Saat kehamilan, hormon wanita akan
mengalami pasang surut yang sangat tajam. Jika PMS (Pre Menstrual Syndrome)
yang terjadi setiap sebelum wanita mendapatkan siklus menstruasi setiap bulan
sudah bisa membuat emosi wanita berubah-ubah, apalagi ketika saat hamil? Apa
yang bisa dilakukan untuk menjaga agar emosi si ibu tidak terlalu mencolok dan
meledak-ledak?
Menurut Susan Warhus M.D., pengarang
buku Darn Good Advice: Pregnancy mengatakan, dalam masa kehamilan, tubuh
mengalami perubahan yang sangat signifikan, begitu pula emosi. Adalah hal yang
umum saat hamil seorang ibu merasakan perubahan perasaan yang sangat beragam.
Dari perasaan takut hingga sedih, hingga senang hanya dalam jarak waktu
beberapa menit saja. Ketika keriaan kehamilan mulai mengena pada ibu hamil,
hidup akan mulai terasa seperti wahana roller coaster.
Kenyataan bahwa si ibu akan membawa
kehidupan baru ke dalam dunia membangunkan semacam kekhawatiran dan ketakutan
tersendiri di dalam dirinya. Pertanyaan-pertanyaan prescription medications pun
mulai berkelebat di dalam benaknya; Apakah saya mampu menjadi seorang ibu yang
baik? Apa yang akan terjadi pada hubungan saya dan pasangan? Bagaimana dengan
kehidupan romantisme dan seksual nantinya? Apakah ukuran tubuh saya akan
seperti ini terus? Bagaimana dengan karier saya? Apakah saya akan berubah
menjadi seperti ibu saya atau ibu si dia?
Menurut Susan, memahami efek
kehamilan dalam pola pikir seseorang akan membantu Anda mengatur perubahan
emosi. Akan lebih baik pula jika si ibu mengetahui bahwa tekanan emosional
tidak memiliki efek negatif pada kondisi kehamilan. Pertumbuhan janin di dalam
rahim akan cukup kuat dan sehat asalkan terus dipantau, dijaga, dan dipenuhi
kebutuhannya. Meski memang kalangan kesehatan mengetahui, bahwa stres bisa
tetap mempengaruhi si ibu hamil dan janinnya, namun belum ada indikator
pastinya. Kalangan kesehatan saat ini hanya mengetahui bahwa stres bisa
meningkatkan detak jantung dan sang janin bisa merasakan perubahan ini.
Yang mesti diwaspadakan bukanlah
stresnya, tapi apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi stres tersebut.
Apakah Anda akan melakukan hal-hal yang tak sehat untuk si bayi, misal,
mengkonsumsi makanan tidak sehat, dan sebagainya. Supaya tidak membahayakan
diri dan kehamilannya, berikut adalah strategi-strategi yang bisa Anda lakukan
untuk mengatasi rasa kegelisahan saat kehamilan:
Memahami bahwa apa yang Anda rasa
adalah normal.
- Percaya pada emosi dan tingkatkan kepercayaan pada diri sendiri.
- Usahakan untuk terus berkomunikasi dengan pasangan.
- Jangan mencoba menjadi pahlawan dalam hal apa pun. Cukup lakukan yang terbaik, dan selalu prioritaskan kesehatan Anda dan janin.
- Dapatkan dukungan dari teman, keluarga, dokter, atau komunitas lainnya.
- Perbanyak pengetahuan tentang apa yang terjadi pada tubuh Anda, dan persenjatai diri Anda dengan mengetahui kemungkinan apa yang akan terjadi di depan nanti.
- Lepaskan tekanan dengan melakukan latihan yang aman tapi tetap enerjik, seperti berjalan, berenang, dan berdansa kecil.
- Ikuti latihan-latihan relaksasi, seperti yoga dan meditasi.
- Dengarkan lagu favorit atau membaca buku-buku inspiratif.
- Jika memungkinkan, coba cari spa yang menawarkan pijatan khusus untuk ibu hamil.
- Berendam dalam air hangat selama air ketuban belum pecah masih dianggap aman. Jika memungkinkan, cobalah untuk berendam dalam air hangat untuk melepaskan ketegangan.
- Pelajari teknik relaksasi lewat buku atau dengan mengambil kelas-kelas khusus.
- Simpan dan catat kegiatan-kegiatan harian di dalam buku harian.
- Konsumsi makanan seimbang dan bernutrisi
- Manjakan diri dengan makanan-makanan yang menyenangkan, seperti es krim atau cokelat berkualitas tinggi.
- Jika Anda masih merasakan rasa sendu tak menentu selama kehamilan, ada baiknya Anda menemui dokter khusus untuk mendapatkan perawatan tepat.
Sumber Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar