Rabu, 27 April 2011

10 Kiat Kembangkan Otak Anak Anda

Dijelaskan oleh Dr. Eddy Supriyadi, Sp.A, dari RS Sardjito Yogyakarta, ada dua komponen dasar dalam perkembangan otak anak, yaitu lingkungan yang aman dan pengalaman positif. Saat seorang bayi merasa tertekan, otak akan merespon dengan menghasilkan zat kortisol. Kadar kortisol yang tinggi akan memperlambat perkembangan otak.

Lingkungan aman dan nyaman diperlukan bayi untuk membantu perkembangan otaknya. Beri respon saat bayi menangis maupun mengoceh.

Pengalaman yang diterima setiap hari juga akan membantu perkembangan otak anak. Aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengajak anak ke pasar atau ke toko buku, ujar dokter anak lulusan UGM ini, sangat penting untuk pembentukan jaringan perkembangan sel otak. Dr. Eddy memberikan 10 tip bagi orangtua untuk membangun dasar perkembangan otak anak:

1. Beri perawatan dan kasih sayang yang adekuat selama masa kehamilan.
2. Beri nutrisi yang cukup. Enam bulan pertama kehidupan bayi, berikan kecukupan nutrisi dengan ASI.
3. Berikan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak.
4. Berbicaralah kepada bayi. Buat kontak mata saat berbicara dengan anak. Jangan lupa selalu tersenyum kepada anak.
5. Bila harus menitipkan anak, carilah tempat penitipan yang bermutu tinggi.
6. Kenalkan aneka ragam musik pada anak, dan bernyanyilah bersama.
7. Beri interaksi yang nyata dengan anak demi perkembangan otaknya. Jangan biarkan anak menonton televisi terlalu lama. Batasi waktunya.
8. Beri ruang bagi anak untuk dapat berinteraksi dengan teman sebaya.
9. Redakan stres pada orangtua. Orangtua yang mengalami stres cenderung mengalihkan stres kepada anaknya. Bila Anda merasa stres, cobalah bercerita kepada orang yang dekat dengan Anda.
10. Ingat, otak tidak akan pernah berhenti berkembang. Jadi, beri stimulasi sebanyak-banyaknya secara terus-menerus. (kompas.com)

6 Penyakit Umum di Tahun Pertama Bayi Anda

Seorang bayi sangat mungkin mengalami satu atau lebih penyakit selama tahun pertama kehidupannya. Hal ini karena bayi belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang optimal, sehingga rentan terkena penyakit.

Dikutip dari Babycenter, Jumat (27/8/2010) ada 6 penyakit yang sering menimpa bayi di bawah usia satu tahun, yaitu:

Konstipasi (sembelit)
Sembelit adalah suatu kondisi yang sangat umum terjadi dan kemungkinan mempengaruhi sekitar 30 persen anak-anak di usia tertentu. Biasanya bayi belum memiliki jadwal normal untuk buang air besar. Bisa saja bayi BAB setiap setelah makan, harus menunggu satu hari atau bahkan lebih dari sehari. Pola ini tergantung dari apa yang bayi makan, seberapa aktif bayi tersebut dan seberapa cepat ia mencerna makanan. Tapi nantinya orangtua akan bisa menemukan pola BAB bayinya.

Salah satu petunjuk yang menunjukkan bahwa bayi mengalami sembelit adalah frekuensi BAB-nya kurang dari biasanya, terutama jika sudah lebih dari 1-3 hari sehingga membuat ia merasa tidak nyaman. Selain itu feses yang keras atau kering juga merupakan salah satu gejala sembelit.

Batuk dan pilek
Hampir dipastikan semua bayi pasti pernah mengalami kondisi ini selama tahun pertamanya. Diperkirakan ada ratusan virus yang bisa menyebabkan pilek, dan bayi pada umumnya memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih berkembang. Selain itu bayi seringkali memasukkan tangan atau benda lain ke dalam mulut yang membuat mikroorganisme bisa masuk ke dalam tubuh bayi.

Pada umumnya bayi akan lebih sering mengalami batuk dan pilek pada musim dingin atau menghabiskan waktu lebih banyak di dalam ruangan, karena ruangan membuat virus mudah menyebar dari satu orang ke orang lain. Rata-rata orang dewasa menderita pilek 2-4 kali dalam setahun, tapi anak-anak mendapatkan rata-rata 6-10 kali setahun.

Bayi yang mengalami pilek akan disertai dengan hidung meler, sulit bernapas, bersin, demam rendah atau batuk. Jika ia sudah sampai sulit bernapas, maka biasanya bayi akan lebih rewel karena merasa tidak nyaman. Jika kondisi ini lebih dari 10 hari, sebaiknya periksakan bayi ke dokter untuk mengetahui penyabab pastinya.

Ruam popok
Diperkirakan hampir semua bayi yang menggunakan popok akan mengalami ruam popok pada tahap tertentu, sekitar 1 dari 4 bayi mengalami ruam popok dalam usia empat minggu pertamanya. Ruam popok bisa terjadi jika bayi terlalu lama menggunakan popok kotor atau bayi memiliki kulit yang sensitif. Kondisi ini akan ditandai dengan kulit yang merah, kasar dan terasa sakit.

Hal ini disebabkan popok tidak bisa menyerap semua urin yang dikeluarkan oleh bayi, karenanya urin yang bercampur dengan bakteri dalam jangka waktu lama bisa menimbulkan ruam popok.

Diare
Diare cenderung terjadi pada bayi jika frekuensi BAB-nya menjadi lebih sering, mudah mengeluarkan kotoran dan juga fesesnya lebih encer (berair). Diare dapat berlangsung selama beberapa hari dan kadang disertai dengan nyeri kram. Sebagian besar kasus diare pada bayi disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

Diare yang disebabkan oleh infeksi virus dapat disertai dengan muntah-muntah, sakit perut, demam, menggigil dan timbul rasa sakit. Sedangkan diare akibat infeksi bakteri disertai dengan kram, darah pada feses, demam dna mungkin muntah. Tapi diare juga bisa disebabkan oleh alergi makanan dan reaksi obat antibiotik.

Infeksi telinga
Secara fisik bayi memang cenderung mudah terkena infeksi telinga. Hal ini dipengaruhi oleh ruang kecil di belakang gendang telinga yang terhubung ke bagian belakang tenggorokan oleh saluran kecil yang disebut tabung Eustachio. Segala sesuatu yang bisa mengganggu fungsi dari tabung ini seperti pilek atau alergi dapat meningkatkan risiko alergi. Hal ini karena tabung Eustachian pada bayi cukup rata.

Gejala bayi yang mengalami infeksi telinga seperti adanya perubahan mendadak dalam hal perilaku (menangis dan mudah tersinggung), bayi sering menarik atau menggosokkan telinganya, demam, merasa sakit, muntah dan kadang-kadang disertai diare.

Muntah
Bayi biasanya akan lebih sering muntah jika diperkenalkan pada beberapa makanan baru atau terlalu banyak makan. Kemungkinan penyebab lainnya adalah alergi, menelan sesuatu yang beracun, terlalu kuat saat batuk atau menangis.

Pada umumnya muntah yang terjadi pada bayi tidak berbahaya, selama kondisi tersebut tidak bersifat persisten. Jika terus menerus muntah bisa jadi sebagai tanda penyakit seperti gastroenteritis, infeksi saluran kemih, infeksi telinga atau sesuatu yang serius lainnya.

Selasa, 26 April 2011

Alergi Susu & Telur Lebih Berbahaya dibandingkan Anak Biasa

Ciri-ciri penyakit eksim antara lain bengkak, kulit teriritasi dan gatal. Anak-anak yang menderita eksim ternyata punya masalah alergi susu dan telur yang lebih parah ketimbang anak-anak biasa. Dalam penelitian yang melibatkan lebih dari 500 anak berusia 3-15 bulan ditemukan bahwa anak-anak menderita eksim walaupun hanya ringan ternyata punya masalah alergi yang parah pada telur dan susu. emuan ini akan membantu dokter dalam merawat bayi yang memiliki eksim dan menderita alergi susu atau telur. Dengan begitu dokter bisa memberikan saran lebih akurat pada orangtua tentang hal-hal yang terkait alergi susu atau telur.

Hasil penelitian ini rencananya akan dipresentasikan pada pertemuan tahunan. Penemuan ini memang tidak terlalu mengejutkan karena sepertiga anak-anak yang menderita alergi makanan kebanyakan akan memperburuk penyakit eksimnya. Anak-anak juga lebih mudah menderita alergi susu dan telur dibanding alergi lainnya seperti alergi seafood atau kacang yang biasanya muncul saat sudah dewasa.

Penaykit Yang Makin Parah Kalau Malam Pada Anak

Penyakit yang sering dialami anak-anak memang biasanya bertambah parah jika malam hari datang. Biasanya orangtua harus mengetahui bagaimana cara untuk mengatasinya. Karena mungkin saja penyakit tersebut riba-tiba datang di malam hari.

Ada beberapa penyakit yang bisa bertambah parah saat malam hari, yaitu:

Batuk.
Hampir semua batuk akan bertambah buruk saat malam hari. Hal ini karena sebagian aliran darah ke saluran pernapasan akan mengalami perubahan saat anak sedang berbaring dan juga udara yang kering dapat memperburuk keadaan. Selain itu batuk yang terjadi biasanya disebabkan oelh infeksi virus yang menetap di saluran napas bagian atas dan akan menyerang saat anak sedang dalam kondisi tidak fit. Orangtua bisa memberikan obat yang diresepkan dokter untuk mengurangi pembengkakan di saluran udara dan meringankan ketidaknyamanan.

Demam
Suhu tubuh secara alami akan naik saat menjelang malam hari, sehingga demam yang ringan di siang hari akan mengalami peningkatan suhu saat malam hari atau ketika anak sedang tidur. Untuk mengatasinya lakukan pengukuran suhu tubuh secara berkala dan memberikan obat penurun panas sebelum anak tidur.

Asma dan alergi.
Anak yang memiliki asma atau alergi tertentu, biasanya akan bertambah parah saat malam hari. Selain itu beberapa alergen kemungkinan banyak terdapat di kamar anak, sehingga meningkatkan paparannya saat anak sedang tidur. Untuk mengatasinya sediakan selalu obat semprot asma di sekitar tempat tidur anak dan juga menyediakan ventilasi yang baik di kamar anak.

Sakit telinga.
Saat berbaring akan meningkatkan pengumpulan cairan atau fluida sehingga memberikan tekanan yang lebih pada jaringan di telinga yang meradang. Untuk mengatasi rasa sakitnya, anak bisa diberikan ibuprofen atau acetaminophen jika berusia di atas satu tahun.

Hidung tersumbat.
Karena saat tertidur atau berbaring, lubang hidung akan semakin membengkak dan membuat kondisinya bertambah buruk. Untuk mengatasinya orangtua bisa menggunakan obat tetes atau semprot untuk hidung yang dapat melembabkan membran dan mengendurkan sekresi, sehingga anak akan lebih mudah untuk bernapas. Namun sebaiknya obat ini tidak digunakan untuk anak di bawah usia 2 tahun. Selain itu usahakan agar suhu di kamar anak tidak terlalu dingin.

Rabu, 20 April 2011

Tips Membahagiakaan Bayi Anda

Semua orangtua ingin anaknya Betapa membahagiakan saat tangis dan tawanya mengisi hari-hari Anda. Bayi kecil Anda bagai permata yang akan selalu Anda jaga seumur hidup. Bila bayi Anda bahagia, maka Anda juga akan berbahagia untuknya. Hmm… bayi bisa merasakan bahagia? Tentu saja bisa. dicintai, termasuk bayi Anda. Meskipun baru kenal dengan dunia, bayi mungil Anda sudah bisa merasakan hangatnya cinta. Mungkin usianya baru beberapa hari. Mungkin bayi Anda belum bisa mengingat wajah-wajah anggota keluarnya. Bayi Anda juga belum pernah Anda ajari mengenai apa itu cinta dan apa itu bahagia. Jangan salah, bukan berarti mereka tidak bisa merasakan cinta dan bahagia seperti orang yang telah dewasa.

