Selasa, 24 Mei 2011

Twitter dan Facebook Dapat Merusak Perkembangan Otak Anak

Media online saat ini sangat maju dan berkembang pesat. Facebook, twitter adalah dua contoh media online yang paling banyak menyedot perhatian orang saat ini. Daya tarik facebook dan twitter memang bisa memukau siapa saja, tak hanya remaja dan orang dewasa, namun juga merambah sampai ke kalangan anak-anak.
Media online seperti facebook dan twitter merupakan situs jejaring sosial yang sudah sangat akrab dan menjadi bagian dari gaya hidup. Para pengguna situs jejaring sosial tersebut seperti sudah keranjingan menggunakannya berlama-lama setiap hari. Meskipun tujuan awalnya baik, namun bila berlebihan tentunya akan memberikan dampak yang negatif, terutama bagi anak-anak. Terkait dampak negatif yang ditimbulkan media online bagi anak-anak, ada sebuah penelitian di Universitas Oxford bidang ilmu saraf, yang menyebutkan bahwa media online khususnya situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter ternyata dapat menimbulkan dampak yang mengkhawatirkan pada perkembangan otak anak-anak.
Sebagaimana yang dikutip dari Daily Mail, Susan Greenfield, salah satu peneliti di Universitas Oxford tersebut menyebutkan bahwa Facebook dan twitter dapat menurunkan daya konsentrasi pada anak, memberikan kecenderungan anak-anak untuk menjadi lebih “self centred” (egosentris) dan mendorong anak-anak untuk belajar menggapai segala macam kepuasan yang bersifat instan.
Anak-anak yang terobsesi dengan internet atau media online juga beresiko sangat besar untuk mengalami gangguan dalam berkomunikasi. Kegiatan interaksi sosial seperti chatting, message, atau up-date status lewat facebook yang tak mengharuskan anak bertatap muka langsung saat berbicara akan menurunkan kemampuan verbal dan interaksi sosial anak-anak. Padahal, interaksi sosial langsung merupakan hal penting yang sangat diperlukan anak-anak untuk mengasah kemampuan bahas dan sosialisasi dalam dunia nyata.
Kemampuan interaksi anak-anak masih berkembang dan dunia maya tidaklah sama dengan dunia nyata. Interaksi dunia maya yang terlalu berlebihan justru akan mengurangi kesempatan anak untuk mengasah kemampuan interaksi mereka di dunia nyata. Interaksi dunia maya yang terlalu berlebihan justru akan memperbesar kemungkinan anak lebih banyak terekspos hal-hal negatif yang sangat marak hadir di dunia online, seperti pornografi, kekerasan, penipuan, penculikan, dan lainnya.
Kecanggihan teknologi lewat facebook atau twitter tanpa disadari dapat menyedot semua waktu dan perhatian anak sepanjang hari hanya untuk berinteraksi dengan sesama temannya lewat aktivitas up date status, upload foto, video, dan lainnya. Lebih banyak waktu yang terbuang sia-sia dan percuma. Pada akhirnya, otak anak yang masih belum matang tidak bisa berkembang baik sehingga bisa berefek buruk bagi perkembangan intelejensi, sosial-emosional, dan psikis anak.
Tidak terlarang bagi anak-anak untuk mengenal kecanggihan teknologi, komputer, ataupun dunia online. Namun, di usia anak-anak dimana otaknya masih berada dalam tahapan proses berkembang, anak-anak lebih membutuhkan interaksi sosial langsung dengan dunia sekitar. Hal ini amat penting selain akan memperkaya memori dan pengalamannya, juga dapat membantu menghubungkan sinaps-sinaps pada sel otak. Kemampuan verbal dan bahasa anak juga akan lebih berkembang karena sering berinteraksi langsung dengan orang lain di sekitarnya.
Jadi, sebagai orang tua hendaklah kita lebih bijak dalam memperkenalkan berbagai kecanggihan teknologi kepada anak-anak. Jangan lupa tetap dampingi dan selalu berikanlah arahan kepada anak-anak selama beraktivitas di dunia online.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar