini hanya terjadi pada pengguna suplemen karena vitamin yang terkandung pada makanan secara umum -dan paparan sinar matahari untuk vitamin D- hanya sedikit, cukup untuk kebutuhan tapi tidak sampai menimbulkan overdosis.
Lalu, bagimana cara mengetahui apakah kita kekurangan vitamin atau tidak?
Tanda kekurangan vitamin sebetulnya sangat susah dideteksi oleh orang awam kecuali kondisinya memang sudah sangat parah. Selain itu, ciri kekurangan vitamin harus pula dilihat kasus per kasus. Kekurangan vitamin A misalnya, biasanya di bagian putih mata akan terlihat keruh. Bila didiamkan, lama-lama akan timbul bercak.
Kekurangan vitamin B Kompleks pada beberapa kasus juga bisa menimbulkan turunnya nafsu makan. Tapi naik turunnya nafsu makan sendiri penyebabnya bisa banyak faktor dan tidak bisa dipatok bahwa pemberian vitamin bisa menambah nafsu makan. Kemungkinannya adalah keseimbangan asupan vitamin, memberikan perbaikan terhadap nafsu makan. Bukan menambah.
Oh iya, anak yang ngemil macem-macem tapi ngga mau makan nasi itu bukan susah makan ya. Itu lebih ke pilih-pilih makanan. Dalam kasus ini, pakai saja patokan kecukupan karbohidrat, protein, lemak, sayur dan buah. Jangan berpatokan pada jenis makanannya.
Soal berat badan juga bukan ukuran mutlak anak kekurangan vitamin. Memang, pada sebagian kasus, anak yang kurang vitamin biasanya beratnya rendah. Tapi tidak bisa dibalik bahwa anak yang kurus berarti kurang vitamin karena bentuk badan bergantung dari keturunan juga. Bahkan bisa jadi anak gemuk tapi kurang vitamin karena gemuknya dari karbohidrat saja, tapi jarang makan buah dan sayur.
Jadi, pastikan makanan anak berimbang ya, supaya tidak kekurangan vitamin dan nutrisi lain. Sebenarnya selama perkembangan dan pertumbuhan anak bagus, tidak perlu ada kekhawatiran kekurangan vitamin. Kurus bukan berarti nggak tumbuh lhoo kalo tingginya nambah :) Bila dicurigai anak memang sedang membutuhkan tambahan vitamin, konsultasikan dulu ke dokter. Dokter akan mengecek secara keseluruhan kondisi anak apakah sesuai dengan kriteria defisiensi vitamin dan menentukan vitamin tambahan apa yang tepat.
*sumber:
http://evialfadhl.wordpress.com/2010/05/30/kandungan-obat-yang-terbapat-pada-buah-buahan/
http://www.mayoclinic.com
http://tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Anak/Hati-Hati-Vitamin-Bikin-Kurus

Sabtu, 08 Oktober 2011

Vitamin dan Mineral Untuk Bayi


Kebutuhan vitamin untuk bayi seringkali menjadi topik yang membingungkan. Kalau Anda bertanya apakah bayi Anda memerlukan vitamin atau tidak, tentu saja jawabannya adalah ya. Bayi Anda memerlukan vitamin untuk dapat tumbuh dengan baik dan sehat. Dia memerlukannya agar bisa mempunyai tulang yang kuat, gigi yang sehat dan juga untuk “membangun” darahnya sehingga terhindar dari Anemia. Nah, hampir seluruh bayi memperoleh seluruh vitamin dan mineral yang diperlukan (seperti vitamin A, kalsium, zat besi, dll) melalui asupan makanan yang mereka konsumsi. Jadi, walaupun bayi Anda memang benar memerlukan vitamin dan mineral, namun mereka sebenarnya tidak memerlukan suplemen setiap hari, kecuali jika ia terlahir prematur atau memiliki masalah kesehatan tertentu.
Sekilas tentang Vitamin dan Mineral
Banyak orang tua yang menganggap bahwa vitamin akan terpenuhi secara lengkap hanya dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Pendapat ini tidak tepat. Sebenarnya, sayuran dan buah-buahan hanya mengandung sebagian jenis vitamin, seperti vitamin C, E, K dan sebagian jenis vitamin B.
Untuk vitamin A, B6, B12 dan D, biasanya dapat diperoleh melalui sumber hewani seperti hati, susu, serta berbagai produk olahannya.
Sedangkan mineral yang diperlukan oleh tubuh bisa diperoleh dari bahan makanan seperti garam, ikan, udang, cumi, serta susu dan produk olahannya.
Bayi yang Baru Lahir
Untuk bayi yang baru lahir, seluruh kebutuhan vitamin dan mineralnya akan terpenuhi melalui ASI. jadi, jika Anda ingin bayi Anda memperoleh cukup asupan vitamin dan mineral, Anda cukup meningkatkan kualitas ASI Anda, dengan cara makan dengan cukup dan seimbang komposisinya. Jika diperlukan, dengan arahan dokter Anda bisa saja mengkonsumsi vitamin tambahan.
Bagaimana Menentukan Apakah Bayi Anda Memerlukan Suplemen atau Tidak?
Sebenarnya semuanya tergantung kondisi bayi yang bersangkutan – apakah ia menerima ASI atau susu formula sejak lahir, apakah ia lahir dalam kondisi normal atau prematur, apakah ia memiliki kelainan kesehatan, dan sebagainya.
Jika bayi Anda lahir prematur atau memiliki masalah kesehatan tertentu, silahkan konsultasikan dengan dokter anak Anda apakah ia memerlukan suplemen tertentu atau tidak. Nanti, ketika ia semakin besar dan mulai mengkonsumsi lebih banyak jenis makanan, dokter biasanya akan mengevaluasi lebih lanjut apakah ia masih memerlukan suplemen.
Untuk bayi yang sehat dan dalam masa pemberian ASI Eksklusif, masih banyak perdebatan mengenai perlu atau tidaknya memberikan suplemen. Sebagian besar mengatakan sama sekali tidak perlu. Sebagian ahli kesehatan mengatakan, seandainya pun perlu, paling-paling Anda hanya cukup memberikan suplemen vitamin D – 400 IU setiap harinya, dengan alasan si bayi tidak memperoleh asupan vitamin D yang cukup melalui ASI.
Menurut mereka yang berpendapat perlunya tambahan vitamin D untuk bayi yang sedang dalam program ASI Eksklusif, hal ini berbeda dengan bayi yang sejak awal mengkonsumsi susu formula. Ia tidak lagi memerlukan tambahan vitamin D, karena biasanya unsur ini sudah terkandung dalam susu formula.
Kesimpulan
Pada dasarnya, hingga usia 6 bulan, bayi yang menerima ASI Eksklusif tidak memerlukan suplemen. Yang perlu diperhatikan justru pola makan sang ibu. Pastikan ibu yang menyusui mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup vitamin B12 (untuk mencegah Anemia pada anak), zat besi (juga berkaitan dengan Anemia), seng, serta kalsium. Seandainya pun diperlukan, maka sang ibu bisa saja mengkonsumsi suplemen multivitamin-mineral. Tentu saja dengan arahan dokter.
Setelah usia 6 bulan, jika bayi Anda tidak mengalami kesulitan memakan berbagai jenis makanan dengan jumlah yang cukup untuk usianya, maka suplemen vitamin tidak diperlukan. Suplemen baru menjadi alternatif ketika si kecil benar-benar susah makan atau memiliki masalah kesehatan yang kronis. Silahkan konsultasikan dengan dokter anak Anda.
Hati-hati, jangan mengkonsumsi suplemen multivitamin-mineral tanpa arahan dokter, karena bisa jadi bayi Anda menerima kelebihan vitamin A dan seng (zinc)…
Sumber : tipsbayi.com

Jumat, 07 Oktober 2011

Pentingnya Pendidikan Bagi Anak

Kekurangan mereka sebagai anak-anak Anak adalah amanah dari Allah. Maka tanggungjawab pendidikan mereka ada pada orangtuanya. Kak Seto, seorang pakar pendidikan anak di Indonesia pernah berkata, “Jika tidak mau mendidik dan mengurus anak, tidak usah punya anak,”. Ya, beliau mengatakan itu karena banyak melihat fenomena orangtua yang melalaikan kewajiban ini. Banyak orangtua yang meninggalkan anaknya pagi hingga malam dengan alasan bekerja, dan menyerahkan mereka kepada pembantu atau baby sitter. Bagi mereka, asalkan kebutuhan materi mereka tercukupi, semuanya akan beres. Anak bisa mendapatkan pendidikannya dari guru mereka, atau berbagai les yang mereka ikuti.
Padahal, bukan itu intinya. Pendidikan yang pertama dan utama justru ada dalam lingkup keluarga, dan dalam hal ini, peranan orangtua adalah tonggak utama.
Yang patut kita ingat adalah bahwa tujuan pendidikan anak adalah usaha mencari keridhaan Allah dan usaha untuk mendapatkan surga-Nya, serta mencari keselamatan dari neraka, serta mengharap pahala dan balasan-Nya.
Faktor penentu keberhasilan atau kegagalan dalam mendidik anak:
1. Keistiqamahan dan kepedulian orangtua dalam mendidik anak-anaknya
2. Kesiapan anak dalam menerima pendidikan, kelebihan dan
3. Materi pendidikan, kesesuaian dengan usia dan keadaan anak
4. Hambatan dan rintangan dalam proses pendidikan anak
Mendidik anak dapat meninggikan derajat orang tua, serta menjadikannya sebagai amalan yang terus mengalir pahalanya bahkan setelah mati sekalipun. Sebaliknya, orangtua yang lalai akan pendidikan anak-anaknya, akan terhalangi untuk masuk surga.
Sumber : rumahbunda.com

Kamis, 06 Oktober 2011

Pentingnya Minum Susu Bagi Ibu Hamil

Wanita hamil yang sedikit atau bahkan tidak minum susu pada saat kehamilannya, memiliki risiko lebih besar melahirkan bayi dengan berat badan bayi rendah. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ini berkaitan dengan vitamin D dalam susu. Kehamilan adalah waktu khusus ketika seseorang wanita harus memberi perhatian yang sehat dan seimbang untuk mengurangi risiko kekurangan gizi bagi diri dan janinnya. Dalam hal ini, vitamin dan mineral memainkan peran dan memberikan kontribusi penting bagi mereka perilaku yang tepat dari kehamilan. Wanita yang ingin mendapatkan anak, pastikan untuk memberikan asupan yang cukup tinggi vitamin B9, juga disebut folat, dan jika perlu mengambil suplemen tambahan. Kekurangan vitamin B9 pada saat pembuahan dan pada tahap awal kehamilan meningkatkan risiko pertumbuhan keterbelakangan karena cacat parah.
Vitamin D bukan satu-satunya vitamin yang diperlukan untuk pengembangan yang tepat bayi. Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa vitamin D sangat penting dan merupakan faktor utama yang menyebabkan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
Hal ini relatif mudah untuk menunjukkan hal ini. Para peneliti melakukan percobaan pada sekelompok wanita hamil di mana konsumsi sehari-hari mereka susu tercatat. Kemudian, berat kelahiran bayi mereka juga tercatat setelah melahirkan.
Sungguh luar biasa bahwa berat bayi bagi para wanita yang meminum susu selama kehamilan lebih tinggi. Para ibu dengan sedikit susu yang dikonsumsi per hari (250 ml), rata-rata 110 gram lebih sedikit dibandingkan dengan ibu dikonsumsi dengan lebih banyak susu. Studi bahkan sempat mencatat bahwa dengan setiap tambahan segelas susu sehari, berat bayi yang baru lahir meningkat 41 gram.
Efek ini disebabkan oleh vitamin D dalam susu dan tidak untuk komponen lain terutama dari protein dan kalsium spesifik yang ada dalam tubuh. Para wanita hamil dianjurkan untuk minum cukup susu selama kehamilan. Jika perlu, mereka dianjurkan untuk mendiskusikan dengan dokter mereka apakah mereka membutuhkan suplemen. Di atas itu, kebiasaan minum susu biasa pada saat menopause juga menguntungkan. Hal ini karena vitamin juga memberi sumbangan bagi kekuatan kalsium dalam tulang dan melindungi terhadap risiko osteoporosis.

Rabu, 05 Oktober 2011

Minuman Sehat Bagi Ibu Hamil

Kelihatannya sepele. Tapi, ibu hamil memang tidak boleh minum sembarangan.
Minuman bisa jadi masalah jika Anda tidak cermat memilihnya. Karena, kesehatan Anda dan janin yang jadi “taruhannya”. Makanya, teliti sebelum menentukan pilihan.
Apa saja yang boleh?
Sebetulnya, ada 4 jenis minuman yang oke untuk ibu hamil. Ke-4 jenis minuman itu adalah:
• Air putih . Seberapa banyak pun air putih yang diminum tidak akan berakibat buruk bagi kesehatan Anda. Bahkan, air putih sangat sehat bagi tubuh, yakni memperlancar aliran darah. Jadi, minumlah 2 liter air putih yang setara dengan 8 gelas setiap harinya.
• Susu . Mimunan ini merupakan sumber kalsium dan vitamin D terbaik, apalagi bagi janin yang memerlukan kalsium untuk pertumbuhan tulangnya. Mengingat kebutuhan kalsium meningkat selama hamil, sebaiknya Anda mengonsumsi susu sekitar 2 gelas setiap harinya. Pilihlah susu khusus untuk ibu hamil, karena telah diperkaya dengan berbagai vitamin dan mineral, seperti asam folat.
• Sport drink . Minuman ini berfungsi menggantikan zat elektrolit yang hilang ketika tubuh berkeringat. Jadi, jika Anda aktif, sport drink memang bisa jadi pilihan. Tapi, kalau Anda tidak banyak bergerak, minuman ini tidak diperlukan. Minum air putih saja sudah cukup. Ingat, sport drink sama sekali bukan pengganti air putih dan biasanya mengandung zat pengawet yang justru kurang baik bagi kesehatan. Sebaiknya, Anda berkonsultasi dulu dengan dokter Anda.
Jus buah . Satu gelas jus buah dalam sehari bisa menjadi cara yang terbaik untuk mendapat vitamin. Meski begitu, jangan mementingkan minum jus ketimbang air putih atau tidak mengonsumsi vitamin yang diberikan oleh dokter Anda. Karena, bisa jadi vitamin dari buah dan sayur yang Anda konsumsi tidak mencukupi kebutuhan tubuh Anda.
Ini yang perlu dihindari
Terlalu banyak mengonsumsi kafein yang terkandung dalam kopi, teh, softdrink , dan cokelat, tidak baik bagi kehamilan. Terlalu banyak mengonsumsi kafein dikhawatirkan menyebabkan keguguran di trimester pertama, atau bayi lahir dengan berat badan rendah. Itu sebabnya, dosis minuman berkafein yang dianjurkan saat hamil adalah tidak lebih dari satu cangkir sehari.
Minuman yang sama sekali tidak boleh dikonsumsi ketika hamil adalah alkohol. Dalam situs www.pregnancytoday.com disebutkan, mengonsumsi alkohol setiap hari berakibat cukup fatal. Anda berisiko melahirkan bayi dengan keterbelakangan mental, kelainan sistem saraf pusat, atau lahir meninggal! Minum alkohol sesekali pun dapat menyebabkan keguguran dan bayi lahir dengan berat badan rendah. Jadi, hindari bir, wine, dan minuman beralkohol lainnya.
Laila Andaryani Hadis
Konsultasi ilmiah: dr. Pauline Endang, Sp.Gizi, Bagian Gizi – RS Fatmawati, Jakarta.
Untung Buat Si Janin
Apapun yang masuk ke dalam lambung akan diserap ke dalam aliran darah dan dikirim ke seluruh tubuh, termasuk plasenta yang bertugas mengirim makanan ke janin. Bila Anda minum air, misalnya, janin juga akan minum sebanyak yang Anda minum. Begitu pula kalau Anda minum sesuatu yang manis, kadar gula darah si kecil akan ikut-ikutan naik.
Mitos Vs Kenyataannya
• Mitos: Jangan minum air es sebab bayi akan gemuk nantinya
Kenyataannya: Air es tidak mengandung kalori atau karbohidrat, jadi tak menyebabkan gemuk. Jika minum air es dicampur sirup, barulah Anda berisiko kegemukan dan melahirkan bayi gemuk. Bukankah sirup mengandung gula?
• Mitos: Minum rebusan kacang hijau agar rambut bayi lebat
Kenyataannya: Ini bukan mitos, karena kandungan protein pada kacang hijau memang cukup tinggi, dan protein diperlukan untuk pertumbuhan rambut.
• Mitos: Persalinan bisa lancar kalau minum minyak goreng
Kenyataannya: Hingga kini belum ada penelitian yang membuktikan hal itu

Selasa, 04 Oktober 2011

Mengatasi Mual Saat Hamil


Anda senang anda hamil, tapi bingung karena tiada hari tanpa rasa mual? Mual dan muntah pada saat hamil muda adalah hal yang wajar. Biasanya hanya akan berlangsung selama 3 bulan pertama, walau ada satu dua kasus yang mengalami mual selama kehamilan berlangsung. Pada umumnya, rasa mual ini hanya timbul di pagi hari, berikut cara mengatasi rasa mual pada saat hamil:
* Jangan sampai anda merasa lapar, lambung yang kosong akan meningkatkan rasa mual

* Gunakan jahe pada menu sehari-hari, bisa juga berupa minuman.

* Jangan lupa banyak minum air putih.

* Pada saat sedang tidak mual, gunakan waktu ini sebaik-baiknya untuk makan makanan bergizi dan sedikit berolah raga

* Pastikan perut anda tidak kosong ketika minum vitamin / suplemen


* Selalu siapkan crackers kemanapun anda pergi, makan satu buah sebelum anda mulai beranjak dari tempat tidur di pagi hari

* Hindari makan makanan yang pedas dan berlemak tinggi, terutama goreng-gorengan.

* Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung vitamin B, karena vitamin B diketahui dapat mengurangi rasa mual

Kenapa Bayi Harus Dijemur


Kata nenek jemurlah bayi ketika masih pagi, ternyata manfaatnya luar biasa meski kadan dianggap kolot dan tradisional
Saat ini banyak orangtua yang berpikir dengan memberi bayi ASI dan susu formula cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Mereka tak sadar bahwa asupan gizi dari susu tak mampu mencukupi kebutuhan vitamin D pada bayi.
Penelitian terbaru di Amerika Serikat mengungkap, sebagian besar bayi tidak mendapat cukup asupan vitamin D, sekalipun diberi susu formula. Sebanyak sembilan dari 10 bayi yang diberi ASI menerima vitamin D di bawah level yang disarankan dokter.
Sementara studi Centers for Disease Control and Prevention mengungkap, 37 persen bayi yang mengasup susu formula bayi berisiko tinggi kekurangan vitamin D. “Kita harus mendidik agar ibu dan layanan kesehatan masyarakat menyertakan suplemen vitamin D,” kata Cria Perrine, ahli gizi yang terlibat dalam studi itu, seperti diberitakan dari Health.


Penelitian yang terbit pekan ini dalam Jurnal Pediatric menunjukkan risiko kesehatan akibat kekurangan vitamin D bagi anak dan dewasa. Vitamin D penting bagi kesehatan tulang, sistem kekebalan tubuh, dan berbagai proses tubuh lainnya.
Terlalu sedikit vitamin D pada anak dikaitkan dengan tulang lunak, peningkatan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan rendahnya kolesterol baik (HDL) di kemudian hari.
Sedangkan defisiensi kekurangan vitamin D pada bayi memicu gangguan rakhitis atau lunak tulang, infeksi pernapasan dan penyakit kronis seperti diabetes tipe 1. Jumlah vitamin D yang dianjurkan harus dikonsumsi bayi dan anak-anak mencapai 200-400 mg setiap hari.
Selain suplemen vitamin D bagi ibu yang menyusui, menjemur bayi dan anak di bawah sinar matahari selama 10-15 menit akan meningkatkan proses produksi vitamin D pada tubuh bayi dan anak. Sinar matahari dikenal sebagai sumber utama vitamin D. Paparan sinar matahari akan merangsang kulit untuk memproduksi vitamin D.
Wanita hamil dan menyusui pun sangat dianjurkan untuk mengasup vitamin D yang cukup setiap hari. Asupan vitamin D yang cukup bermanfaat untuk mencegah gangguan tulang.
Berdasar survei terhadap lebih 500 wanita, sekitar 3/4 atau 74 persen di antaranya tidak tahu bahwa wanita hamil rentan kekurangan vitamin D. Mereka juga tidak tahu bahwa vitamin D membantu menjaga tulang tetap sehat.
Hampir 2/3 atau 29 persen dari responden tidak menyadari bahwa sumber utama vitamin D diperoleh melalui sinar matahari. Mereka tidak tahu paparan sinar matahari akan merangsang kulit untuk memproduksi vitamin D.
“Bahkan jika Anda mengkonsumsi makanan diet seimbang yang sehat sebelum dan selama kehamilan, Anda mungkin tidak akan mendapatkan cukup vitamin D untuk Anda dan bayi Anda,” kata Dr Minoo Irani, konsultan dokter anak dari NHS Berkshire East.
Vitamin D bermanfaat membantu tubuh menyerap kalsium. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan riketsia pada janin, yaitu suatu kondisi di mana tulang menjadi ringkih. Sementara bagi ibu hamil, bisa memicu osteomalasia atau gangguan nyeri pada tulang dan otot lemah.
Selain berjemur, wanita hamil juga perlu mengkonsumsi makanan mengandung vitamin D seperti margarin dan susu. Waktu terbaik untuk mendapatkan manfaat sinar matahari penghasil vitamin D adalah antara pukul 06.30 hingga 10.00.
Di Inggris, seluruh wanita hamil wajib mengonsumsi suplemen vitamin D secara teratur hingga masa menyusui. Sebab, paparan sinar matahari di negara itu tak maksimal. Tambahan suplemen diperlukan sebagai tindakan pencegahan terhadap defisiensi gangguan tulang seperti rakitis pada bayi dan anak-anak di bawah usia lima tahun.
Untuk memaksimalkan program itu, Departemen Kesehatan Inggris menyediakan suplemen termasuk vitamin D gratis untuk para ibu hamil. Pemerintah setempat juga menyediakan vitamin tetes bagi anak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Khusus di Indonesia, vitamin gratis bisa didapatkan melalui posyandu atau puskesmas setempat.
sumber : ngubek-ubek google

Senin, 03 Oktober 2011

Hati - hati vitamin Dapat Membuat Anak Anda Kurus


Pasti kalau menyangkut soal vitamin untuk anak, kebanyakan jawabnya para ibu-ibu itu bisa menambah nafsu makan!. Dan tak heran kalau berobat ke klinik atau rumah sakit dokternya belum memeriksa penyakit sikecil, banyak si ibu langsung berkata’ nanti dikasih vitamin juga ya dok!… Ironisnya karena kurang pengetahuan, banyak para orang tua menggantungkan kondisi nafsu makan sikecil dengan memberinya vitamin setiap saat. Yang tidak diketahui bahwa Justru vitamin bisa bikin anak makin kurus kalau kelebihan. berikut penjelasan dari Dr. Najib Advani, SpAK, MMed, Paed ;
Hati-hati, pemberian vitamin secara berlebih dapat menimbun vitamin tersebut dalam tubuh si kecil hingga timbul efek samping, terutama golongan vitamin yang tidak larut dalam air, seperti vitamin A, D, E, dan K.  “Kelebihan vitamin A bisa mengakibatkan kepala jadi pusing-pusing,” kata nya.  Bahkan, vitamin yang larut dalam air pun, semisal vitamin C, juga tidak boleh diberikan dalam dosis tinggi. karena Kelebihan vitamin C menimbulkan batu pada ginjal, di samping mengakibatkan iritasi lambung hingga lambung terasa perih. Apalagi, jika pemberiannya dalam jangka waktu lama, anak jadi memiliki ketergantungan pada vitamin C. Istilah kedokterannya, rebound. Itulah mengapa, dokter sangat “pelit” kala dimintai resep vitamin sekalipun vitamin si kecil yang dulu ia resepkan sudah habis. Soalnya, pemberian vitamin untuk bayi dan anak memang tidak dianjurkan buat seumur hidup.
Tidak menambah nafsu makan
Umumnya, orangtua memberikan vitamin bagi bayi dan anak untuk tujuan menambah berat badan karena vitamin dipercaya bisa menambah nafsu makan. Bahkan, saking vitamin dianggap mujarab mengatasi anak sulit makan, Orang tua juga setengah memaksa dokter agar memberikan vitamin sekalipun pola makan anaknya sudah bagus dan badannya juga gemuk. Padahal, tidak ada satu pun vitamin yang berkhasiat menambah nafsu makan secara langsung sekalipun saat si kecil tidak mau makan lantaran sakit dan dokter memberinya vitamin. Selain itu, juga bukan karena vitamin tersebut bisa menambah nafsu makan, melainkan agar asupan gizi si kecil tidak kurang. Kecuali jika bayi kekurangan vitamin B kompleks karena dampaknya memang bikin orang jadi kurang nafsu makan. Jadi, jangan percaya omong kosong yang mengatakan vitamin dapat menambah nafsu makan. Jangan pula menganggap, semakin gemuk bayi berarti semakin bagus. Justru bila si kecil yang sudah kurus kerap dikasih vitamin, sementara tubuhnya enggak kekurangan vitamin, barulah kita boleh merasa malu. Efeknya juga kelebihan vitamin bisa menyebabkan iritasi lambung. Akibatnya, si kecil malah jadi tidak mau makan. Bila sudah begitu, bukan berat badan bertambah, melainkan tubuh menjadi semakin kurus. Nah, ini,kan, sama saja kita merawatnya dengan tidak baik. Bukan begitu, kata najib.