Naluri bayi bisa lebih kuat daripada orang dewasa. Mereka bisa merasakan apakah mereka dicintai atau tidak, apakah Anda sedang berbahagia ataupun tidak. Jadi Anda tidak perlu heran bila bayi Anda rewel saat Anda sedang menghadapi masalah yang berat, karena dia tahu tanpa perlu Anda beritahu. Anda pasti tidak ingin bayi Anda yang masih berusia beberapa hari atau beberapa bulan merasakan pahitnya dunia. Anda pasti ingin mengenalkan betapa menyenangkannya dicintai, betapa senangnya merasakan bahagia.

Berikut beberapa tips untuk membahagiakan bayi Anda

Ajak Dia Bercerita
Jangan mengira bayi Anda tidak paham dengan apa yang dia dengar, karena itulah selalu jauhkan diri Anda dari si kecil apabila ingin membicarakan hal yang kurang baik bersama suami atau keluarga Anda. Pastikan bayi Anda mendengar hal-hal yang baik dalam hal apapun.

Buat Dia Nyaman
Membuat bayi Anda nyaman bukan berarti harus memenuhi kebutuhannya dengan box bayi yang mahal, pakaian merk terkenal yang menghabiskan separuh gaji Anda perbulan atau mainan dengan sepuluh sertifikat keamanan. Yang terpenting untuk mereka adalah perasaan yang nyaman.

Ikut Sertakan Keluarga Anda
Proses membuat bayi Anda bahagia tidak bisa Anda lakukan sendiri. Beritahu seluruh keluarga dan orang-orang yang berinteraksi dengan bayi Anda mengenai aturan yang telah Anda rancang. Jangan biarkan Anda menceritakan hal yang membahagiakan tetapi teman Anda berkeluh kesah mengenai sesuatu saat menggendong bayi Anda.

Bernyanyilah Untuknya
Suara jelek dan tidak pernah ikut kursus vokal bukan alasan untuk tidak bersenandung untuk bayi Anda. Suara seorang ibu yang bersenandung adalah nyanyian yang paling ingin di dengar oleh bayi Anda. Menyanyikan sebuah lagu bisa Anda lakukan kapan saja, saat menidurkannya atau pada saat bermain dengannya.

Empat Rutinitas Penting Bayi Anda

Setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk buah hatinya. Untuk itu orangtua harus mengetahui 4 rutinitas penting yang sebaiknya dilakukan oleh bayi. Rutinitas akan membuat hidup menjadi lebih mudah serta membantu membentuk ikatan antara orangtua dengan anak. Bayi akan mengembangkan rasa aman dan kepercayaan ketika ia sudah tahu apa yang akan dilakukannya atau memiliki rutinitas yang sama, sehingga hal ini akan membantunya berkembang. Untuk itu ketahui 4 rutinitas yang penting bagi bayi.

Rutinitas makan.
Makan adalah salah satu kepuasaan bayi yang harus dilayani. Bayi akan lebih bahagia dan santai saat makan jika ia mengetahui sejak awal bahwa ia merasa lapar. Dan jika bayi masih menyusu, maka suplai susu akan lebih konsisten jika orangtua memiliki rutinitas yang sama setiap harinya.

Rutinitas mandi.
Diperlukan waktu yang konsisten, tidak terburu-buru atau tidak sedang stres saat memandikan bayi, sehingga ia terangsang untuk merasa segar dan santai setelah mandi. Untuk itu persiapkan bak, shampoo, sabun, lotion, handuk dan popok bayi sebelum melepaskan pakaian bayi.

Rutinitas bermain.
Bermain adalah kegiatan yang bisa membantunya berkembang, belajar dan menyerap hal-hal baru, karenanya penting untuk menjaga suasana tetap menyenangkan bagi anak. Cobalah memberikan stimulasi lembut seperti membacakan buku untuknya, memberinya mainan baru, menggoyang-goyangkan badan atau berjoget di lantai.

Rutinitas tidur.
Orangtua harus mengetahui tanda-tanda bayi mulai mengantuk seperti kelopak mata murung, menguap, menggosok-gosok mata dan menjadi rewel atau gelisah. Jika bayi merasa tidak nyaman akan membuatnya sulit tidur.

Bayi Butuh Air Lebih Banyak daripada Orang Dewasa

Air merupakan salah satu kebutuhan setiap makhluk hidup. Tapi ternyata kebutuhan air untuk bayi sehat jumlahnya 5 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan orang dewasa. Kebutuhan air bayi itu 10-15 persen dari berat badannya, sedangkan orang dewasa kebutuhannya 2-4 persen dari berat badannya. Berarti bayi sehat membutuhkan air 5 kali lipat lebih banyak dari orang dewasa.

Jumlah kebutuhan air bayi yang paling banyak berdasarkan usianya adalah neonatus (0-28 hari), lalu diikuti oleh bayi (0-12 bulan), anak-anak (1-18 tahun) dan orang dewasa. Kecepatan sikus air pada bayi sangat tinggi, karena itu bayi dan anak cenderung rawan terhadap penyakit yang menimbulkan dehidrasi. Perbedaan antara bayi dan anak dengan orang dewasa dalam hal cairan tubuh mencakup perbedaan komposisi, metabolisme dan derajat kematangan sistem pengaturan air serta elektrolitnya.

Cegah Anak Mengompol Saat Tidur Malam

Orangtua biasanya menghadapi masalah pada anaknya yang sering mengompol saat malam hari. Mengompol biasanya terjadi pada anak-anak hingga sampai berenjak remaja. Ada anak yang dengan sendirinya berhenti mengompol, tapi ada juga yang harus diberi perawatan terlebih dahulu. Saat ini belum dapat dipastikan apa penyebab anak mengompol dan mengapa bisa berhenti dengan sendirinya, tapi ini merupakan bagian dari perkembangan anak yang alami. Rata-rata anak yang mengompol bukan sebagai gejala adanya masalah kesehatan. Mengompol dikenal dalam istilah medis dengan enuresis, merupakan masalah umum yang biasa terjadi pada anak di bawah usia 6 tahun.

Kadang anak-anak yang masih mengompol merasa malu dan bersalah dengan orangtuanya serta perasaan ketakutan jika sedang pergi menginap bersama-sama teman-temannya. Rata-rata mengompol akan berhenti dengan sendirinya, tapi masalah ini kadang membuat anak merasa tidak nyaman. Penting bagi orangtua untuk memberikan dukungan dan kata-kata positif agar anak terbebas dari masalah ini.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah anak mengompol saat tidur:

1. Biasakan anak untuk pergi buang air kecil di kamar mandi sebelum tidur.
2. Cobalah untuk memberikan anak minum lebih banyak pada saat siang hari dan jumlah yang sedikit pada saat malam hari, terutama 2 sampai 3 jam sebelum tidur.
3. Jangan memberikan anak minuman yang mengandung kafein pada malam hari, seperti soda atau teh. Karena bisa meningkatkan frekuensi produksi urine.
4. Cobalah menggunakan alarm untuk membangunkan anak pada malam hari untuk pergi ke kamar mandi.
5. Berilah pujian atau hadiah seperti buku, alat sekolah atau barang yang berguna, jika anak berhasil tidak mengompol.

Perkembangan Bicara Bayi

Orangtua terkadang bingung karena pada usia tertentu anaknya belum bisa berbicara. Hal ini membuat orangtua bertanya apakah kondisi tersebut masih terbilang normal atau justru menandakan adanya gangguan. Seorang psikolog anak menuturkan untuk mengetahui apakah anak mengalami gangguan bicara atau tidak perlu diperhatikan tahapan dari perkembangan bicara anak.


Berikut ini tahapan perkembangan bicara dan bahasa yang dialami anak yaitu:

Usia 0-6 bulan
Perkembangan bicara dan bahasa:

1. Cooing (suara yang tidak beraturan)
2. Menoleh ke sumber bunyi atau berhenti menangis kalau mendengar suara
3. Adanya kontak mata untuk mengikuti gerakan benda

Stimulasi yang bisa diberikan:

1. Berbicara pada bayi dengan penuh atensi
2. Menggunakan intonasi yang menarik
3. Berkomunikasi misalnya bermain cilukba atau bernyanyi saat melakukan aktivitas bersama seperti pada waktu makan, mandi atau ganti popok.

Usia 6-12 bulan
Perkembangan bicara dan bahasa:

1. Babbling atau pengulangan suku kata yang sama seperti mamama atau bababa
2. Meningkatnya pemahaman atas kegiatan sehari-hari
3. Ada echolalia (membeo) mulai dari 3-5 kata

Stimulasi yang bisa diberikan:

1. Memberikan respons pada ocehan yang dikeluarkan si kecil
2. Menggunakan kalimat pendek dengan tempo lambat dan 1 bahasa

Usia 12 bulan
Perkembangan bicara dan bahasa:

1. Mengenali nama sendiri
2. Memahami instruksi sederhana seperti kiss bye atau dagh-dagh
3. Kata pertama sebanyak 5-6 kata

Usia 18 bulan
Perkembangan bicara dan bahasa:

1. Memahami 10-20 kata termasuk nama-nama orang
2. Menyebutkan nama obyek dari foto atau gambar
3. Mulai menggunakan kalimat yang terdiri dari 2 kata
4. Mulai mengungkapkan keinginannya seperti ‘minta’ atau ‘permen’
5. Mampu bertanya dengan kalimat sederhana seperti ‘mana bola?’
6. Menggunakan bahasa non-verbal seperti menunjuk, bersenandung atau bernyanyi

Stimulasi yang bisa diberikan:

1. Memberikan lagu sederhana atau kata yang berulang-ulang
2. Menjelaskan apa yang sedang ditonton si kecil
3. Memberikan pujian

Usia 24 bulan
Perkembangan bicara dan bahasa:

1. Memahami pertanyaan dan perintah sederhana
2. Memahami instruksi yang lebih luas
3. Lebih banyak menggunakan penggabungan dua kata dan menggunakan kalimat yang lebih panjang (3 kata)
4. Anak menunjuk dirinya sendiri dengan nama
5. Mulai menggunakan kata negatif seperti ‘tidak pergi’ atau ‘jangan’
6. Memahami minimal 50 kata
7. Bertahan mengikuti aktivitas selama 6-7 menit

Stimulasi yang bisa diberikan:

1. Memperluas penggunaan kata baru
2. Memperjelas arti suatu kata dengan menggunakan bahasa tubuh dan intonasi
3. Menggunakan percakapan sederhana
4. Merangsang anak dengan pertanyaan sederhana lalu tunggu respons dari anak selama 10 detik
5. Membaca buku dengan kalimat yang berulang-ulang dan sederhana
6. Memberikan permainan dengan istruksi seperti ‘Pegang hidung'.

Kalau Bayi sering B.A.B

Anda sebagai orangtua bayi tentu terkadang mengkhawatirkan akivitas buang air besar (BAB) bayi. Apalagi, kalau si kecil sampai berkali-kali melakukannya dalam sehari. Mungkin warna, bentuk, dan pola BAB pada bayi brda jauh dan orang dewasa. Sebenarnya, sering BAB tidak berarti ada masalah dalam pencernaan si kecil. Itu masih wajar. Bila warna fesesnya (tinja) putih atau disertai darah, nah yang ini patut Anda cemaskan. Boleh jadi ini merupakan tanda ada masalah serius dalam pencernaannya si kecil. Para orang tua dapat memahami secara lebih lengkap mengenai mengenai feses bayi,

Berikut beberapa penjelasan tentang bayi BAB:

WARNA.
Umumnya, feses bayi dapat dibedakan menjadi kuning atau cokelat, hijau, merah, dan putih atau keabu-abuan. Normal atau tidaknya sistem pencernaan bayi dapat dideteksi dari warna itu.