Lagi pula, sebagai orang awam, agak sulit buat kita mendeteksi si kecil kekurangan vitamin atau tidak, apalagi pada kasus yang tidak terlalu berat (marjinal). Selain itu, ciri kekurangan vitamin harus pula dilihat kasus per kasus.Kekurangan vitamin A, misalnya, “biasanya di bagian putih mata akan terlihat keruh. Bila didiamkan, lama-lama akan timbul bercak,” kata Najib.Soal berat badan juga bukan ukuran mutlak anak kekurangan vitamin. “Memang, sering berat badan anak yang kurang vitamin juga kurang. Namun, enggak bisa dibalik bahwa anak yang kurus berarti kurang vitamin,” katanya. Metabolisme tubuh anak-anak yang kekurangan vitamin, kata Najib, juga kurang baik hingga berat badannya berkurang. Jadi, yang terbaik tentulah berkonsultasi lebih dulu dengan dokter, apakah si kecil memang perlu vitamin. “Biasanya dokter akan melihat dulu pola makannya. Jika sudah bagus, ya, enggak perlu vitamin,” katanya. Misalnya, bayi yang mengonsumsi ASI. “Bila gizi ibu cukup dan asupan vitaminnya pun baik, berarti bayinya tak mutlak perlu vitamin tambahan. Diharapkan, dari ASI kebutuhan bayi sudah terpenuhi,” ucapnya.
Begitu pula bayi yang mengonsumsi susu formula, “bila susu formulanya sudah mengandung vitamin dengan kadar yang cukup berdasarkan recommended daily allowances atau kebutuhan tiap hari bayi, bayi tidak perlu tambahan vitamin,” katanya. “Namun, dengan catatan, pola menyusunya juga baik, lho,” katanya lagi. Jikapun si kecil kurus dan sulit makan, dokter juga tidak akan langsung memberi vitamin, tetapi melihat kasusnya dulu. Si kecil yang tidak suka makan sayur dan buah, misalnya, berarti ia butuh vitamin C. Nah, vitamin C inilah yang diberikan.
Umumnya, dokter akan memberikan vitamin kepada bayi dan anak bila mengalami salah satu atau lebih dari empat kondisi seperti berikut:
1. Pola makannya tidak bagus.
Kadang bayi mau makan atau minum susu, tapi kadang tidak. Misalnya, bayi usia empat bulan tak menyusu dengan baik, padahal di usia ini ia belum memperoleh makanan tambahan. Jelas ia butuh vitamin. Namun, vitamin apa yang dibutuhkannya, dokterlah yang lebih tahu.
2. Saat sakit atau baru sembuh dari sakit.
Dalam kondisi ini, bayi perlu vitamin. Biasanya bayi yang baru sakit kurang nafsu makan dan kebutuhan vitaminnya pun meningkat. Jadi, agar asupan gizinya cukup, ia boleh menerima vitamin. Setelah sehat kembali, pemberian vitamin dihentikan.
3. Berat badan rendah.
Bayi dengan berat badan rendah atau kurang dari 2,5 kilogram juga perlu tambahan vitamin. Berat badan rendah bisa disebabkan bayi lahir prematur (belum cukup bulan). Biasanya bayi prematur kekurangan zat besi hingga yang dibutuhkan adalah suplemen zat besi. Di pasaran sebenarnya ada formula khusus untuk bayi prematur. Ini bisa diberikan hingga vitamin tidak mutlak perlu. Lain hal pada bayi lahir cukup bulan tapi kecil. Bayi ini jelas perlu tambahan vitamin. Biasanya bayi kecil yang lahir cukup bulan tapi kecil ini disebabkan ada masalah di plasenta ketika bayi masih di kandungan, hingga suplai makanan dari ibu ke janin kurang bagus. Maka, ia lahir dengan berat badan rendah.
4. Tak terkena sinar matahari.
Bayi yang tak terkena sinar matahari butuh vitamin, khususnya suplemen vitamin D. Namun, kasus ini biasanya terjadi di negara empat musim. Ketika musim dingin tiba, bayi tidak bisa dibawa keluar karena bisa kedinginan dan matahari pun jarang ada. Di dalam kulit, kata Najib, ada bahan untuk membuat vitamin D. Namun, untuk memproduksi vitamin D, kulit perlu terkena sinar matahari dulu. “Jadi, bila tak ada sinar matahari, proses tersebut tak bisa berlangsung,” katanya. Di negeri kita tentulah jarang sekali terjadi bayi kekurangan vitamin D. Bukankah negeri kita kaya akan sinar matahari? Terlebih lagi, ibu-ibu Indonesia biasanya kerap menjemur bayinya di waktu pagi kala mentari baru menampakkan dirinya. (kompas.com)