Bentuk.
Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk seperti ter atau aspal lunak. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah itu, feses bayi bisa bergumpal-gumpal seperti jeli, padat, berbiji/seeded dan bisa juga berupa cairan.

11 Hal yang Membuat Bayi Tersenyum

Tahukah Anda 11 Hal yang Bikin Bayi Senyum
1. Petak umpet
Ini adalah tindakan paling disukai bayi. Gunakan selimut favoritnya untuk menyembunyikan wajah Anda, lalu kagetkan ia dengan muncul mendadak, atau cukup gunakan tangan Anda. Kejutan ringan akan membuatnya tersenyum jika tidak terbahak-bahak.

2. Tiup perut
Bayi-bayi amat suka sentuhan. Meniupkan angin dengan mulut Anda menempel akan menimbulkan bunyi-bunyian dan rasa geli pada kulitnya. Lakukan hal tersebut pada perut, tangan, atau telapak kakinya. Tak lama, ia akan mencoba mengikuti Anda melakukan bunyi-bunyian dengan mulutnya sendiri.

3. Berpura-pura makan jari tangan dan kakinya
Bayi sangat suka ketika orangtuanya berpura-pura mengisap jari-jarinya, bahkan anak-anak usia 2 tahun juga suka diperlakukan begini.

4. Buat gelembung-gelembung
Bayi sangat tertarik akan bentuk menarik gelembung yang melayang-layang. Jika Anda melihat kelas berisi bayi-bayi kecil yang ditiupkan balon, Anda akan melihat si bayi-bayi akan berusaha menggapai gelembung tersebut dan memegangnya. Pastikan bahan gelembung tiup itu cukup aman untuk bayi Anda. Biasanya tiup gelembung ini bisa dimainkan bersama anak yang sudah cukup besar.

5. Bersama keluarga
Bayi akan merasa lebih senang ketika ia bisa melihat anggota keluarga lain. Entah itu kakaknya, ayahnya, kakeknya, atau neneknya, tetapi pastikan jangan terlalu ramai. Suara yang terlalu ramai bisa membuatnya merasa tidak nyaman atau terlalu berisik.

6. Gerakan main-main
Bayi sangat suka perhatian dan memainkan muka Anda di depannya entah seberapa memalukan, ia akan tersenyum dan tertawa. Bahkan bersin di depannya pun bisa membuatnya tertawa geli. Tak heran bila banyak orangtua yang memainkan wajah konyol dan aneh di depan anaknya.

7. Karakter favorit
Anak-anak suka mainan berbulu halus, berwarna terang, dan bisa mengeluarkan suara-suara lucu. Tak heran boneka Elmo yang bisa mengeluarkan bunyi-bunyian laku terjual di pasaran. Boneka dari karakter kesukaan akan membuat si kecil tersenyum.

8. Lagu dan musik
Bayi sangat suka musik dan lagu. "Repetisi adalah kunci untuk membuat si kecil mengenal dan suka musiknya," terang dr Natalie Geary, dokter anak dari New York. Bayi suka melihat, melakukan, dan mendengar dalam waktu bersamaan supaya mereka bisa melepaskan rasa kesal dan bisa mengalami serunya mengalami dan mencoba sesuatu. Jika Anda tersenyum dan terlihat senang dari lagu atau permainan, kemudian mengulangi terus, lama-kelamaan ia akan suka juga.

9. Peliharaan
Selain boneka, binatang peliharaan ternyata juga bisa membuat anak tersenyum. Namun, untuk bayi yang masih terlalu kecil, tidak disarankan untuk membawanya dekat dengan binatang peliharaan. Karena bayi masih belum memiliki daya tahan tubuh yang bisa melawan banyak kuman atau virus. Cukup membuatnya melihat binatang dari jauh saja.

10. Menirukan suara binatang
Bayi-bayi senang mendengar suara-suara lucu. Coba ikuti suara-suara bermacam binatang, seperti suara kuda, babi, burung, atau monyet. Jangankan si kecil, pasangan Anda juga mungkin akan ikut-ikutan tertawa.

11. Jika semua gagal, saatnya mengelitiki
Mengelitiki bayi dengan lembut sudah pasti bisa membuatnya tersenyum dan tertawa. Ini juga penting untuk membangun ikatan sentuh dan kedekatan. Sentuhan adalah hal yang penting untuk membuat si bayi tahu bahwa orang yang menjaganya benar-benar fokus padanya, ia pun akan merasa aman dan nyaman.

11 Membuat Bayi Tersenyum

Tahukah Anda 11 Hal yang Bikin Bayi Senyum
1. Petak umpet
Ini adalah tindakan paling disukai bayi. Gunakan selimut favoritnya untuk menyembunyikan wajah Anda, lalu kagetkan ia dengan muncul mendadak, atau cukup gunakan tangan Anda. Kejutan ringan akan membuatnya tersenyum jika tidak terbahak-bahak.

2. Tiup perut
Bayi-bayi amat suka sentuhan. Meniupkan angin dengan mulut Anda menempel akan menimbulkan bunyi-bunyian dan rasa geli pada kulitnya. Lakukan hal tersebut pada perut, tangan, atau telapak kakinya. Tak lama, ia akan mencoba mengikuti Anda melakukan bunyi-bunyian dengan mulutnya sendiri.

3. Berpura-pura makan jari tangan dan kakinya
Bayi sangat suka ketika orangtuanya berpura-pura mengisap jari-jarinya, bahkan anak-anak usia 2 tahun juga suka diperlakukan begini.

4. Buat gelembung-gelembung
Bayi sangat tertarik akan bentuk menarik gelembung yang melayang-layang. Jika Anda melihat kelas berisi bayi-bayi kecil yang ditiupkan balon, Anda akan melihat si bayi-bayi akan berusaha menggapai gelembung tersebut dan memegangnya. Pastikan bahan gelembung tiup itu cukup aman untuk bayi Anda. Biasanya tiup gelembung ini bisa dimainkan bersama anak yang sudah cukup besar.

5. Bersama keluarga
Bayi akan merasa lebih senang ketika ia bisa melihat anggota keluarga lain. Entah itu kakaknya, ayahnya, kakeknya, atau neneknya, tetapi pastikan jangan terlalu ramai. Suara yang terlalu ramai bisa membuatnya merasa tidak nyaman atau terlalu berisik.

6. Gerakan main-main
Bayi sangat suka perhatian dan memainkan muka Anda di depannya entah seberapa memalukan, ia akan tersenyum dan tertawa. Bahkan bersin di depannya pun bisa membuatnya tertawa geli. Tak heran bila banyak orangtua yang memainkan wajah konyol dan aneh di depan anaknya.

7. Karakter favorit
Anak-anak suka mainan berbulu halus, berwarna terang, dan bisa mengeluarkan suara-suara lucu. Tak heran boneka Elmo yang bisa mengeluarkan bunyi-bunyian laku terjual di pasaran. Boneka dari karakter kesukaan akan membuat si kecil tersenyum.

8. Lagu dan musik
Bayi sangat suka musik dan lagu. "Repetisi adalah kunci untuk membuat si kecil mengenal dan suka musiknya," terang dr Natalie Geary, dokter anak dari New York. Bayi suka melihat, melakukan, dan mendengar dalam waktu bersamaan supaya mereka bisa melepaskan rasa kesal dan bisa mengalami serunya mengalami dan mencoba sesuatu. Jika Anda tersenyum dan terlihat senang dari lagu atau permainan, kemudian mengulangi terus, lama-kelamaan ia akan suka juga.

9. Peliharaan
Selain boneka, binatang peliharaan ternyata juga bisa membuat anak tersenyum. Namun, untuk bayi yang masih terlalu kecil, tidak disarankan untuk membawanya dekat dengan binatang peliharaan. Karena bayi masih belum memiliki daya tahan tubuh yang bisa melawan banyak kuman atau virus. Cukup membuatnya melihat binatang dari jauh saja.

10. Menirukan suara binatang
Bayi-bayi senang mendengar suara-suara lucu. Coba ikuti suara-suara bermacam binatang, seperti suara kuda, babi, burung, atau monyet. Jangankan si kecil, pasangan Anda juga mungkin akan ikut-ikutan tertawa.

11. Jika semua gagal, saatnya mengelitiki
Mengelitiki bayi dengan lembut sudah pasti bisa membuatnya tersenyum dan tertawa. Ini juga penting untuk membangun ikatan sentuh dan kedekatan. Sentuhan adalah hal yang penting untuk membuat si bayi tahu bahwa orang yang menjaganya benar-benar fokus padanya, ia pun akan merasa aman dan nyaman.


Sabtu, 16 April 2011

Memilih Sepatu Bayi

Meskipun banyak sepatu bayi yang menggemaskan dipajang di etalase toko, sesungguhnya Anda tidak perlu membeli sebelum buah hati siap melangkahkan kaki-kaki mungilnya. Belilah sepatu bayi yang baik dan aman saat si kecil mencapai tahapan berjalan.

Meski cantik bentuk dan warnanya, janganlah sembarangan membeli sepatu bayi karena tergiur. Carilah sepatu yang menawarkan perlindungan terhadap kaki dan lentur.

Minta bantuan profesional untuk menyesuaikan sepatu dengan kaki bayi untuk kali pertama. Atau, minta bantuan dokter anak untuk mengukur kaki bayi secara tepat saat pemeriksaan rutin.

Sepatu yang terlalu sempit atau longgar bisa menyebabkan masalah serius terhadap bayi, mulai dari kesulitan berjalan, rasa sakit, lecet atau melepuh, sampai terjatuh.

Selain itu, umumnya kaki yang satu memiliki ukuran lebih besar daripada kaki yang lainnya. Jika demikian, cari sepatu dengan ukuran yang pas dengan ukuran kaki terbesar. Tindakan ini lebih aman dibandingkan memilih sepatu dengan ukuran yang lebih kecil.

Sepatu yang ketat dan kaku, meskipun terlihat lebih kokoh untuk anak yang baru belajar berjalan, sesungguhnya justru terbukti menghambat bayi berjalan karena sepatu itu tidak membiarkan si kecil berlatih keseimbangan.

Untuk pilihan material, pastikan sepatu terbuat dari bahan yang memungkinkan kaki untuk ''bernapas'' seperti kanvas. Pastikan bagian pergelangan kaki pada sepatu sesuai dan sepatu mudah dikenakan. Hindari penutup sepatu yang terbuat dari material keras dan tajam, karena berisiko melukai kaki bayi.

Terakhir, carilah sepatu dengan sol antiselip agar anak tidak terpeleset saat berjalan.

Gigi Sehat dimulai dari Gigi Susu



Kerapian gigi susu dapat menghindarkan kelainan komposisi gigi tetap. Pemiliknya pun selalu ingin memamerkan mutiara putih di mulutnya.


Gigi yang rapi, putih nan bersih menjadi modal seseorang untuk memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Untuk itu, perawatan gigi mutlak menjadi hal yang tak bisa ditawar. Ternyata, merawat gigi susu pada anak sama pentingnya dengan gigi tetap pada orang dewasa.

Jika gigi susu tidak terawat dengan baik, bisa saja terjadi kelainan pada komposisi gigi tetap. Tumbuhnya gigi pertama pada bayi memang tak ada patokan pasti. Rata-rata, mulai umur enam bulan, gigi bayi sudah mulai kelihatan. Namun, bisa saja ketika baru lahir, pada gusi tampak garis putih tanda hampir munculnya gigi pertama. Malahan, ada yang setelah ulang tahun pertama lewat, gusi masih belum menunjukkan tanda-tanda kemunculan gigi.

Di Indonesia, gigi anak-anak umumnya baru lengkap pada usia 3–3,5 tahun. Gigi-geligi yang disebut gigi susu tersebut akan tanggal satu demi satu, kemudian digantikan dengan gigi tetap. Jumlahnya sekitar 20 buah, yaitu sepuluh di atas dan sepuluh lagi di bawah. Spesialis gigi dari Hang Lekiu Medical Center drg Marianna mengatakan, gigi susu yang lengkap terdiri dari delapan gigi seri atas-bawah, empat gigi taring atas-bawah, empat geraham kecil kanan atas-bawah, serta empat geraham kecil kiri atas-bawah.

”Perawatan gigi susu sebenarnya lebih mudah dibandingkan gigi tetap karena lebih sedikit serta lebih mudah untuk orangtua memantau makanan yang dikonsumsi anak,” ujarnya. Biasanya, gigi susu rahang bawah lebih dulu timbul daripada gigi susu rahang atas. Gigi susu bayi perempuan pada umumnya timbul lebih awal daripada gigi susu bayi laki-laki.

”Bakal gigi susu sebenarnya terbentuk ketika anak masih di dalam kandungan. Karena itu, kekuatannya tergantung dari asupan gizi, terutama kalsium yang dikonsumsi ibu ketika hamil,” paparnya. Hal senada diungkapkan Associate Director Division of Dentistry Alfred I duPont Hospital for Children Wilmington, Garrett B Lyons Jr DDS.

Dia mengatakan, perawatan gigi pada bayi sebaiknya dimulai sebelum gigi pertama muncul karena sebenarnya gigi sudah terbentuk di dalam gusi. ”Ingatlah, meskipun kita tidak dapat melihat gigi pada bayi, belum tentu tidak ada. Gigi sebenarnya mulai terbentuk pada kehamilan trimester kedua. Ketika bayi lahir, sebenarnya dia telah memiliki 20 gigi utama, yang sebagian besar telah terbentuk penuh di dalam gusi,” ungkap Garrett.

Pada anak, gigi susu mempunyai fungsi istimewa yang tidak dimiliki gigi tetap, yaitu sebagai pedoman penuntun atau penunjuk arah tumbuhnya gigi tetap agar kelak tumbuh pada tempat yang sesuai. Selain itu, gigi susu juga menjaga pertumbuhan lengkung rahang sehingga susunan gigi menjadi teratur. Pergantian gigi susu ke gigi tetap pertama kali dimulai kurang lebih pada usia enam tahun dan berakhir pada usia kurang lebih 12 tahun. Salah satu tanda gigi tetap akan tumbuh umumnya didahului goyangnya gigi susu.

Hal ini karena akar gigi susu jadi pendek akibat dorongan proses keluarnya gigi tetap (resorbsi). Pergantian tersebut memiliki pola tertentu, biasanya dimulai gigi seri tengah, depan, hingga bawah. ”Terkadang orangtua kurang memperhatikan bahwa ketika gigi geraham anaknya rusak disangka gigi susu, padahal gigi tersebut sudah merupakan gigi tetap. Karena itu, perlu dicermati tanggalnya gigi susu yang sudah tergantikan oleh gigi tetap,” papar drg Marianna.

Dia menuturkan, pencabutan gigi susu yang tidak tuntas atau terlalu keras bisa saja meninggalkan akar gigi atau menyebabkan kapalan pada gusi. Jika hal ini terjadi, gigi tetap akan menembus bagian gusi yang lebih lemah, yang terletak di bagian belakang atau depan. ”Hal ini bisa menyebabkan gigi gingsul atau monyong ke depan. Tentu saja pertumbuhan gigi seperti ini dapat mengganggu fungsi maupun estetika gigi,” pungkasnya.

Biasakan Berkonsultasi

Kesadaran orangtua untuk membawa anaknya berkonsultasi dinilai masih rendah. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus anak ke dokter gigi jika sudah terjadi masalah, misalnya ketika pipi anak bengkak karena giginya rusak. Langkah ini kurang bijaksana.

Sebaiknya, ajak si kecil ke dokter gigi setidaknya enam bulan sekali, meskipun tidak ada masalah. Alasannya, bisa saja ada makanan atau susu yang tertinggal, meski sudah dibantu orangtua membersihkannya. Bila dibiarkan, sisa makanan ini dapat merusak gigi anak. Jadi, langkah pencegahan memang selalu lebih baik.

Selain itu, dokter gigi dapat menjadi sumber informasi yang bisa dipercaya dalam menerangkan pentingnya merawat gigi dengan tepat. Sayangnya, orangtua kerap menganggap remeh kesehatan gigi anak. Padahal, kesehatan mulut dan gigi dapat mengganggu perkembangan lain.

Menurut Vincent Iannelli MD, penulis buku The Everything Father’s First Year Book dan Associate Professor Pediatrics pada UT Southwestern Medical Center Dallas, Amerika Serikat, waktu yang paling tepat untuk membawa anak ke dokter gigi berdasarkan rekomendasi The American Academy of Pediatric Dentistry, yaitu ketika anak telah memiliki gigi pertama atau tidak lebih dari usia satu tahun.

”Semakin cepat anak memeriksakan gigi ke dokter gigi, semakin cepat dia belajar menjaga kebersihan mulutnya. Misalnya, menghindari meminum susu dari botol pada malam hari, mengenal cara menyikat gigi dengan benar, dan memakan makanan yang akan mendukung pertumbuhan gigi yang sehat,” ujar Vincent. Dokter gigi akan menjelaskan lebih detail mengenai perawatan gigi si kecil.

Apabila ada pertumbuhan gigi yang belum sempurna, biasanya dokter gigi juga akan membuatkan foto rontgen (X-ray) panoramic. Melalui foto ini, orangtua dapat melihat pertumbuhan gigi dan rahangnya. Mengenai kebiasaan untuk berkonsultasi ke dokter gigi sejak awal tumbuh gigi susu juga diungkapkan drg Marianna.

Dia menyarankan, sebaiknya saat pertama kali anak diajak ke dokter gigi, hanya sebagai perkenalan. Kemudian, pada konsultasi ke dokter gigi kedua, sebaiknya tindakan yang dilakukan pun hanya memeriksa keadaan gigi.

”Yang penting, tindakan pertama tidak boleh menyebabkan trauma kepada anak. Jika anak dibiarkan mengenal dulu dokter gigi, lalu dibiarkan bermain. Misalnya, duduk di kursi yang bisa naik-turun. Kalau sudah seperti itu, tidak mustahil anak yang akan mengajak orangtua ke dokter gigi,”saran Marianna.

Sementara itu, Garrett B Lyons Jr DDS menyarankan agar anak-anak sebaiknya dibawa ke dokter gigi yang secara khusus menangani anak-anak. Dokter gigi ini biasanya terlatih untuk menghadapi beragam masalah pada gigi anak.

Memperkenalkan Perawatan sejak Dini

Sebelum gigi susu tampak, perawatan gusi harus sudah dimulai. Sebaiknya, ini dilakukan secara rutin. Beberapa hal berikut bisa menjadi bahan pertimbangan orangtua saat merawat gusi dan gigi si kecil.

Mulai perawatan sejak dini. Jika gigi baru tumbuh dua atau empat buah, bersihkan dengan kain. Jika gigi sudah tumbuh lebih dari delapan, bersihkan dengan sikat gigi bayi yang mempunyai ujung kecil dan berbulu halus atau yang berbulu karet.

Awalnya, gunakan saja air matang untuk berkumur, tanpa pasta gigi. Jika dia sudah bisa berkumur dan membuang air kumurnya, baru gunakan pasta gigi yang mengandung flourida. Usahakan flourida jangan sampai tertelan. Lebih baik gunakan pasta gigi anak-anak dan berikan secukupnya. Libatkan anak setelah dia mampu memegang sikat gigi, biasanya pada usia 18–24 bulan.

Duduk atau berdirilah bersama si kecil di depan kaca. Dari belakang si kecil, orangtua bisa memegang sikat gigi dan menggosok giginya, sedangkan tangan yang sebelah lagi memegang badan atau dagu si kecil. Menurut drg Marianna, penjelasan orangtua tentang kebersihan mulut mutlak dibutuhkan oleh anak. Berikan contoh kepada anak mengenai kebiasaan dan cara menyikat gigi yang benar.

”Satu hal yang dapat diakukan adalah mengajak si kecil bicara selama kegiatan menyikat gigi berlangsung. Dia akan menikmati acara ritualnya ini dalam suasana menyenangkan. Lambat laun dia akan merasakan betapa pentingnya menyikat gigi setiap hari,” ungkap Marianna. Jangan terlalu sering memberikan anak makanan yang manis dan mudah melekat di gigi atau gusi, seperti permen, cokelat, biskuit.

Makanan seperti itu dapat bereaksi di mulut dan akhirnya membentuk asam yang dapat merusak gigi dan dapat menimbulkan gigi berlubang, gigi tanggal sebelum waktunya, serta gangguan pada ukuran, bentuk, maupun jumlah gigi.

”Memang tidak mungkin melarang anak sama sekali tidak makan makanan manis, seperti permen dan cokelat. Untuk meminimalisasi akibat konsentrasi gula tinggi yang merusak email gigi, biasakan anak minum air putih atau berkumur. Hal ini akan menurunkan konsentrasi gula pada mulut,” tutur Marianna.

Dia juga mengingatkan bahwa penggunaan pasta gigi yang tepat untuk anak juga harus dipertimbangkan dengan baik oleh orangtua. Jangan langsung terbujuk iklan yang menawarkan berbagai rasa. Sebab, belum tentu aman untuk anak ketika tertelan terlalu banyak.

”Jangan pakai pasta gigi yang terlalu banyak karena kemungkinan tertelan oleh anak-anak, terutama yang memiliki berbagai pilihan rasa. Yang penting, ajarkan anak berkumur sejak dini,” tandasnya. Jangan lupa, siapkan makanan kaya kalsium (ikan & susu), fluor (teh, daging sapi & sayuran hijau), fosfor, serta vitamin A (wortel), C (buahbuahan), D (susu), dan E (kecambah). Mineral dan vitamin tersebut diperlukan untuk pertumbuhan gigi anak-anak.

Jumat, 01 April 2011

Tulang Bayi Sehat

Melihat balita anda yang sedang berlari-larian merupakan suatu kesenangan bagi kita sebagai orang tua, apalagi ketika sang anak dapat berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Balita dapat berlarian kesana kemari tentu saja karena tulang bayi sehat Tapi banyak juga anak yang mengalami kesulitan untuk dapat bergerak lincah pada usianya, keadaan tersebut terjadi mungkin dari faktor kelainan tulang maupun kebiasaan kita mendidik balita kita untuk dapat menggerakkan fungsi motoriknya.

Salah satu problema kelainan tulang bayi dan anak-anak adalah keinan tulang kaki dan tulang belakang. Lakukan beberapa hal berikut untuk mencegahnya:

Olahraga bayi. Kita dapat mengonsumsi kalsium sebanyak-banyaknya, tapi bila tidak disertai kebiasaan olahraga rutin, tidak akan mendapatkan tulang sehat. Olahraga yang membuat tulang bayi sehat adalam senam, jalan kaki, lari dan berenang. Mulailah sedini mungkin dengan membaisakan bayi bergerak aktif dan tidak membatasi minatnya bergerak atau berekplorasi.

Sepatu yang benar. Bentuk, bahan, dan sol sepat berpengaruh terhadap kesehatan kaki dan persendian kaki. Kenakan sepatu bayi sesuai usia dan tahap pertumbuhannya, yaitu sepatu untuk merangkak, merambat dan berjalan. Selalu kenakan sepatu dengan ruang tersisa di bagian depan 1,5 cm.

Posisi gendong dan duduk yang benar. Posisi mengendong bayi di samping tubuh Anda dengan kakinya terentang, tidak baik untuk pertumbuhan tulang kakinya. Demikian juga jika ia duduk bersimpuh kaki berbentuk huruf W.

Menjemur bayi.
Sinar matahari pagi membantu pembentukan vitamin D di kulit dan mengurangi risiko terkena gangguan pertumbuhan tulang (ricketsia). Usahakan menjemur bayi sebelum pukul 8 pagi selama 10-15 menit, posisi telentang, telungkup atau bergantian dan hindarkan matanya dari sinar dengan dipangku dan ditunggui. Segera susui setelahnya, karena ia pasti haus.

Sumber : Ayahbunda.com